visitaaponce.com

Libia Terus Cari Korban Banjir

Libia Terus Cari Korban Banjir
Kondisi Kota Derna, Libia usai dilanda banjir.(AFP/Handout / UAE MINISTRY OF DEFENCE )

PENCARIAN korban hilang terus dilakukan di Kota Derna, Libia, tempat jenazah masih terdampar di pantai atau membusuk di bawah puing-puing selama hampir seminggu. Hal itu terjadi setelah Badai Daniel memicu banjir besar di timur negara itu, yang telah bertahun-tahun diabaikan di tengah perpecahan politik.

Misi Organisasi Internasional untuk Migrasi di Libia mengatakan lebih dari 5 ribu orang diperkirakan tewas, dengan 3.922 kematian tercatat di rumah sakit. 

Bulan Sabit Merah Libia, Jumat (15/9), menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 11 ribu, sementara ribuan lainnya masih hilang.

Baca juga: Ratusan Mayat Korban Banjir Libia Ditemukan di Pantai Derna

Hampir 40 ribu orang terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut, yang diperparah dengan jebolnya dua bendungan tua. 

Mohamed al Bakkali dari Al Jazeera, melaporkan dari Derna, mengatakan setidaknya 10 mayat telah ditemukan pada Sabtu (16/9) pagi.

“Peluang untuk menemukan korban selamat sangat kecil. Sebaliknya, tim penyelamat menemukan lebih banyak jenazah daripada korban selamat,” katanya.

Baca juga: PBB akan Salurkan Bantuan Rp153 Miliar ke Libia

Kamal Al-Siwi, seorang pejabat yang menangani orang hilang di Libia, mengatakan lebih dari 450 jenazah telah ditemukan dalam tiga hari terakhir dari pantai, termasuk 10 dari bawah reruntuhan.

“Pekerjaan ini sedang berlangsung dan sangat, sangat, sangat rumit. Operasi ini, menurut saya, membutuhkan waktu berbulan-bulan dan bertahun-tahun,” jelasnya.

Di pinggir laut Derna, Sabtu (16/9), sebuah mobil yang rusak terlihat bertengger di atas beton pemecah badai dan kayu apung berserakan di kolam berlumpur. Para penggali bekerja untuk membuka jalan bagi tim penyelamat dan sebuah helikopter memindai laut untuk mencari mayat.

Seluruh distrik Derna, dengan perkiraan populasi setidaknya 120 ribu jiwa, tersapu atau terkubur dalam lumpur coklat setelah dua bendungan di selatan kota jebol pada Minggu (17/9) malam, sehingga mengakibatkan aliran air banjir mengalir ke dasar sungai yang biasanya kering.

“Kami semua terkejut. Kami tidak pernah menduga bencana seperti ini. Saya kehilangan putri kecil saya. Semoga Tuhan menerimanya dan mengasihaninya kami tidak berdaya. Tuhan Yang Mahakuasa adalah batu karang kita,” kata warga Derna, Khalid, kepada Al Jazeera.

Jurnalis yang berbasis di Turki, Nour El Jebri, yang berasal dari Derna, mengatakan puluhan anggota keluarganya terjebak di atap rumah dua lantai mereka sepanjang malam ketika air dari bendungan yang runtuh menggenangi rumah mereka.

“Itu adalah malam yang sangat tragis. Mereka bisa mendengar orang-orang berteriak dan menjerit saat air membawa mereka menuju laut. Mereka tidak berdaya. Keluarga saya tidak dalam kondisi mental yang baik,” kata El Jebri kepada Al Jazeera dari kota Istanbul, Turki.

Bantuan internasional

Bantuan internasional mulai berdatangan ke daerah-daerah yang dilanda banjir dari PBB, Eropa, Rusia dan negara-negara Timur Tengah. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengirimkan bantuan darurat yang cukup untuk menjangkau hampir 250 ribu orang yang terkena dampak Badai Daniel di seluruh Libia timur. Termasuk obat-obatan penting, perlengkapan Operasi dan kantong jenazah untuk korban meninggal. 

Kantor urusan kemanusiaan PBB telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar US$71 juta bagi mereka yang terkena dampak.

Arab Saudi mengumumkan keberangkatan penerbangan pertolongan pertama ke Libia dan Rusia mengatakan penerbangan bantuan ketiga telah tiba dengan membawa rumah sakit keliling.

Sementara itu, sebuah kapal angkatan laut Italia berlabuh di Derna dengan membawa perbekalan termasuk tenda, selimut, pompa air dan traktor, kata Kedutaan Besar Italia di Libia, sambil mengunggah foto kapal-kapal kecil yang membawa peralatan ke darat.

Penyelamatan dan rekonstruksi akan menjadi tantangan karena Libia, yang terjerumus ke dalam konflik bersenjata setelah penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011, kini dijalankan oleh dua pemerintahan, satu pemerintahan yang berbasis di ibu kota Tripoli dan pemerintahan lainnya di timur negara itu.

Komandan pemberontak Khalifa Haftar, yang mendukung pemerintahan timur, mengunjungi Derna. Pasukannya kini mengizinkan masuknya konvoi bantuan yang dikirim oleh pemerintah saingannya sebagai tanda kerja sama untuk memastikan bantuan sampai ke tempat yang dibutuhkan.

Caroline Holt, direktur bencana, iklim dan krisis di Palang Merah Internasional, mengatakan keberadaan ranjau darat di seluruh Libia akibat perang saudara yang sedang berlangsung akan menjadi salah satu dari beberapa tantangan dalam upaya mendapatkan bantuan kepada mereka yang terkena dampak banjir.

“Kami tahu akan ada masalah keamanan di lapangan seperti ranjau darat yang tidak meledak. Ketika banjir sebesar ini datang dan mengganggu bumi, sebatas yang ini, ranjau-ranjau darat itu, yang mungkin dulu pernah terpetakan dengan jelas dan kita paham letaknya, kini semua itu akan terganggu, ” katanya kepada Al Jazeera. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat