visitaaponce.com

Rudal Balistik Hipersonik Fattah Iran Mampu Hindari Iron Dome Israel

Rudal Balistik Hipersonik 'Fattah' Iran Mampu Hindari Iron Dome Israel
President Iran Ebrahim Raisi speak saat mengumumkan rudal balistik hipersonik terbaru yang diberi nama 'Fattah.'(AFP/Sepah News)

IRAN memamerkan rudal balistik hipersonik pertama buatannya yang diberi nama 'Fattah',  menurut IRNA, yang disebut-sebut mampu melesat dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.

Kantor berita resmi Iran itu menyiarkan gambar-gambar rudal tersebut yang diperlihatkan dalam acara yang dihadiri Presiden Ebrahim Raisi dan para komandan pasukan elit Garda Revolusi.

"Rudal hipersonik Fattah yang dipandu secara akurat memiliki jangkauan 1.400 km dan mampu menembus semua perisai pertahanan," kata Amirali Hajizadeh, kepala pasukan dirgantara Garda Revolusi, seperti dikutip IRNA.

Baca juga : Rusia Jerat Tiga Ilmuwan yang Bocorkan Rahasia Rudal Hipersonik

Rudal tersebut mampu melesat lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dengan lintasan rumit sehingga sulit dicegat.

Tahun lalu, Iran mengaku telah mengembangkan rudal balistik hipersonik yang mampu bermanuver di dalam dan di luar atmosfer.

Baca juga : Jokowi Gandeng Iran Kembangkan Bioteknologi dan Nanoteknologi

Stasiun TV pemerintah mengatakan rudal Fattah bisa mengincar "sistem anti-rudal canggih milik musuh" dan menjadi lompatan besar di bidang rudal.

"(Rudal) itu mampu menghindari sistem anti rudal balistik paling canggih buatan Amerika Serikat dan rezim Zionis, termasuk Iron Dome buatan Israel," kata TV tersebut. Disebutkan pula bahwa kecepatan tertinggi Fattah mencapai mach 14 (15.000 km/jam).

Meski ditentang AS dan Eropa, Iran mengatakan akan terus mengembangkan program rudal pertahanannya. Namun, para analis militer Barat mengatakan Iran terkadang suka membesar-besarkan kemampuan rudalnya.

Kekhawatiran pada rudal balistik Iran membuat Presiden AS Donald Trump pada 2018 keluar dari perjanjian nuklir yang diteken Teheran dengan enam negara adidaya pada 2015. Setelah itu, Trump menjatuhkan sanksi AS terhadap Iran sehingga Teheran melanjutkan program nuklir yang sebelumnya dilarang.

Situasi tersebut memicu kekhawatiran AS, Eropa, dan Israel bahwa Iran kemungkinan berusaha membuat bom atom.

Iran selalu membantah tuduhan itu. Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk melanjutkan kesepakatan nuklir itu telah mandek sejak September tahun lalu.

Israel, yang tidak diakui oleh Iran, menentang upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir itu dan mengancam untuk melakukan aksi militer jika diplomasi gagal. (Ant/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat