visitaaponce.com

Nigeria dan Jerman Sepakati Suplai Gas serta Investasi Energi Terbarukan

Nigeria dan Jerman Sepakati Suplai Gas serta Investasi Energi Terbarukan
Para pekerja berdiri di bagian Dangote Petroleum Refinery Petrochemicals di Lagos, Nigeria, pada 22 Mei 2023.(AFP/Pius Utomi Ekpei.)

NIGERIA dan Jerman telah menyetujui kesepakatan bagi produsen minyak terbesar di Afrika tersebut untuk memasok lebih banyak gas ke Jerman. Sebaliknya, Berlin juga akan menginvestasikan US$500 juta dalam proyek energi terbarukan. Ini dikatakan kepresidenan Nigeria pada Selasa (21/11).

Sejak menjabat pada Mei, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu menarik investor asing ke negara dengan ekonomi terbesar di Afrika itu. Ia melakukan reformasi subsidi bahan bakar dan kontrol mata uang sebagai insentif.

Tinubu berada di Berlin untuk menghadiri konferensi G20 Compact dengan Afrika. Nota kesepahaman (MOU) untuk kesepakatan gas tersebut ditandatangani antara proyek LNG Riverside Nigeria, yang beroperasi di Delta Niger, dan Johannes Schuetze Energy Import.

Baca juga: Raksasa E-commerce Tiongkok JD.com Bukukan Pertumbuhan Pendapatan

"Proyek ini akan memasok energi dari Nigeria ke Jerman sebesar 850.000 ton per tahun, meningkat menjadi 1,2 juta ton per tahun," kata David Ige, CEO GasInvest, salah satu mitra Nigeria yang menandatangani MoU. Gas pertama diperkirakan keluar dari Nigeria pada 2026.

Pernyataan tersebut mengatakan MoU lain ditandatangani untuk komitmen senilai US$500 juta terhadap proyek-proyek energi digital di Nigeria. Ini bertujuan terutama untuk membawa lebih banyak orang ke perekonomian formal. Jerman juga sedang mendiskusikan perjanjian dengan Siemens untuk membantu pasokan listrik Nigeria yang tidak stabil dan menjadi beban besar bagi warga Nigeria dan dunia usaha. 

Baca juga: Inflasi Italia Melambat ke Level Terendah sejak Pertengahan 2021

Tinubu juga menyatakan minatnya pada Siemens untuk membantu memodernisasi dan memperluas jaringan kereta api Nigeria. Ketika pemimpin Nigeria ini mulai menjabat, ia meninggalkan subsidi bahan bakar yang telah lama diterapkan agar harga bahan bakar tetap rendah, tetapi juga menyebabkan negara tersebut mengeluarkan biaya miliaran dolar AS per tahun untuk mempertahankannya.

Meskipun merupakan produsen minyak dan gas yang besar, Nigeria masih mengimpor sebagian besar kebutuhan bahan bakarnya karena kurangnya kapasitas kilang yang berfungsi. Dia juga membebaskan mata uang naira dalam upaya membantu menarik lebih banyak investor asing yang mewaspadai nilai tukar multitingkat yang sulit dikendalikan di negara tersebut.

Pejabat pemerintah mengatakan reformasi tersebut diperlukan untuk membantu mendatangkan lebih banyak mata uang asing dalam jangka panjang. Namun masyarakat Nigeria juga berjuang dengan melemahnya naira, kenaikan harga bahan bakar tiga kali lipat, dan inflasi lebih dari 27%. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat