visitaaponce.com

Kolombia Menangguhkan Sebagian Gencatan Senjata dengan Pemberontak EMC

Kolombia Menangguhkan Sebagian Gencatan Senjata dengan Pemberontak EMC
Pemerintah Kolombia mengumumkan penangguhan sebagian gencatan senjata dengan faksi pemberontak bersenjata EMC, setelah serangan kekerasan.(AFP)

KOLOMBIA pada Minggu menangguhkan gencatan senjata dengan faksi pemberontak bersenjata yang dikenal sebagai Staf Jenderal Pusat (EMC) di tiga wilayah berbeda di negara itu, dengan alasan kekerasan termasuk serangan terhadap kelompok Pribumi yang menyebabkan kematian seorang perempuan.

EMC, pemberontak yang bercerai dari kelompok pemberontak FARC ketika itu menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah tahun 2016, membuka pembicaraan dengan administrasi Presiden Gustavo Petro tahun lalu.

Sejak terpilihnya pada 2022, Petro yang beraliran kiri telah berusaha untuk mengakhiri konflik enam dekade antara kekuatan keamanan negara, gerilyawan, paramiliter sayap kanan, dan geng narkoba.

Baca juga : Kolombia dan ELN Lanjutkan Perundingan Damai yang sempat Terhenti

Namun, proses "damai total"nya menghadapi beberapa kemunduran dengan para pemberontak, yang terkait dengan perdagangan narkoba dan dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia memanfaatkan berbagai gencatan senjata untuk memperluas pengaruh mereka, merebut lebih banyak wilayah, dan merekrut anggota baru.

Pengumuman Minggu datang setelah "ketidakpatuhan EMC terhadap gencatan senjata," dan akan membuat militer melanjutkan "tindakan ofensif" terhadap mereka di departemen Narino, Cauca, dan Valle del Cauca, sesuai dengan dekret dari kementerian pertahanan.

Gencatan senjata tetap berlaku di wilayah lain, termasuk Amazon dan sepanjang perbatasan dengan Venezuela, bagaimanapun.

Baca juga : PBB: Korut dan Korsel Langgar Gencatan Senjata dengan Terbangkan Drone

Pengumuman tentang penangguhan gencatan senjata datang setelah pejabat di munisipalitas Toribio mengatakan serangan terhadap komunitas Pribumi di sana telah menyebabkan seorang perempuan berusia 52 tahun tewas dan seorang pria terluka pada hari Sabtu.

Pemerintahan Petro telah menangguhkan gencatan senjata sebelumnya, melakukannya selama beberapa bulan tahun lalu setelah empat orang Pribumi yang membelot dari barisan EMC tewas.

EMC terdiri dari sekitar 3.500 pejuang dan mengendalikan rute perdagangan narkoba di sepanjang perbatasan dengan Ekuador dan Venezuela, menurut intelijen militer. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat