visitaaponce.com

AS Bantah Dermaga Bantuan Sementara di Gaza Terlibat dalam Operasi Penyelamatan Sandera Israel

AS Bantah Dermaga Bantuan Sementara di Gaza Terlibat dalam Operasi Penyelamatan Sandera Israel
Amerika Serikat menegaskan dermaga bantuan sementara di Gaza tidak digunakan dalam operasi penyelamatan sandera oleh Israel(X/@Centcom)

AMERIKA Serikat menegaskan dermaga bantuan sementaranya di Gaza tidak digunakan dalam operasi penyelamatan sandera Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, yang menewaskan lebih dari 270 orang.

Pentagon menyatakan laporan yang mengaitkan dermaga dengan serangan Israel, Sabtu, yang mengakibatkan pembebasan empat sandera yang ditahan oleh Hamas adalah "tidak akurat".

“Itu dekat, tetapi saya pikir itu kebetulan. Sekali lagi, dermaga, peralatan, dan personel yang mendukung upaya kemanusiaan itu tidak ada hubungannya dengan operasi penyelamatan [militer Israel],” kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder kepada wartawan.

Baca juga : 4 Fakta Operasi Penyelamatan Sandera Israel Berakhir dengan Korban Besar

Dia menambahkan operasi Israel, meskipun dekat dengan dermaga apung AS tidak menempatkan personel Amerika pada "risiko yang lebih besar".

"Untuk menekankan, dermaga sementara di pantai Gaza dipasang untuk satu tujuan saja: untuk membantu memindahkan bantuan penyelamatan jiwa yang sangat dibutuhkan ke Gaza," kata Ryder.

The Washington Post melaporkan pada hari Minggu bahwa militer Israel menggunakan helikopter di pantai "tidak jauh dari" dermaga AS untuk mengevakuasi tiga sandera dan tentara yang membebaskan mereka.

Baca juga : 274 Orang Tewas Ketika Serangan Israel ke Kamp Pengungsi Nuseirat

Militer Israel membombardir intensif area Nuseirat selama operasi tersebut, menewaskan setidaknya 274 orang, termasuk puluhan perempuan dan anak-anak, menurut otoritas Palestina di Gaza.

Pemerintahan Presiden Joe Biden memuji penyelamatan sandera tersebut.

“Kami menyambut baik penyelamatan empat sandera yang setelah delapan bulan penahanan akhirnya bersatu kembali dengan keluarga mereka di Israel. Amerika Serikat tidak akan berhenti sampai setiap sandera dipulangkan,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.

Baca juga : Militer AS Bantah Dermaga Bantuan Gaza Berperan dalam Serangan Kamp Nuseirat

Sementara militer AS telah membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut, beberapa media internasional, termasuk The New York Times, telah melaporkan bahwa pejabat Amerika memberikan intelijen yang membantu operasi tersebut.

Hamas mengecam dugaan keterlibatan Washington dalam misi tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu “sekali lagi membuktikan keterlibatan pemerintah AS dan partisipasi penuhnya dalam kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza”.

Kelompok Palestina tersebut mengatakan serangan itu juga menimbulkan pertanyaan tentang keprihatinan AS yang dinyatakan atas situasi kemanusiaan di Gaza.

Baca juga : Harapan Membesar Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Biden mengumumkan keputusan untuk membangun dermaga kemanusiaan pada bulan Maret di tengah blokade Israel di Gaza, yang telah memicu kekhawatiran akan kelaparan.

Dermaga apung AS selesai dibangun pada Mei, tetapi dalam beberapa minggu, mengalami kerusakan akibat cuaca buruk, memerlukan perbaikan. Dermaga tersebut dipasang kembali pada hari Jumat.

Kelompok-kelompok bantuan telah berargumen selama berminggu-minggu bahwa dermaga AS tidak memadai untuk menggantikan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui jalur darat.

Pada akhir Mei, 20 organisasi bantuan, termasuk Doctors Without Borders, menyebut dermaga yang dipasang AS sebagai bagian dari "perubahan kosmetik" yang gagal mengatasi krisis dengan memadai.

"Seiring meningkatnya serangan Israel di Rafah, aliran bantuan yang tidak menentu ke Gaza telah menciptakan ilusi akses yang lebih baik sementara respon kemanusiaan pada kenyataannya berada di ambang kehancuran," kata kelompok-kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Serangan Nuseirat dapat memperdalam krisis kemanusiaan di Gaza. Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) menghentikan pengiriman bantuannya di Gaza setelah operasi tersebut.

"Dua gudang kami dibom kemarin, jadi kami mundur sejenak untuk memastikan bahwa kami berada dalam kondisi aman sebelum kami memulai kembali," kata Direktur Eksekutif WFP Cindy McCain kepada CBS News, Minggu. (Al Jazeera/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat