Satu dari Tujuh Orang Thailand Miliki Senjata Api
![Satu dari Tujuh Orang Thailand Miliki Senjata Api](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/92cf3e63578bcb34ca3cc39d937d6e97.jpg)
DIPERKIRAKAN sekitar 10 juta pucuk senjata api beredar di Thailand. Angka itu setara dengan rasio satu senjata untuk setiap tujuh orang.
Data ini menjadikan Thailand sebagai salah satu negara dengan kepemilikan senjata tertinggi di Asia Tenggara. Banyak senjata api yang diselundupkan ke negara tersebut.
Mantan petugas polisi yang sekarang menjadi akademisi Kritsanapong Phutrakul mengatakan penjualan senjata api banyak dilakukan lewat internet.
Baca juga: Thailand Ambil Pelajaran Penting dari Penembakan Massal di Bangkok
"Hanya sejumlah kecil petugas polisi yang punya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melacak pasar senjata secara daring," ujar Phutrakul.
Penyalahgunaan senjata api pun menjadi momok bagi Thailand. Baru-baru ini, seorang remaja menjadi tersangka penembakan di sebuah pusat perbelanjaan yang menewaskan dua orang.
Tersangka berusia 14 tahun itu menyerahkan diri setelah polisi memojokkannya di sebuah toko furnitur desainer. Mayor Jenderal Polisi Nakarin Sukhontawit, dari kepolisian Bangkok, mengatakan petugas kesulitan berkomunikasi dengan tersangka.
Baca juga: Nihil WNI Jadi Korban Penembakan di Bangkok
Pasalnya, tersangka menderita gangguan psikologis dan telah memodifikasi pistol yang dirancang untuk menembakkan peluru kosong. Sukontawit mengatakan tersangka kini tengah menjalani tes kejiwaan untuk menilai apakah dia layak diadili.
Penyelidik mengatakan remaja laki-laki tersebut menjalani perawatan karena penyakit mentalnya. Namun, dia berhenti meminum obat dan melaporkan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menembak orang.
Asisten Kepolisian Nasional Thailand Samran Nuanma mengatakan senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah pistol kosong.
"Tetapi larasnya telah dimodifikasi untuk penembakan," kata Samran.
Kepemilikan senjata tertinggi di kawasan
Insiden ini adalah serangan senjata mematikan ketiga yang terjadi di Thailand dalam empat tahun terakhir.
Penembakan di Siam Paragon itu terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan setahun penembakan massal di sebuah taman kanak-kanak di Thailand utara yang menewaskan 36 orang.
Pada 2020, seorang mantan perwira militer secara membabibuta menembak mati 29 orang di sebuah mal di kota timur laut Nakhon Ratchasima.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, Rabu (4/10), berjanji akan melakukan langkah-langkah pencegahan menyusul insiden penembakan terbaru ini. Sebagian masyarakat kembali berbelanja di Siam Paragon yang sudah dibuka kembali kurang dari 24 jam setelah penembakan.
Srettha Thavisin juga memimpin upacara mengheningkan cipta selama satu menit di mal tersebut sebelum menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dua perempuan korban, satu warga negara Tiongkok dan Myanmar.
"Saya yakin pihak Siam Paragon dan pejabat pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan. Semoga ini menjadi kali satu-satunya kejadian ini terjadi. Pemerintahan saya menegaskan bahwa kami akan memberikan prioritas pada tindakan pencegahan," tambahnya.
Penembakan itu terjadi ketika Perdana Menteri Thavisin berupaya meningkatkan wisatawan ke negaranya. Sektor ini adalah pendorong utama perekonomian terbesar kedua di Thailand, yang sangat perlahan pulih dari pandemi covid-19.
Tiongkok mempunyai peran penting karena merupakan negara asal turis asing terbesar ke Thailand pada tahun-tahun pandemi. Pemerintahan Srettha, bulan lalu, memperkenalkan bebas visa bagi warga negara Tiongkok.
Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Thpanee Kiatphaibool mengatakan lembaga pemerintah akan berbuat lebih banyak untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.
"Kita perlu meningkatkan keamanan di semua bidang bagi wisatawan Thailand dan asing," kata Kiatphaibool. (DW/Z-1)
Terkini Lainnya
Kepemilikan senjata tertinggi di kawasan
Joe Biden Bersikap Tegas pada Konferensi Senjata Api Meski Dihadang Demonstran
Hunter Biden Diputus Bersalah Terkait Kepemilikan Senjata Api
Polri Tangkap ASN Pelaku Jual Beli Senjata Api di Jayapura
Kawanan Maling Motor Diduga Bersenjata Api Beraksi di Kemayoran
Terduga Maling Motor Todongkan Pistol ke Warga di Bekasi, Satu Pelaku Berhasil Diamankan
Perangi C3 hingga Senpi Ilegal, Polda Lampung Gelar Operasi Sikat Krakatau
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Teroris Bersenjata yang Serang Gereja di Dagestan telah ‘Disingkirkan’
Seorang Pemuda di Kabupaten Merangin Tewas Ditembak Orang
Penembakan di Pinggiran Kota Detroit, 9 Terluka Termasuk 2 Anak-Anak
PM Slovakia Robert Fico Kembali Hadir di Publik Setelah Percobaan Pembunuhan
Seorang Pria Suriah Menembak Kedutaan AS di Libanon
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap