PBB Israel Terbukti Secara Sengaja Bunuh Reporter Issam Abdallah di Lebanon
![PBB: Israel Terbukti Secara Sengaja Bunuh Reporter Issam Abdallah di Lebanon](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/404635a14f270ffa6f781c9c5a56c026.jpg)
LAPORAN terbaru PBB menyebut tentara Israel secara sengaja menembaki sekelompok jurnalis yang tengah bertugas di Lebanon selatan pada 13 Oktober 2023. Dalam insiden itu, seorang jurnalis Reuters, Issam Abdallah tewas tertembak.
Investigasi yang dilakukan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) itu dirangkum dalam sebuah laporan yang dilihat dan dilaporkan oleh Reuters pada hari Rabu, (13/3). Dalam laporan itu disebutkan tidak adanya baku tembak di perbatasan antara Israel dan Lebanon selama lebih dari 40 menit sebelum serangan tank Merkava Israel melepaskan tembakan ke arah sekelompok jurnalis yang tengah bertugas.
Abdallah dan rekan seprofesinya saat itu tengah bertugas dengan atribut lengkap seperti kamera dan jaket bertuliskan ‘Press’. Temuan itu membuat PBB meyakini tentara Israel memang menargetkan jurnalis untuk dibunuh dengan menembakkan dua peluru 120mm ke arah mereka.
Baca juga : Badan Bantuan Pengungsi Palestina UNRWA di Ambang Kehancuran
“Penembakan terhadap warga sipil, dalam hal ini jurnalis yang dapat diidentifikasi dengan jelas, merupakan pelanggaran terhadap UNSCR 1701 (2006) dan hukum internasional,” kata laporan UNIFIL, mengacu pada Resolusi Dewan Keamanan 1701.
Laporan setebal tujuh halaman tertanggal 27 Februari menyatakan lebih lanjut: “Dinilai tidak ada baku tembak di Jalur Biru pada saat kejadian. Alasan pemogokan terhadap jurnalis tidak diketahui,”
Berdasarkan Resolusi 1701, yang diadopsi pada tahun 2006 untuk mengakhiri perang antara Israel dan pejuang Hizbullah Lebanon, pasukan penjaga perdamaian PBB dikerahkan untuk memantau gencatan senjata di sepanjang garis demarkasi sepanjang 120 km (75 mil), atau Garis Biru, antara Israel dan Lebanon.
Baca juga : Jumlah Jurnalis yang Terbunuh di Palestina Bertambah Jadi 106 Orang
Sebagai bagian dari misi mereka, pasukan PBB mencatat pelanggaran gencatan senjata dan menyelidiki kasus-kasus yang paling mengerikan.
Selain membunuh Abdallah, dua tembakan tank tersebut juga melukai enam jurnalis lainnya di lokasi kejadian, termasuk dua jurnalis Al Jazeera.
Audio yang ditangkap oleh kamera video Al Jazeera di tempat kejadian menunjukkan para wartawan juga mendapat serangan dari peluru kaliber 0,50 yang sejenis dengan senapan mesin Browning yang dapat dipasang pada tank Merkava Israel. Kemungkinan besar dari titik yang sama dengan tank tersebut, a laporan Organisasi Penelitian Ilmiah Terapan Belanda (TNO) pekan lalu.
Baca juga : Setahun Berlalu, Tak Ada Keadilan untuk Jurnalis Shireen Abu Akleh yang Dibunuh Israel
Laporan TNO menyimpulkan bahwa awak tank Israel melepaskan tembakan senapan mesin ke sekelompok jurnalis di dekat perbatasan dengan Lebanon yang juga menjadi sasaran penembakan.
Laporan sebelumnya oleh Reporters Without Borders (RSF) mengatakan para jurnalis tersebut sengaja menjadi sasaran. Meskipun laporan tersebut tidak mengaitkan tanggung jawab kepada Israel.
Bantahan Tentara Israel
Ditanya tentang laporan UNIFIL, juru bicara militer Israel Nir Dinar mengatakan Hizbullah telah menyerang tentara di dekat komunitas Hanita Israel pada 13 Oktober. Mereka merespons dengan tembakan artileri dan tank untuk menghilangkan ancaman tersebut dan kemudian menerima laporan bahwa jurnalis telah terluka.
Baca juga : PBB Pastikan Jurnalis Abu Akleh Tewas di Tangan Tentara Israel
“IDF menyesalkan adanya kerugian yang dialami pihak-pihak yang tidak terlibat, dan tidak dengan sengaja menembak warga sipil, termasuk jurnalis,” kata Dinar, mengacu pada tentara Israel.
“IDF menganggap kebebasan pers sebagai hal yang paling penting dan mengklarifikasi bahwa berada di zona perang itu berbahaya,” ujarnya.
Dia mengatakan Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian Staf Umum, yang bertanggung jawab meninjau kejadian luar biasa, akan terus memeriksa insiden tersebut.
Menurut situs militer Israel, tim pencari fakta menyerahkan tinjauannya ke departemen hukum militer Israel, yang akan memutuskan apakah suatu kasus memerlukan penyelidikan kriminal.
(Al Jazeera/Z-9)
Terkini Lainnya
Bantahan Tentara Israel
99 Jurnalis Tewas pada 2023, 72 dalam Perang Gaza
Kerabat dan Hamas Tolak Tudingan Israel terhadap Jurnalis yang Terbunuh
Jumlah Jurnalis yang Terbunuh di Palestina Bertambah Jadi 106 Orang
Pekerja Media Dunia Kecam Israel atas Pembunuhan 63 Jurnalis
PM Israel Lindungi Pembunuh Wartawan Aljazeera Abu Akleh
Antisipasi Konflik Meluas, Kemenlu Siapkan Skema Evakuasi WNI dari Lebanon
Hizbullah Ancam Israel dan Siprus Jika Perang Gaza Meluas
Hizbullah Hujani Israel dengan Serangan Roket
Badan Bantuan Pengungsi Palestina UNRWA di Ambang Kehancuran
Israel Lancarkan Serangan Besar ke Lebanon
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap