visitaaponce.com

Serangan Bandit Menewaskan 160 orang di Nigeria

Serangan Bandit Menewaskan 160 orang di Nigeria
Ilustrasi.(AFP/DANIEL MUNOZ )

KELOMPOK bersenjata telah menewaskan sedikitnya 160 orang di Bokkos, Nigeria, pada Senin (25/12). Konflik antarpenganutagama dan etnis membuat negara ini hancur.

“Sebanyak 113 orang telah dipastikan tewas ketika permusuhan pada Sabtu (23/12), terus berlanjut hingga Senin dini hari,” kata Kepala Pemerintahan Lokal di Bokkos, Negara Bagian Plateau Monday Kassah.

Kelompok militer, yang secara lokal disebut bandit, melancarkan serangan terkoordinasi di 20 desa. Mereka juga membakar ratusan rumah warga.

“Kami menemukan lebih dari 300 orang terluka yang dipindahkan ke rumah sakit di Bokkos, Jos dan Barkin Ladi," katanya.

Baca juga: Nigeria dan Jerman Sepakati Suplai Gas serta Investasi Energi Terbarukan

Jumlah korban sementara oleh Palang Merah setempat melaporkan 104 kematian di 18 desa di wilayah Bokkos. Setidaknya 50 orang juga dilaporkan tewas di beberapa desa di kawasan Barkin Ladi.

Anggota Parlemen negara bagian tersebut Dickson Chollom mengutuk serangan tersebut dan meminta pasukan keamanan untuk bertindak cepat.

“Kami tidak akan menyerah pada taktik para pedagang maut ini. Kami bersatu dalam memperjuangkan keadilan dan perdamaian abadi,” kata Chollom.

Menurut ketua adat setempat Danjuma Dakil serangan yang dimulai di daerah Bokkos meluas ke wilayah tetangga Barkin Ladi di mana 30 orang ditemukan tewas. Gubernur Negara Bagian Plateau Caleb Mutfwang mengutuk kekerasan tersebut, dan menyebutnya biadab, brutal dan tidak dapat dibenarkan.

“Langkah-langkah proaktif akan diambil oleh pemerintah untuk menghentikan serangan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” kata Juru Bicara Mutfwang Gyang Bere,

Suara tembakan masih terdengar pada Senin (25/12) sore, menurut sumber dari wilayah tersebut, yang berada di garis pemisah antara wilayah utara Nigeria yang mayoritas penduduknya Muslim dan wilayah selatan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Markus Amorudu, warga Desa Mushu, mengatakan warga sedang tidur saat terdengar suara tembakan. “Kami takut karena kami tidak menduga akan terjadi serangan. Orang-orang bersembunyi, namun para penyerang menangkap banyak dari kami, beberapa tewas, yang lain terluka,” katanya kepada AFP.

"Amnesty International mengkritik pemerintah setelah serangan tersebut, dengan mengatakan pihak berwenang Nigeria telah gagal mengakhiri serangan mematikan yang sering terjadi terhadap komunitas pedesaan di negara bagian Plateau," dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

Baca juga: Perusahaan Prancis Total Energies Incar Investasi di Nigeria

Nigeria barat laut dan tengah telah lama diteror oleh milisi bandit yang beroperasi dari basis jauh di dalam hutan dan menyerbu desa-desa untuk menjarah dan menculik penduduk untuk mendapatkan uang tebusan.

Persaingan untuk mendapatkan sumber daya alam antara penggembala nomaden dan petani, yang semakin intensif karena pesatnya pertumbuhan penduduk dan tekanan iklim, juga telah memperburuk ketegangan sosial dan memicu kekerasan.

Konflik jihadis telah berkecamuk di timur laut Nigeria sejak 2009, menewaskan puluhan ribu orang dan membuat sekitar dua juta orang mengungsi, ketika Boko Haram berjuang untuk mendapatkan supremasi dengan saingannya yang terkait dengan kelompok ISIS.

Presiden Bola Ahmed Tinubu, mantan gubernur Lagos yang terpilih pada Februari dalam pemungutan suara yang sangat diperebutkan, telah berjanji untuk menarik lebih banyak investasi ke negara dengan perekonomian terbesar dan terpadat di Afrika dalam upaya untuk mengatasi tantangan keamanan yang terus-menerus terjadi. (AFP/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat