visitaaponce.com

Multiple Myeloma, Risiko Meningkat dengan Pertambahan Usia

Multiple Myeloma, Risiko Meningkat dengan Pertambahan Usia
Ilustrasi(freepik.com)

MENDIANG Ratu Elizabeth II disebut berjuang melawan penyakit multiple myeloma beberapa bulan menjelang wafatnya. Hal tersebut diungkapkan dalam biografi yang ditulis Brandreth, yakni Elizabeth: An Intimate Portrait. Ratu Elizabeth II, kata Brandreth, tampak selalu kelelahan, mengalami penurunan berat badan, dan kesulitan bergerak, diduga karena penyakit tersebut.

Secara global terjadi peningkatan kasus multiple myeloma sebanyak 126% dari 1990 hingga 2016 dan sebesar 106% hingga 192% untuk semua kuintil SDI (Socio Demographic Index). Tiga wilayah dunia dengan tingkat kejadian multiple myeloma tertinggi berdasarkan usia ialah Australia, Amerika Utara, dan Eropa Barat.

Walaupun Indonesia tidak termasuk tiga wilayah tersebut, berdasarkan data Globocon 2020, diperkirakan terdapat 3.151 pasien baru terdiagnosis multiple myeloma di Indonesia.

Baca juga : Kanker Limfoma/Kelenjar Getah Bening: Penjelasan, Pengobatan dan Cara Menghindarinya

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik Ralph Girson Gunarsa mengungkapkan multiple myeloma merupakan salah satu jenis kanker darah yang menyerang sel plasma di sumsum tulang belakang.

"Kondisi ini terjadi saat sel-sel plasma yang tidak normal (abnormal) tumbuh dan berkembang secara berlebihan dan mengganggu sel-sel yang sehat di sekitarnya," kata Ralph dalam diskusi daring, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan sel-sel kanker itu juga memproduksi antibodi abnormal. Selain tidak bisa berfungsi untuk melindungi tubuh, penumpukan antibodi abnormal tersebut bisa merusak organ tertentu, seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf.

Baca juga : Kenali Gejala Kanker pada Anak

Komplikasi

Risiko multiple myeloma meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan umumnya tidak dapat disembuhkan, dengan angka kematian yang masih sangat tinggi. "Sekitar setengah dari pasien yang baru terdiagnosis tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun dan sekitar satu dari 10 pasien dengan multiple myeloma akan meninggal dalam waktu kurun waktu satu tahun setelah didiagnosis," bebernya.

Ia menjelaskan gejala yang sering mirip dengan penyakit lain membuat pasien datang sudah dalam keadaan terlambat untuk mendapatkan perawatan.

Gejala multiple myeloma umumnya tidak spesifik seperti nyeri punggung yang sering dialami, nyeri dada, sakit perut, dan tidak selalu berupa rasa nyeri pada tulang.

Baca juga : 15 Pesan Semangat untuk Peringati Hari Kanker Anak Sedunia

Namun, pasien perlu waspada akan nyeri yang persisten dan tidak dapat dijelaskan, merasa tidak sehat secara umum, atau kondisi anemia yang penyebabnya tidak diketahui. "Dengan gejala tersebut pasien diharapkan segera melakuan pemeriksaan myeloma," imbuh dia.

Jika tidak segera ditangani, multiple myeloma dapat menyebabkan beragam komplikasi antara lain gangguan pada tulang, seperti nyeri tulang, tulang keropos, dan tulang patah, mudah terkena infeksi, anemia dan trombositopenia, serta gagal ginjal.

"Jika Anda memiliki gejala-gejala seperti merasakan nyeri yang cukup lama dan tidak dapat dijelaskan, kemudian Anda sering merasa tidak sehat, dan bila Anda mengalami anemia yang penyebabnya tidak diketahui, segeralah periksakan diri Anda untuk pemeriksaan myeloma," pungkas dia.

Kanker itu belum dapat disembuhkan, tetapi terdapat sejumlah pengobatan agar pasien dapat beraktivitas normal, antara lain pemberian obat-obatan berbentuk tablet, infus, atau kombinasi keduanya, yaitu bortezomib, lenalidomide, dan deksametason. Langkah lain ialah dengan transplantasi sumsum tulang belakang atau stem cell serta radioterapi untuk menghancurkan sel kanker. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat