visitaaponce.com

Satu dari Tujuh Orang Thailand Miliki Senjata Api

Satu dari Tujuh Orang Thailand Miliki Senjata Api
Pintu masuk mal Siam Paragon, Bangkok, Thailand tempat terjadi penembakan yang menewaskan dua orang.(AFP/Lillian SUWANRUMPHA)

DIPERKIRAKAN sekitar 10 juta pucuk senjata api beredar di Thailand. Angka itu setara dengan rasio satu senjata untuk setiap tujuh orang.

Data ini menjadikan Thailand sebagai salah satu negara dengan kepemilikan senjata tertinggi di Asia Tenggara. Banyak senjata api yang diselundupkan ke negara tersebut.

Mantan petugas polisi yang sekarang menjadi akademisi Kritsanapong Phutrakul mengatakan penjualan senjata api banyak dilakukan lewat internet. 

Baca juga: Thailand Ambil Pelajaran Penting dari Penembakan Massal di Bangkok

"Hanya sejumlah kecil petugas polisi yang punya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melacak pasar senjata secara daring," ujar Phutrakul.

Penyalahgunaan senjata api pun menjadi momok bagi Thailand. Baru-baru ini, seorang remaja menjadi tersangka penembakan di sebuah pusat perbelanjaan yang menewaskan dua orang.

Tersangka berusia 14 tahun itu menyerahkan diri setelah polisi memojokkannya di sebuah toko furnitur desainer. Mayor Jenderal Polisi Nakarin Sukhontawit, dari kepolisian Bangkok, mengatakan petugas kesulitan berkomunikasi dengan tersangka.

Baca juga: Nihil WNI Jadi Korban Penembakan di Bangkok

Pasalnya, tersangka menderita gangguan psikologis dan telah memodifikasi pistol yang dirancang untuk menembakkan peluru kosong. Sukontawit mengatakan tersangka kini tengah menjalani tes kejiwaan untuk menilai apakah dia layak diadili.

Penyelidik mengatakan remaja laki-laki tersebut menjalani perawatan karena penyakit mentalnya. Namun, dia berhenti meminum obat dan melaporkan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menembak orang.

Asisten Kepolisian Nasional Thailand Samran Nuanma mengatakan senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah pistol kosong. 

"Tetapi larasnya telah dimodifikasi untuk penembakan," kata Samran.

Kepemilikan senjata tertinggi di kawasan

Insiden ini adalah serangan senjata mematikan ketiga yang terjadi di Thailand dalam empat tahun terakhir. 

Penembakan di Siam Paragon itu terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan setahun penembakan massal di sebuah taman kanak-kanak di Thailand utara yang menewaskan 36 orang.

Pada 2020, seorang mantan perwira militer secara membabibuta menembak mati 29 orang di sebuah mal di kota timur laut Nakhon Ratchasima.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, Rabu (4/10), berjanji akan melakukan langkah-langkah pencegahan menyusul insiden penembakan terbaru ini. Sebagian masyarakat kembali berbelanja di Siam Paragon yang sudah dibuka kembali kurang dari 24 jam setelah penembakan.

Srettha Thavisin juga memimpin upacara mengheningkan cipta selama satu menit di mal tersebut sebelum menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dua perempuan korban, satu warga negara Tiongkok dan Myanmar.

"Saya yakin pihak Siam Paragon dan pejabat pemerintah telah melakukan yang terbaik untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan. Semoga ini menjadi kali satu-satunya kejadian ini terjadi. Pemerintahan saya menegaskan bahwa kami akan memberikan prioritas pada tindakan pencegahan," tambahnya.

Penembakan itu terjadi ketika Perdana Menteri Thavisin berupaya meningkatkan wisatawan ke negaranya. Sektor ini adalah pendorong utama perekonomian terbesar kedua di Thailand, yang sangat perlahan pulih dari pandemi covid-19.

Tiongkok mempunyai peran penting karena merupakan negara asal turis asing terbesar ke Thailand pada tahun-tahun pandemi. Pemerintahan Srettha, bulan lalu, memperkenalkan bebas visa bagi warga negara Tiongkok.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Thpanee Kiatphaibool mengatakan lembaga pemerintah akan berbuat lebih banyak untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.

"Kita perlu meningkatkan keamanan di semua bidang bagi wisatawan Thailand dan asing," kata Kiatphaibool. (DW/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat