visitaaponce.com

Kelompok Kriminal Haiti Bersumpah Terus Melawan Pemerintah

Kelompok Kriminal Haiti Bersumpah Terus Melawan Pemerintah
Pengunjuk rasa di Haiti membakar ban melakukan protes terhadap pemerintah(AFP)

PERTEMPURAN terjadi di beberapa wilayah ibu kota Haiti, Port au Prince. Banyak bus yang terbakar tergeletak di jalan-jalan dan barikade-barikade yang terbakar memenuhi udara dengan asap tebal berwarna abu-abu.

Kehancuran ini tidak mengendurkan pemimpin geng Haiti Jimmy Cherizier, juga dikenal sebagai Barbecue untuk terus melawan pemerintah. Sebaliknya, dia berjanji akan melanjutkan perlawanan kepada pemerintah untuk menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.

"Pertempuran akan berlangsung selama diperlukan. Kami akan terus melawan Ariel Henry. Untuk menghindari dampak buruk, jagalah anak-anak di rumah," katanya.

Baca juga : Presiden Brasil Mendorong Aksi Cepat Terkait Krisis di Haiti

Cherizier merupakan mantan petugas polisi yang memimpin aliansi geng dan sempat menguasai terminal minyak terbesarnya pada 2022. Dia menghadapi sanksi dari PBB dan Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS).

Pada Jumat (1/3) malam, terdapat laporan bahwa orang-orang bersenjata berusaha mengambil alih pelabuhan peti kemas utama. Geng yang dipimpin Cherizier mengancam akan menyerang lebih banyak kantor polisi.

Sementara itu, sebuah video yang menjadi viral di media sosial menunjukkan dua polisi terbunuh, yang menurut pemimpin serikat polisi Synapoha Lionel Lazare mengungkapkan geng tersebut melancarkan serangan yang menewaskan empat petugas.

Baca juga : Kenari Djaja Ungkap Kunci Berkembang hingga 59 Tahun

Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Haiti menyatakan kemarahan atas tindakan kekerasan dan teror yang dilakukan oleh geng Cherizier. Kemudian juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, dan berjanji akan terus berupaya menyelesaikan konflik tersebut.

Kekerasan ini terus meningkat di tengah kunjungan Henry ke Kenya. Haiti dan Kenya menandatangani kesepakatan bantuan keamanan dengan pengiriman seribu petugas polisi untuk mengatasi kekerasan geng Cherizier.

Henry sebelumnya berada di Guyana untuk menghadiri pertemuan puncak regional Karibia. Dia mengatakan kepada akan mengadakan pemilu pada Agustus 2025.

Henry berkuasa setelah pembunuhan presiden terakhir negara itu pada 2021. Haiti terakhir kali mengadakan pemilu pada 2016.

PBB memperkirakan sekitar 300 ribu orang di Haiti telah meninggalkan rumah mereka. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat