Tank Israel Terbukti Tembakkan Amunisi ke Wartawan Reuters
![Tank Israel Terbukti Tembakkan Amunisi ke Wartawan Reuters](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/15a895d67ad085563ac7f71f8d26164b.jpg)
DUA peluru tank Israel digunakan dalam serangan yang menewaskan seorang jurnalis visual Reuters dan melukai enam lain di Libanon Selatan pada 13 Oktober. Menurut laporan Organisasi Penelitian Ilmiah Terapan Belanda (TNO) yang diterbitkan pada Kamis (7/3), seorang awak tank Israel menembakkan dua peluru ke sekelompok jurnalis yang teridentifikasi dengan jelas dan berlangsung selama 1 menit 45 detik dalam jarak 1,34 km.
Peluru pertama menewaskan Abdallah, 37, dan melukai parah fotografer Agence France-Presse (AFP) Christina Assi, 28. Sementara investigasi Reuters pada Desember meliputi temuan awal TNO bahwa satu tank di Israel telah menembaki para jurnalis.
Dalam laporan terakhirnya pada Kamis, lembaga tersebut mengungkapkan bahwa audio yang ditangkap oleh kamera video Al-Jazeera di tempat kejadian menunjukkan bahwa para wartawan juga mendapat serangan dari peluru kaliber 0,50 yang digunakan oleh senapan mesin Browning yang dapat dipasang di tank Merkava Israel.
Baca juga : Serangan Israel terhadap Jurnalis Patut Diselidiki sebagai Kejahatan Perang
"Skenario yang mungkin terjadi ialah tank Merkava, setelah menembakkan dua peluru tank, juga menggunakan senapan mesinnya ke lokasi para jurnalis," kata laporan TNO. "Hal terakhir ini tidak dapat disimpulkan dengan pasti karena arah dan jarak pasti tembakan (senapan mesin) tidak dapat ditentukan," tambahanya.
Reuters tidak dapat menentukan secara independen terkait awak tank Israel mengetahui bahwa tentara menembaki jurnalis atau tidak dan menembak mereka dengan senapan mesin atau tidak. Jika ya, alasan mereka dipertanyakan.
Tak satu pun dari dua reporter Reuters yang selamat atau jurnalis lain AFP di lokasi kejadian mengingat tembakan senapan mesin tersebut. Semua mengatakan mereka syok saat itu.
Baca juga : Reuters: Tembakan Tank Israel Tewaskan Jurnalisnya di Libanon
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak menanggapi permintaan komentar mengenai aspek apa pun dari serangan terhadap jurnalis. Ketika diminta untuk mengomentari temuan awal TNO pada Desember, IDF mengatakan pihaknya tidak menargetkan jurnalis.
Sehari setelah investigasi Reuters dipublikasikan, dikatakan bahwa insiden itu terjadi di zona pertempuran aktif. Hukum humaniter internasional melarang serangan terhadap jurnalis karena mereka yang berada di media berita punya cakupan perlindungan penuh yang diberikan kepada warga sipil dan tidak dapat dianggap sebagai sasaran militer.
"Kami mengutuk, dengan sekeras-kerasnya, serangan terhadap sekelompok jurnalis yang dapat diidentifikasi dengan jelas, yang bekerja di tempat terbuka. Serangan tersebut menewaskan rekan kami Issam Abdallah dan melukai beberapa lain. Kami mengulangi seruan kami kepada Israel untuk menjelaskan hal ini bisa terjadi dan untuk meminta pertanggungjawaban mereka," kata Pemimpin Redaksi Reuters Alessandra Galloni.
Baca juga : Investigasi Serangan terhadap Jurnalis di Libanon Tunjuk Tank Israel
Direktur Berita Global AFP Phil Chetwynd menegaskan kembali seruannya untuk penyelidikan menyeluruh dan transparan oleh militer Israel. "Jika laporan mengenai tembakan senapan mesin yang berkelanjutan terbukti, hal ini akan menambah bobot teori bahwa ini serangan yang ditargetkan dan disengaja," katanya.
Ihtisham Hibatullah, manajer komunikasi internasional Al-Jazeera, mendesak pemerintah Israel untuk mengungkapkan temuan penyelidikannya sendiri. "Kejadian ini sangat mengindikasikan ada kesengajaan dalam melakukan penargetan sebagaimana dikonfirmasi oleh investigasi, termasuk oleh TNO," ujarnya.
Menteri Penerangan Lebanon tidak menanggapi permintaan komentar. Laporan TNO setebal 70 halaman menjelaskan kerja lembaga penelitian independen di Den Haag itu melakukan triangulasi titik tembak peluru tank dan menganalisis audio tembakan senapan mesin.
Baca juga : 99 Jurnalis Tewas pada 2023, 72 dalam Perang Gaza
TNO mencatat ketujuh jurnalis tersebut mengenakan jaket antipeluru dan helm berwarna biru. Sebagian besar bertuliskan PRESS dengan huruf putih. Mereka telah merekam penembakan lintas batas dari jarak jauh di area terbuka di suatu bukit dekat desa Alma Al-Chaab di Libanon selama hampir satu jam sebelum serangan.
Rekaman video pascaserangan juga menunjukkan mobil hitam milik Reuters bertanda TV dengan huruf kuning besar yang terbuat dari selotip di kap mesin dan atapnya. TNO mengatakan, terdapat garis pandang yang jelas dari tempat penembakan peluru tank hingga lokasi penyerangan. Dalam siaran langsung TV sebelum serangan itu, satu atau lebih drone terdengar dan satu helikopter Israel juga terlihat di atas dalam beberapa rekaman.
Lembaga tersebut dapat mengetahui secara pasti sumber kedua peluru tank tersebut berasal. Ini karena terdapat video ledakan dan penerbangan moncong peluru kedua, selain file audio yang direkam di lokasi kejadian.
Baca juga : Israel Serang 2 Jurnalis Al Jazeera di Rafah dengan Drone, Korban Luka Parah
Analisis TNO terhadap tembakan senapan mesin menunjukkan bahwa satu-satunya kecocokan yang masuk akal ialah senjata kaliber 0,50 yang ditembakkan dari jarak 1,34 km atau jarak yang sama dengan peluru tank tetapi rekaman audio tidak cukup menentukan titik tembak. Namun, fakta bahwa semburan peluru terjadi begitu cepat setelah tembakan tank, ditambah dengan analisis, membuat TNO menyimpulkan bahwa kemungkinan besar peluru tersebut berasal dari tempat yang sama. Lembaga independen tidak menawarkan skenario lain mengenai asal mula tembakan senapan mesin.
Sekitar 30 detik setelah putaran tank kedua, terjadi ledakan sekitar 25 tembakan dari senapan mesin, diikuti oleh sembilan dan 12 tembakan. Lebih dari 30 detik kemudian, terjadi tiga tembakan, kemudian satu tembakan dan ping logam, yang mungkin merupakan peluru yang mengenai dinding rendah di dekat kamera.
Fotografer Reuters Thaier Al-Sudani, 47, juru kamera Maher Nazeh, 53, serta dua jurnalis dari Al-Jazeera, dan satu lagi dari AFP juga terluka dalam serangan tersebut. (CNA/Z-2)
Terkini Lainnya
Bisnis Indonesia Layangkan Somasi Terkait Tindakan Doxing Terhadap Jurnalisnya
Dewan Pers Kecam Doxing terhadap Jurnalis Bisnis Indonesia
AJI Jakarta Kecam Tindakan Doxing Terhadap Jurnalis
Ketum PWI Pusat Ingatkan Wartawan untuk Kritis dan Berwawasan Kebangsaan
Gaji Layak Jurnalis pada 2024 Sebesar Rp8,3 Juta Per Bulan
Perusahaan Pers Didorong Segera Bentuk Tim Satgas PPKS
Tank-tank Israel Masuk Rafah, Pertempuran Meledak di Utara
Rusia Genjot Produksi Tank dan Peralatan Militer
Tank Israel Mengepung Rumah Sakit Nasser di Gaza
Siaga Perang, Kim Jong-un Ikut Latihan Tempur
Serang Balik Rusia, Putin: Ukraina Rugi Besar
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap