visitaaponce.com

Konflik Domestik Timur Tengah Berkembang Cepat dan Menarik Perhatian Dunia

Konflik Domestik Timur Tengah Berkembang Cepat dan Menarik Perhatian Dunia
Ilustrasi: Yahudi ultra-Ortodoks berkumpul pada 30 April 2024 di sekitar sisa-sisa salah satu rudal balistik yang ditembakkan oleh Iran(Menahem Kahana / AFP)

PENGAMAT Internasional UI Broto Wardoyo mengatakan konflik domestik di Timur Tengah bisa berkembang dengan cepat dan menjadi konflik global karena lebih menarik perhatian dunia.

"Modelnya selalu interaktif, jadi bukan hanya kekuatan global saja yang masuk tetapi kekuatan-kekuatan lokalnya berusaha untuk menarik kekuatan global," kata Broto dalam diskusi eskalasi konflik Iran-Israel: Masih ada asa perdamaian di Timur Tengah di UI Senin (30/4).

Ketika terjadi serangan balasan Iran terhadap Israel, Dosen Hubungan Internasional Fisip UI itu menyebut bahwa beberapa akademisi memikirkan skenario terburuknya. Pasalnya, akan diikuti keterlibatan negara-negara besar sehingga berimplikasi pada banyak hal.

Baca juga : Konflik di Timur Tengah, Indonesia Ambil Langkah Antisipatif Redam Dampak untuk Perekonomian Nasional

"Paling dikhawatirkan adalah perang dunia," ujarnya

Di Timur Tengah terdapat 3 kekuatan yang dominan yakni Saudi, Israel dan Iran. Menariknya, polarisasi ketiga negara itu mengikuti logika keseimbangan.

"Mereka akan selalu berusaha mengimbangi satu sama lainnya supaya tidak ada kekuatan yang sangat dominan di kawasan," sebutnya.

Baca juga : Hendak Serang Balik Israel, Sebetulnya Seberapa Kuat Posisi Militer Iran?

Dia menambahkan ada periode Israel-Iran dekat, untuk mengimbangi Saudi dan ada juga periode Israel-Saudi dekat untuk mengimbangi kekuatan Iran.

"Logika itu yang selalu mereka pakai, jadi mereka tidak menginginkan salah satu dari mereka kekuatan tunggal di kawasan," lanjutnya

Kemudian ada beberapa kekuatan dunia yang terlibat secara aktif di Timur Tengah. Lanjut Broto, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia dan Tiongkok.

Baca juga : Timur Tengah Masuki Era Baru dengan Serangan Israel Terhadap Iran

"AS, Rusia dan Tiongkok model keterlibatan yang berbeda," paparnya.

Mirip dengan Film

Sementara itu, Dosen Studi Arab FIB UI Bastian Zulyeno, mengatakan bahwa serangan 300 misil Iran terhadap Israel mirip dengan judul film yang kontroversial pada 2006.

"Film ini bercerita tentang sejarah panjang persia, kenapa film ini menjadi kontroversial karena menurut para ahli sejaran Iran, film yang dibuat Hollywood ini tidak sama dengan sejarah yang tertulis," sebutnya.

Baca juga : Turki Serukan Semua Pihak Tahan Diri terkait Konflik Timur Tengah

Film memberi kontribusi pada intensitas kemarahan Iran, karena dianggap sebagai penistaan terhadap tradisi dan budaya.

Sedangkan Dosen Studi Arab FIB UI Ade Solihat mengungkapkan fakta bahwa ada sebuah keraguan sebagian kalangan pada serangan Iran terhadap Israel.

"Serangan Iran terhadap Israel dilihat dengan sebuah keraguan, karena perbedaan mazhab. Banyak yang menganggap itu (serangan) hanya basa basi, Iran pura-pura," katanya.

Menurutnya, masa lalu sering dianggap statis oleh sebagian orang dan menilai sama. Padahal, kebijakan itu tergantung rezim yang berkuasa dan pengimbangan kekuasaan.

"Jadi tidak bisa berbicara mazhab, ketika masing-masing sedang menghitung untung rugi," lanjutnya

Dia juga menyoroti penolakan serangan Iran terhadap Israel justru diperlihatkan Yordania. Itu tidak terlepas dari keseimbangan dan hitung-hitungan antar negara. (Fer/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat