visitaaponce.com

Iron Dome, si Payung Udara Canggih dari Israel

Iron Dome, si Payung Udara Canggih dari Israel
Iron Dome Israel(Dok: Rafael Advanced Defense System)

SEMINGGU lalu, beredar video viral di berbagai media sosial yang memperlihatkan rudal-rudal yang ditembakkan Iron Dome justru berbalik arah dan menyerang beberapa titik di Tel Aviv, Israel, kota yang semestinya dilindungi sistem pertahanan itu. 

Menurut sejumlah laporan, diduga Iron Dome tersebut mengalami malafungsi saat berupaya menjalankan tugas mencegat roket-roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, Minggu (5/11). 

Padahal, selama ini Iron Dome sudah dimanfaatkan dan menjadi salah satu andalan Israel sebagai sistem pertahanan udara yang melindungi negara tersebut dari berbagai ancaman serangan roket yang ditembakkan Hamas maupun Hezbollah ke dalam wilayah Israel.

Baca juga: Pasokan Bahan Bakar Pertama Masuk ke Jalur Gaza

Mengenal Iron Dome

Iron Dome adalah sistem persenjataan yang berfungsi sebagai ‘tameng’ udara bagi Israel untuk mempertahankan serta melindungi wilayah kedaulatan mereka dari berbagai serangan roket, mortar ataupun artileri jarak pendek. 

 

Iron Dome dibuat dua industri pertahanan nasional Israel, yaitu Rafel Advanced Defense System serta Israel Aerospace Industries (IAI). Sistem ini didesain untuk merespons berbagai bentuk serangan yang dinilai mengancam daerah berpenduduk padat di Israel. Sistem pertahanan udara jarak pendek ini mulai diinisiasi program pembuatannya pada 2007. 

Menteri Pertahanan Israel kala itu, Amir Peretz, memilih produk pertahanan udara dari Rafael Advanced Defense System, yang dibuat untuk mencegat tembakan roket-roket, seperti Katyusha dan Qassam. 

Baca juga: Ini Produk dalam Daftar Target Boikot terhadap Israel

Peretz meyakinkan pejabat-pejabat senior di Kementerian Pertahanan Israel dan para petinggi di Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force/IDF) untuk segera memutuskan pilihan terhadap sistem pertahanan antipeluru kendali yang akan digunakan Israel. 

Produk Iron Cap yang diproduksi Indhan Rafael akhirnya menjadi pilihan. Pengembangan lebih lanjut Iron Cap kemudian diharapkan dapat selesai dan diterjunkan pada 2009. Fungsinya ialah mendeteksi datangnya serangan roket Katyusha maupun roket lain buatan Palestina sehingga sistem dapat meluncurkan roket pencegat dan menghancurkan serangan di udara. 

Sistem pertahanan udara Iron Dome kemudian mulai dikembangkan pada 2007 dan dalam rentang waktu 2008 hingga 2010, Israel melakukan serangkaian uji coba. 

Pada 2008, rudal Tamir yang akan menjadi senjata utama Iron Dome untuk menghancurkan target sukses menjalani uji coba. Secara keseluruhan sistem Iron Dome secara perdana diuji coba pada 2009. 

Iron Dome mulai resmi beroperasi pada 2011 setelah mendapatkan persetujuan dari IDF. Pada tahun ini, baterai pertama dikirimkan pada matra Angkatan Udara Israel dan Iron Dome diterjunkan untuk menjalankan misi operasional pertama pada 7 April 2011, di Kota Beersheba, Israel.

Iron Dome sukses melakukan berbagi misi pencegatan, dengan 2.500 intersepsi sukses dilakukan sejak payung udara ini mulai beroperasi pada 2011. 

Efektivitas Iron Dome diklaim mencapai 90%. Keberhasilan yang terus diukir Iron Dome akhirnya menjadikan sistem pertahanan ini dianugerahi penghargaan pertahanan Israel pada 2012.

Bantuan Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) ialah negara yang secara konsisten membantu Israel mengembangkan Iron Dome. Kontribusi AS dimulai pada 2011. 

Dilansir dari Center for Strategic and International Studies, Israel menandatangani perjanjian produksi bersama pada Maret 2014 dengan AS. Perjanjian ini memungkinkan AS untuk bisa memproduksi sistem komponen Iron Dome serta meningkatkan akses negara tersebut terhadap teknologi yang disematkan pada Iron Dome. 

Sebanyak 75% komponen rudal Tamir diproduksi di AS, sementara sejak 2016, AS memproduksi 55% komponen dari sistem Iron Dome. 

Bicara soal dana, AS disebut telah berkontribusi menggelontorkan uang mencapai hampir US$3 miliar untuk membantu Israel mengembangkan Iron Dome.  

Bantuan dari aliansi Israel itu bertahan hingga saat ini. Presiden AS Joe Biden, baru-baru ini, juga mengirimkan proposal paket bantuan persenjataan untuk Israel dengan nilai mencapai US$14 miliar. Paket bantuan ini termasuk rencana pembangunan lebih dari 100 peluncur Iron Dome, sekaligus 14.000 roket pencegat. 

Apabila terealisasi, Israel diperkirakan dapat mengoperasikan 25 baterai baru di seluruh penjuru negeri, secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya. Meshi begitu, analis beranggapan pembuatan peluncur dan rudal baru ini dimaksudkan untuk mengganti sistem Iron Dome yang sudah menua, tetapi masih beroperasional, dengan bantuan finansial dari AS. 

Kondisi ini tidak lantas mengaburkan fakta bahwa AS terus berkomitmen membantu dan mendukung Israel, memastikan bahwa sahabat terdekat AS di Timur Tengah tersebut, memiliki apa pun yang mereka butuhkan untuk mempertahankan wilayahnya dan kedaulatannya

Cara kerja Iron Dome

Ilustrasi: Cara kerja Iron Dome

Secara sederhana, cara Iron Dome bekerja dibagi ke dalam tiga tahap. Ketiga tahapan ini melibatkan tiga komponen-komponen utama dari sistem Iron Dome, yang saling terkoneksi dan terintegrasi. Komponen pertama yang bekerja dalam sebuah misi pencegatan ialah radar multimisi ELM-2084. 

Radar ini berfungsi sebagai komponen untuk mendeteksi serangan seperti kecepatan roket serta arahnya. Kedua, ancaman yang sudah terdeteksi tersebut akan dihitung dampak serangannya oleh komponen kedua, yaitu sistem kendali dan manajemen pertempuran (Battle Management & Control/BMC). Komponen ini akan menghitung titik jatuh dari roket yang ditembakkan musuh. 

Apabila roket tersebut dinilai akan jatuh di wilayah berpenduduk yang dilindungi, komponen terakhir yaitu rudal Tamir akan diluncurkan dari peluncurnya guna mengeliminasi serangan. Iron Dome akan mengabaikan serangan yang diperhitungkan jatuh di wilayah tidak berpenghuni, dan menimbulkan ancaman tidak berarti.

Spesifikasi dan harga

Satu unit baterai Iron Dome memiliki kemampuan untuk mempertahankan wilayah dengan luas 150 km persegi dari berbagai serangan rudal jarak pendek, mortar, maupun roket. Sistem ini juga mampu mendeteksi dan menyerang target dari jarak lebih dari 70 km. 

Per unit baterai Iron Dome dibekali 3 sampai 4 peluncur rudal dan masing-masing peluncur dapat menampung sebanyak 20 rudal. Artinya per satu baterai Iron Dome, dapat beroperasi dengan mengangkut sebanyak 60 hingga 80 rudal Tamir secara keseluruhan. 

Rudal Tamir memiliki spesifikasi diameter sebesar 0,16 meter, panjang 3 meter serta berat mencapai 90 kg. Iron Dome merupakan sistem senjata yang tidak bersifat statis, bersifat mobile serta dapat dioperasikan di segala kondisi cuaca (all weather) 

Kecanggihan yang ditawarkan Iron Dome tentunya hadir dengan biaya yang tidak murah. Diketahui bahwa harga per satu unit baterai Iron Dome ditaksir berkisar US$100 juta, sementara harga untuk per satu unit rudal Tamir mencapai US$50.000. 

Varian Iron Dome dan negara pengoperasinya

Iron Dome juga hadir dalam versi laut yang dinamakan C-Dome dan dioperasikan Angkatan Laut Israel sejak 2017. Sistem senjata ini disematkan pada kapal korvet kelas Sa’ar 5 yaitu INS Lahav. 

Varian Iron Dome yang dapat disematkan pada kapal perang ini dinyatakan resmi beroperasi pada 28 November 2017, setelah sukses melakukan uji coba penembakan langsung dan berhasil menghancurkan beberapa sasaran di atas laut. 

Israel dan AS ialah dua negara yang sementara ini memiliki dan mengoperasikan Iron Dome, dengan Israel setidaknya memiliki 10 baterai, sementara Amerika Serikat memiliki 2 Baterai. 

Namun, sejumlah negara lain di dunia juga disebut sudah memiliki minat untuk meminang Iron Dome, guna memperkuat sistem pertahanan udara mereka. Negara-negara tersebut ialah Azerbaijan, India, Siprus, Aliansi NATO, Korea Selatan, hingga Arab Saudi.

Iron Dome memang dapat dikatakan hadir dengan segudang kecanggihan. Namun, sistem ini juga tidak luput dari salah satu kelemahan umum yang dimiliki semua sistem pertahanan udara di dunia, yaitu penurunan efektivitas apabila harus dipaksa merespons jumlah serangan yang ditembakkan secara bersamaan dalam jumlah besar serta datang dari berbagai arah. Salah satu upaya untuk menanggulangi Iron Dome adalah dengan membanjiri sistem tersebut dengan serangan masif. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat