visitaaponce.com

6 Orang Meninggal, 13 Orang Hilang Akibat Banjir Sungai di Guatemala

6 Orang Meninggal, 13 Orang Hilang Akibat Banjir Sungai di Guatemala
Banjir akibat hujan deras di Guatema telah menyebabkan 6 orang tewas dan 13 lainnya hilang.(AFP)

DUA anak dan empat orang dewasa ditemukan meninggal setelah sungai di Guatemala meningkat akibat hujan lebat. Banjir tersebut menyebabkan gubuk-gubuk di tepi sungai tersebut terhanyut.

Menurut laporan badan penanggulanan bencana Conred, sebanyak 13 orang, termasuk delapan anak, masih belum ditemukan setelah sungai melanda pemukiman informal yang dikenal sebagai "Dios es Fiel" (Tuhan adalah Setia) pada dini hari.

Upaya penyelamatan melibatkan ratusan pemadam kebakaran, polisi, tentara, dan relawan.

Baca juga: Musim Hujan di India akan Terlambat

"Sungai Naranjo menyapu enam rumah yang sebagian besar terbuat dari bahan seng di bawah sebuah jembatan di pusat Kota Guatemala," ujar juru bicara Conred, Rodolfo Garcia, dalam keterangannya kepada awak media.

Padahal pemerintah daerah sudah melarang pembangunan rumah di kawasan itu, karena sungai mengandung limbah domestik dari sistem saluran kota. Meski begitu ratusan warga yang membutuhkan tempat tinggal memilih mendirikan rumah di tepi sungai. 

Baca juga: 9 Orang Tewas Akibat Kebakaran Pabrik Bola Golf di Taiwan

Setelah hujan deras, Minggu, air yang membawa batu, tanah, dan kotoran manusia meluap dan membanjiri pemukiman ini, meninggalkan sebagian besar hanya tumpukan reruntuhan, seperti yang disaksikan reporter AFP.

Esau Gonzalez, seorang pekerja harian berusia 42 tahun yang merupakan salah satu penduduk pemukiman tersebut, menceritakan bagaimana "sungai tersebut merenggut rumah-rumah dan harta benda tetangga-tetangga. Tetangga-tetangga menghilang."

Gonzalez juga menyampaikan komunitas ini tidak memiliki alternatif lain. "Iuran sewa sangat mahal dan gaji kami tidak mencukupi untuk membayar sewa," katanya.

"Seluruh keluarga telah diambil oleh sungai," tambah Marvin Cabrera, seorang pekerja pengiriman makanan berusia 36 tahun.

Iris Lopez, 27, berharap pemerintah akan memindahkan komunitas ini ke lokasi yang lebih aman. "Tidak ada yang tersisa dari rumah reyot milik saudarinya yang saat itu sedang berkunjung ke ibu mereka."

Laporan menyebutkan puluhan ribu penduduk di Guatemala, yang jumlah penduduknya mencapai 17,7 juta jiwa, hidup dalam kondisi perumahan yang tidak aman, sering kali berada di lingkungan berbahaya seperti ini, di sebuah negara dengan tingkat kemiskinan mencapai 59%.

Menurut Kamar Konstruksi Guatemala dan asosiasi pembangun ANACOVI, negara ini menghadapi defisit perumahan sekitar dua juta unit.

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, mengungkapkan duka cita mendalam dan solidaritas dengan keluarga-keluarga yang terkena dampak melalui pesan di media sosial.

Musim hujan, yang berlangsung dari Mei hingga November, tahun ini telah menelan korban sebanyak 29 jiwa, memengaruhi lebih dari 2,1 juta orang, termasuk lebih dari 10.000 yang kehilangan tempat tinggal mereka, dan merusak empat jalan serta sembilan jembatan. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat