visitaaponce.com

Kunjungi Bandung dan Cimahi, Muhammad Farhan Bahas Sampah dan Tengkes

Kunjungi Bandung dan Cimahi, Muhammad Farhan Bahas Sampah dan Tengkes
Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan mengunjungi warga Pasir Impun, Kota Bandung.(DOK/PRIBDI)

ANGGOTA DPR RI Muhammad Farhan Fraksi menggelar reses dengan mengunjungi Kota Bandung dan Cimahi, Jumat (20/10). Dengan tema Sama-Sama Bersama Bantu Sesama, dia mengunjungi warga di Kelurahan Pasir Impun, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

Bersama anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi NasDem, Rendiana Awangga, keduanya membahas BPJS UHC (Universal Health Coverage) dan tengkes di Kota Bandung.

"BPJS UHC merupakan sebuah program yang sudah dilaksanakan di Kota Bandung sejak dua tahun lalu. Setiap tahunnya Pemerintah Kota menganggarkan Rp240 miliar untuk BPJS UHC, yang menjadi solusi permasalahan kesehatan di Kota Bandung," kata Rendiana.

Menurut dia, dengan menggunakan BPJS UHC, masyarakat yang memiliki KTP Kota Bandung dan minimal sudah tinggal di Kota Bandung selama satu tahun dapat menggunakan BPJS UHC tanpa memiliki BPJS. Mereka  cukup datang ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit, dan cukup menggunakan BPJS UHC.

Sementara Muhammad Farhan mengungkapkan, Pasir Impun merupakan Kelurahan di Kota Bandung yang tingkat kesejahteraannya sudah baik, tetapi bukan berarti masalah sosialnya tidak ada.

"Seperti yang saya dengar dari warga, ada masalah pendistribusian bantuan sosial dari pemerintah yang tidak merata. Hal itu tersebut penting untuk diperhatikan, karena ada masyarakat yang tidak mampu atau terlantar tidak mendapatkan bantuan," ungkapnya.

Dalam soal tengkes, Farhan menyatakan pentingnya posyandu harus mandiri, untuk memberikan contoh makanan tambahan kepada warga sebagai bagian dari edukasi. "Masalah tengkes harus ditangani pemerintah daerah dengan membuat edukasi hingga ke tingkat bawah."


Terkait masalah sampah, Muhammad Farhan mengungkapkan, setiap hari warga Kota Bandung memproduksi 1.509 ton sampah, "Dari sekian banyak itu, 700 ton adalah sampah organik alias bekas makanan."

Menurut dia, hanya 11% RW di seluruh Kota Bandung yang melaksanakan Kang Pisman. "Jadi memang memilah sampah itu tidak mudah. Kang Pisman itu konsep yang bagus tetapi tidak dilaksanakan oleh kita semua, dan ini problem buat kita semua." (SG)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat