visitaaponce.com

Geng di Haiti Membuka Tembakan saat Protes di Gereja

Geng di Haiti Membuka Tembakan saat Protes di Gereja
Belum diketahui jumlah korban tewas akibat penembakan yang dilakukan geng saat aksi unjuk rasa menentang kejahatan kriminal.(AFP)

ANGGOTA geng di Port-au-Prince melakukan penembakan terhadap jemaat gereja evangelis, yang melakukan aksi unjuk rasa menentang gelombang kejahatan kriminal di distrik mereka.

Saat ini, jumlah korban tewas akibat serangan pada Sabtu lalu belum diketahui. Peristiwa itu menjadi insiden kekerasan terbaru dari geng yang mengendalikan sebagian besar kota tersebut.

Aksi unjuk rasa ini diorganisir Pendeta Marco Zidor, pemimpin gereja evangelis Piscine de Bethesda. Zidor telah mengumpulkan para pengikutnya, beberapa di antaranya membawa celurit atau tongkat, untuk berunjuk rasa menuju daerah yang dikuasai anggota geng Canaan di utara ibu kota.

Baca juga: Serangan Israel Membuat Bandara Suriah Tutup Lagi

Anggota geng diduga membuka tembakan dengan senjata otomatis ketika kerumunan tiba di tempat tujuan. Video yang dirilis geng tersebut menunjukkan banyak mayat yang berserakan di sekitar lokasi.

Ketika dihubungi AFP, seorang pejabat dari gereja Piscine de Bethesda mengatakan saat ini dia tidak memiliki informasi untuk disampaikan.

Baca juga: WNI di Republik Dominika dan Haiti Waspadai Badai Franklin

Polisi Nasional Haiti mengutuk tragedi yang menyedihkan dan mereka berusaha mencegah tumpahan darah. Pihak kepolisian telah membentuk perimeter keamanan dan berupaya meyakinkan para jemaat agar menghentikan aksi unjuk rasa demi menghindari pertumpahan darah oleh para perampok yang dilengkapi dengan senjata perang.

"Namun, para demonstran mengabaikan pengaturan keamanan... dan tetap tiba di wilayah yang dituju untuk berhadapan dengan anggota geng tersebut," ujar pernyataan Kepolisian.

Kepolisian menyebutkan bentrokan tersebut menyebabkan beberapa demonstran tewas tertembak dan beberapa lainnya terluka. "Sebagian dari mereka yang selamat masih dipegang sebagai sandera."

Salah satu yang selamat adalah Zidor. Jaksa pemerintah, Roosevelt Zamor, memanggilnya untuk hadir di pengadilan pada Senin (28/8) guna mempertanggungjawabkan tuduhan  dia memimpin para pengikutnya menuju kematian.

Yayasan Je Klere, sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM), mendesak pihak penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku, dengan menyoroti ajakan kekerasan dalam khotbah merupakan tindak pidana yang diatur dan dikenai hukuman oleh Kode Pidana Haiti.

Sejak awal tahun 2023, lebih dari 2.400 orang tewas di Haiti akibat gelombang kekerasan dari geng, demikian diungkapkan PBB awal bulan ini. Geng-geng menguasai sekitar 80% wilayah ibu kota, dan tindak kejahatan kekerasan seperti penculikan untuk tebusan, perampokan kendaraan bermotor, pemerkosaan, dan pencurian dengan kekerasan menjadi hal yang umum terjadi. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat