visitaaponce.com

Republik Desak Biden Serang Iran

Republik Desak Biden Serang Iran
Presiden Amerika Serikat Joe Biden(AFP/Kent Nishimura)

PARTAI Republik mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menyerang Iran, yang mendukung kelompok militan di Yordania. Kelompok itu berhasil melancarkan serangan ke pangkalan AS bernama Tower 22, menewaskan tiga orang dan melukai 40 lainnya, Minggu (28/1).

Partai oposisi itu menyatakan akan menggunakan Iran sebagai uji kekuatan Presiden Joe Biden menjelang pemilu AS. 

“Seluruh dunia kini mengamati tanda-tanda bahwa presiden akhirnya siap menggunakan kekuatan Amerika,” kata Pemimpin Minoritas Senat asal Partai Republik, Mitch McConnell.

Baca juga: Pertemuan NATO: Peringatan Terhadap Kemajuan Ukraina Tanpa Dukungan AS

Sementara Petinggi Partai Republik di komite kehakiman Senat dan tokoh garis keras terkemuka Lindsey Graham mendesak Biden untuk menyerang Iran. 

"Pukul mereka (Iran) sekarang dengan keras,” paparnya.

Pesawat tak berawak musuh yang menyerang instalasi yang dikenal sebagai Tower 22 mungkin tidak dapat dideteksi sebagai musuh. Pasalnya kehadirannya bersamaan dengan drone AS yang kembali dari sebuah misi.

Baca juga: Beredar Proposal Terbaru Gencatan Senjata Israel dan Hamas, Ini Bocorannya

Pentagon menegaskan akan melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk membalas serangan mematikan itu. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan Presiden Joe Biden tidak akan menolerir serangan terhadap pasukan AS.

"Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela AS dan pasukan kami,” kata Austin di Pentagon, Senin (29/1).

Pentagon menyebutkan tiga tentara yang tewas dalam serangan itu adalaj tentara cadangan yakni William Jerome Rivers, Breonna Alexsondria Moffett, dan Kennedy Sanders.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al Thani berharap pembalasan AS tidak akan melemahkan kemajuan negosiasi Israel-Hamas. Dia menilai kemajuan telah dicapai untuk mewujudkan perdamaian di Jalur Gaza.

“Saya berharap tidak ada hal yang akan melemahkan upaya yang kami lakukan atau membahayakan prosesnya,” kata Jassim al Thani di Washington, AS.

Jassim al Thani juga mengatakan akan menyampaikan proposal ini kepada Hamas sesegera mungkin. Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan harapannya terhadap kesepakatan tersebut dapat disepakati kedua belah pihak.

“Pekerjaan yang sangat penting dan produktif telah dilakukan. Dan masih ada harapan nyata di masa depan,” katanya.

Seorang pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan pihaknya menginginkan gencatan senjata yang lengkap dan komprehensif, bukan gencatan senjata sementara.

Iran

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih John Kirby mengatakan AS tidak tertarik dengan konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Pihaknya juga tidak ingin terjadi perang lagi.

"Namun, kami pasti akan melakukan apa yang harus kami lakukan. untuk melindungi diri kita sendiri," jelasnya.

Presiden Joe Biden kini menghadapi tindakan penyeimbang, menyalahkan Iran, dan berupaya membalas dengan cara yang tegas tanpa menyebabkan eskalasi konflik Jalur Gaza lebih lanjut. Gedung Putih mengatakan Biden sedang mempertimbangkan beberapa pilihan untuk memberikan tanggapan atas serangan itu.

Pangkalan yang menjadi sasaran, dikenal sebagai Tower 22, terletak di dekat zona demiliterisasi di perbatasan antara Yordania dan Suriah. Daerah tersebut dikenal sebagai Rukban, wilayah gersang yang luas yang pernah menjadi tempat munculnya kamp pengungsi di sisi Suriah sejak bangkitnya kekhalifahan kelompok IS pada 2014.

Lokasi pangkalan tersebut memberikan celah bagi pasukan AS untuk menyusup ke Suriah. Pasukan AS telah lama menggunakan Yordania, sebuah kerajaan yang berbatasan dengan Irak, Israel, Tepi Barat, Arab Saudi dan Suriah, sebagai basis mereka.

Sekitar 3 ribu tentara Amerika biasanya ditempatkan di seberang Yordania. Namun, kehadiran AS di Yordania berisiko membuat marah masyarakatnya. Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 26.600 orang. (The Guardian/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat