visitaaponce.com

Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah

Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah
Papan elektronik yang menampilkan harga saham masing-masing perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, Jepang, Rabu (17/1).(AFP/Kazuhiro Nogi)

SEBAGIAN besar pasar saham dunia melemah karena ekspektasi investor terhadap suku bunga The Fed yang lebih rendah. Ditambah lagi karena komentar-komentar yang saling bertentangan dari para gubernur bank sentral dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Sementara harga minyak awalnya naik sebelum berakhir beragam di tengah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi. “Saham melemah secara keseluruhan pada hari Selasa dan pendorong utamanya adalah revaluasi ekspektasi penurunan suku bunga,” kata Direktur Riset di XTB Kathleen Brooks.

Pasar saham New York tutup pada Senin (15/1), karena memperingati Martin Luther King dan saat dibuka keesokan harinya saham-saham AS melemah. Pelaku pasar terpengaruh perdebatan para pemimpin bank besar AS dengan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Meredup. Imbas Konflik Timur Tengah?

Waller, yang termasuk dalam kelompok dovish, mengatakan The Fed seharusnya dapat menurunkan suku bunga pada 2024. Namun suku bunga harus diturunkan secara metodis dan hati-hati.

Sementara itu, Anggota Dewan Pemerintahan ECB Robert Holzman mengatakan suku bunga kemungkinan tidak ada turun tahun ini. Pernyataannya itu bertentangan dengan ekspektasi pasar tentang suku bunga pada April, kata Analis FOREX.com Fawad Razaqzada.

Baca juga : 4 Hal Tentang Pasukan Houthi di Yaman

Kondisi serupa juga terjadi di pasar saham London, Paris hingga Frankfurt. Ekuitas di Eropa dan Amerika Utara melonjak pada akhir 2023 seiring melemahnya inflasi.

Investor memperkirakan The Fed sedang bersiap untuk membatalkan kenaikan suku bunga AS yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) akan segera mengikuti jejaknya. Terdapat ekspektasi bahwa bank sentral dapat menurunkan suku bunga secepatnya pada Maret.

Namun harapan tersebut memudar pada Januari karena pejabat Fed ingin mempertahankan suku bunga stabil sampai inflasi kembali berada di bawah target mereka. “Kelemahan yang kita lihat di pasar saham Eropa telah berlanjut karena kekecewaan pasar atas suku bunga tetap," kata Kepala Analis Pasar di CMC Markets Michael Hewson.

Meskipun inflasi cenderung menurun, terdapat kekhawatiran akan kembali meningkat. Terutama dengan ketegangan di Timur Tengah yang kaya akan minyak yang membahayakan jalur perdagangan utama.

AS dan Inggris dalam beberapa hari terakhir melancarkan serangan terhadap kelompok militer Houthi, Yaman. Itu sebagai pembalasan atas serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah terhadap Gaza.

Serangan tersebut ditanggapi dengan peringatan akan adanya pembalasan dari kelompok tersebut, yang pada Senin (15/1), menyerang kapal kargo milik Amerika dengan sebuah rudal.

Sebuah kapal kargo milik Yunani juga terkena rudal pada Selasa (16/1). Shell telah menangguhkan transit Laut Merah tanpa batas waktu dan Qatar mengatakan pengiriman LNG akan tertunda karena kerusuhan tersebut.

Harga minyak awalnya naik karena kekhawatiran akan konflik Timur Tengah yang lebih luas, namun kemudian turun karena kekhawatiran akan permintaan karena kesulitan ekonomi global.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mengatakan perekonomian negaranya diperkirakan akan tumbuh lebih kuat dari perkiraan sebesar 5,2% pada tahun lalu. Goldman Sachs mengatakan laba kuartal keempat melonjak 58% dari tahun lalu menjadi US$1,9 miliar karena pendapatan perdagangan ekuitas yang kuat. (NBC/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat