DPR AS Akan Memberikan Suara Mengenai RUU Bantuan untuk Israel dan Ukraina
![DPR AS Akan Memberikan Suara Mengenai RUU Bantuan untuk Israel dan Ukraina](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/6fb979e6d467551bad0f6387444c4825.jpg)
DEWAN Perwakilan AS akan memberikan suara pekan ini mengenai RUU bantuan untuk Israel dan Ukraina, kata Ketua DPR AS Mike Johnson, Senin, setelah beberapa bulan tertunda karena tekanan dari sayap kanan partainya.
"Minggu ini, kami akan mempertimbangkan undang-undang terpisah dengan proses amendemen yang terstruktur dan relevan untuk... mendanai sekutu kami Israel, mendukung Ukraina dalam perangnya melawan agresi Rusia, memperkuat sekutu kami di Indo-Pasifik, dan mengesahkan langkah-langkah tambahan untuk melawan musuh-musuh kami dan memperkuat keamanan nasional kami," kata Johnson di X.
Bantuan AS telah mandek di Kongres yang terbelah, dengan Johnson -sekutu calon presiden Republik, Donald Trump - menghalangi RUU bantuan sebelumnya sebesar US$95 miliar yang diminta Presiden AS Joe Biden untuk Israel, Ukraina, dan Taiwan. RUU ini telah disetujui oleh Senat.
Baca juga : Biden Ancam Veto RUU Bantuan untuk Israel. Kenapa?
"Kami tidak akan memberikan suara mengenai tambahan Senat dalam bentuknya saat ini," kata Johnson kepada para wartawan pada hari Senin, mengacu pada paket US$95 miliar, "tetapi kami akan memberikan suara untuk masing-masing tindakan ini secara terpisah dalam empat bagian yang berbeda."
Sebelumnya, Selasa, Gedung Putih menolak RUU yang hanya berisi bantuan untuk Israel.
"Kami tidak akan menerima RUU yang berdiri sendiri. RUU yang berdiri sendiri tidak akan membantu Israel dan Ukraina," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam sebuah konferensi pers.
Johnson sedang berjalan di tepi pisau mengenai bantuan untuk Ukraina, karena Trump dan anggota parlemen sayap kanan di DPR telah semakin skeptis terhadap penyaluran miliaran dolar untuk perlawanan Kyiv terhadap pasukan Rusia yang menyerbu.
Ukraina dalam beberapa bulan terakhir semakin frustrasi dengan penundaan bantuan dari Barat, termasuk pertahanan udara yang dikatakan mereka sangat dibutuhkan untuk menolak serangan Rusia. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Joe Biden Umumkan Kesepakatan Bantuan US$50 Miliar untuk Ukraina di KTT G7
Garis Merah Biden terhadap Gaza: Retorika Kosong atau Perubahan Kebijakan yang Nyata?
AS Setop Kirim Bom ke Israel Terkait Kekhawatiran Serangan ke Rafah
Ukraina Memperingatkan Pemperburukannya di Medan Perang saat Rusia Klaim Kemajuan Baru
Bantuan Militer AS Bukan Senjata Ajaib untuk Ukraina
Israel Sebut Bantuan Militer AS Sebagai 'Pesan Kuat' Ke Musuh
Terungkap, India Ekspor Roket dan Bahan Peledak ke Israel
Warga Gaza Butuh Lebih dari Sekadar Makanan
PBB Minta Israel Menghentikan Serangan Terhadap Fasilitas Medis di Gaza
Militer Israel Tuduh Tanpa Bukti Staf MSF
Mahkamah Agung Israel Putuskan Siswa Seminari Ultra-Ortodoks Wajib Direkrut Militer
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin: Diplomasi Diperlukan untuk Hindari Perang Israel-Hizbullah
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap