Kolombia dan ELN Lanjutkan Perundingan Damai yang sempat Terhenti
PEMERINTAH Kolombia dan kelompok gerilyawan ELN mengatakan pada Senin bahwa mereka akan melanjutkan perundingan perdamaian yang sempat ditunda oleh pemberontak pekan lalu.
Dalam pernyataan bersama di Havana, para pihak mengatakan mereka akan “melanjutkan kegiatan yang ditetapkan” dalam perjanjian sebelumnya sambil mempersiapkan putaran perundingan berikutnya di Venezuela pada April.
Pekan lalu, ELN menyatakan proses tersebut “dibekukan” hingga pemberitahuan lebih lanjut, sehingga mendorong pemerintah untuk menyalahkan para gerilyawan karena telah memperpanjang konflik bersenjata yang telah berlangsung puluhan tahun di negara tersebut.
Baca juga : 23 Orang Tewas dalam Bentrok Senjata antara Militer dan Pemberontak Kolombia
ELN mengatakan proses tersebut telah dimasukkan ke dalam “krisis” karena pejabat departemen Kolombia mengumumkan pembicaraan terpisah dengan para pejuang di sana bahkan ketika upaya nasional untuk mencapai perdamaian sedang dilakukan.
Sejak terpilih pada 2022 sebagai presiden sayap kiri pertama Kolombia, Gustavo Petro telah berupaya mengakhiri enam dekade pertempuran yang telah melibatkan pasukan keamanan, gerilyawan, paramiliter sayap kanan, dan geng narkoba di negara tersebut.
Pembicaraan dengan ELN, atau Tentara Pembebasan Nasional, dilanjutkan pada November tahun itu. Mereka telah diskors pendahulu Petro, Ivan Duque tahun 2019 setelah serangan bom mobil di akademi kepolisian di Bogota yang menyebabkan 22 orang tewas.
Baca juga : Paus Kembal Serukan Perdamaian di Palestina dan Ukraina
Kelompok Marxis telah mengambil bagian dalam negosiasi yang gagal dengan lima pemerintahan terakhir di Kolombia.
Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia, atau FARC, yang jauh lebih besar, meletakkan senjata berdasarkan perjanjian perdamaian bersejarah tahun 2016, meskipun beberapa pejuang pemberontak menolak perjanjian tersebut dan tetap aktif.
Pembicaraan dengan ELN sebagai bagian dari upaya Petro untuk mencapai “perdamaian total” telah menghadapi banyak kemunduran.
Kelompok tersebut, yang terkait dengan perdagangan narkoba, dituduh oleh para pengamat hak asasi manusia memanfaatkan berbagai gencatan senjata untuk memperluas pengaruhnya, merebut lebih banyak wilayah dan merekrut anggota baru.
Didirikan pada 1964, ELN memiliki sekitar 5.800 pejuang, yang aktif terutama di pantai Pasifik Kolombia dan di sepanjang perbatasan dengan Venezuela di timur laut. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Kementerian Penyatuan Korea Selatan Pertimbangkan Bertemu Kelompok Pemberontak Korea Utara
Kolombia Menangguhkan Sebagian Gencatan Senjata dengan Pemberontak EMC
Suriah Kecam Jenderal AS yang Kunjungi Wilayah Kurdi
Tentara Myanmar Gempur Kelompok Pemberontak dengan Serangan Udara
Militer Myanmar Manfaatkan Warga Sipil untuk Jadi Tameng Manusia
Rusia Terbuka Bahas Perdamaian dengan Ukraina
Pertemuan Puncak di Swiss Gagal Capai Kesepakatan Bersama Terkait Perang di Ukraina
Ukraina Menolak Usulan Perdamaian dengan Rusia
Putin Berikan Syarat Perundingan Perdamaian dengan Ukraina
Konflik Palestina-Israel: Menanti Keajaiban selain Hukum Internasional
Benjamin Netanyahu: Syarat Mengakhiri Perang di Gaza Belum Berubah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap