visitaaponce.com

MUI Mengaku Kagum Kiprah Imam Ukraina

MUI Mengaku Kagum Kiprah Imam Ukraina
Delegasi masyarakat sipil Indonesia berkunjung ke Ukraina.(Dokpri.)

PERWAKILAN Majelis Ulama Indonesia yang menjadi bagian dari delegasi masyarakat sipil Indonesia mengaku kagum terhadap kiprah Sheikh Murat Suleymanov, pemimpin organisasi administrasi Muslim Ukraina (UMMA). Kekaguman ini diungkapkan KH Arif Fahrudin, Wakil Sekjen MUI Pusat Bidang Ukhuwah Islamiyah, yang mengakui sangat bangga dengan profil dan kiprah Sheikh Murat karena berhasil menampilkan citra Islam yang rahmatan lil alamin dalam masyarakat Ukraina yang mayoritas penganut Kristen Ortodoks.

"Sebagai pemimpin organisasi UMMA (serupa MUI) menempatkan diri Islam sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam, kasih sayang bagi semesta alam), bukan Islam yang kurang ramah bagi nonmuslim," tuturnya, Sabtu (23/12), menceritakan kunjungannya ke Ukraina selama 10 hari.

Dia menuturkan pertemuan dengan Sheikh Murat Suleymanov yang didampingi Ismail Kady, direktur lembaga pusat riset dan sertifikasi halal Al Raid, dan Dilaver Saidahmetov, direktur administrasi UMMA, berlangsung khidmat dan hangat. Sebagai Ketua UMMA, menurut Arif, sosok Murat Suleymanov sangat penting bagi kerukunan antarumat beragama di Ukraina. Dari Murat, MUI mendapatkan gambaran tentang Islam sebagai komunitas minoritas tumbuh bertahan dan berkembang di Ukraina.

Baca juga: Investigasi Bongkar Klaim Israel bahwa Rumah Sakit Gaza terkait Hamas

Dalam kesempatan tersebut, Murat Suleymanov menuturkan dua masjid tempat umat Islam Ukraina hancur terkena serangan bom Rusia secara sengaja di wilayah Severodonetsk dan Bakhmut. Sementara masjid di Kostyantynivka, meski rusak berat, masih dapat difungsikan sebagian. 

"Sebagai bangsa Ukraina, umat Islam di Kyiv langsung bergerak membantu masyarakat. Sejumlah imam bahkan langsung ikut perang. Salah satunya mantan pemimpin UMMA, Sheikh Said Ismagilov, yang sampai sekarang mengawal ruang udara Kyiv dari ancaman Rusia," tuturnya. Dia mengaku bersyukur masjid di Kyiv aman dari serangan udara sehingga mampu terus digunakan sebagai tempat ibadah dan menjadi salah satu pusat pengumpulan bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan ke masyarakat.  

Pengurus Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI dan dosen antropologi Universitas Khairun (Unkhair), Ternate, Yanuardi Syukur, menuturkan pihak MUI membahas tentang potensi kerja sama antara komunitas Islam di Ukraina dan Indonesia. "Kerja sama yang berkelanjutan antara komunitas Islam kedua negara ialah bentuk people to people contact antara kedua negara. Umat Islam terikat oleh rasa ukhuwah islamiyah atau persaudaraan berbasis keislaman di mana pun mereka berada," paparnya. 

Baca juga: Rusia Rebut Maryinka di Timur Ukraina

Yang tak kalah penting, lanjut dia, ialah ukhuwah basyariyah atau persaudaraan yang berbasis pada kemanusiaan. Untuk itu perlu juga dibangun riset komparatif terkait agama dan masyarakat di Indonesia dan Ukraina. Dia mengakui saat ini memang teramat kurang peneliti kita yang mengeksplorasi berbagai hal terkait Ukraina apalagi berkaitan dengan komunitas muslim di Tatar Krimea sebagai penduduk asli Semenanjung Krimea yang sekarang di bawah aneksasi Rusia. Untuk itu diperlukan sekali studi lanjutan atau kolaborasi berkelanjutan berkaitan dengan identitas budaya dinamika dan komunitas Islam berinteraksi dengan masyarakat dan negara khususnya di dunia Barat. 

Selain bertemu Murat Suleymanov, delegasi masyarakat sipil Indonesia juga bertemu Sheikh Ayder Rustemov, pemimpin Mufti untuk Muslim Tartar Krimea, yang sampai saat ini ikut berjuang secara langsung mempertahankan kemerdekaan Ukraina. "Kami meminta bantuan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar untuk mendukung kami. Jangan dibohongi Rusia yang memainkan kartu Palestina. Sudah lama kami bangsa Ukraina mengakui Palestina sebagai sebagai negara," tegasnya kepada delegasi Indonesia.

Menariknya diskusi dengan Sheikh Ayder Rustemov yang berlangsung akrab tersebut harus dilakukan delegasi Indonesia di shelter perlindungan bawah tanah karena ada ancaman serangan udara dari pihak Rusia terhadap ibu kota Kyiv. Selain menemui tokoh-tokoh Muslim Ukraina, delegasi masyarakat sipil Indonesia dalam kunjungannya ke Kyiv dan Lviv bertemu kalangan pemerintah, mantan tahanan perang, kelompok advokasi anak-anak Ukraina yang diculik Rusia, hingga sejumlah akademisi perguruan tinggi. Delegasi masyarakat sipil Indonesia itu juga diikuti Radityo Dharmaputra (dosen Universitas Airlangga Surabaya), Mokhamad Mahdum (Wakil Ketua Baznas), Moses Caesar Assa (Tenaga Ahli Komisi I DPR), dan Dr Algooth Putranto (dosen Universitas Pembangunan Jaya). (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat