visitaaponce.com

Kala Aksi Monyet tak Bersahabat

Kala Aksi Monyet tak Bersahabat
Petugas BKSDA setempat telah menangkap tiga ekor kera yang berkeliaran di pemukiman dan meresahkan warga.(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

TANAMAN hortikultura milik warga di Kedusunan Bunut, Desa Citamba, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, belakangan ini menjadi bulan-bulanan serbuan monyet ekor panjang.

Gerombolan primata ini turun dari Gunung Galunggung diduga karena di pegunungan sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan akibat kemarau panjang. Aksi terjadi sejak Ramadan hingga saat ini. Monyet-monyet makin menjadi dalam menjarah tanaman milik warga.

“Lahan perkebunan mengalami kerusakan atas serangan hama monyet. Tanaman singkong, ubi, pisang, jagung, dan kacang tanah habis dimakan,” kata Sekretaris Desa Citamba, Rudi Rusnandi, kemarin.

Rudi mengatakan serangan hama monyet itu dipastikan karena di Gunung Galunggung tidak ada makanan. Akibatnya, mereka turun pada malam dan siang hari secara bergerombol untuk mencari makanan.

Pihaknya sudah berusaha mengusir monyet, tetapi binatang itu tetap saja berulah kembali.

“Kami sudah berupaya mengusir puluhan monyet dengan cara mengerahkan anjing dan berbagai peralatan untuk mengusir,” ujarnya.

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah Tasikmalaya, Didin Syarifudin, mengatakan monyet ekor panjang turun dari Gunung Galunggung pada musim kemarau untuk mencari makanan.

“Kami akan siap membantu warga menghalau monyet supaya kembali ke habitat yakni Gunung Galunggung. Caranya dengan ditakut-takuti menggunakan mercon atau senapan angin,” tuturnya.

Setali tiga uang. Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya terus mencegah kawanan monyet ekor panjang masuk ke kawasan permukiman dan menyerang wisatawan.

Pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran, Sudadi, di Gunungkidul, mengatakan serbuan monyet ekor panjang itu sudah lama terjadi, yakni sekitar 5 tahun. Serangan monyet itu berlangsung setiap musim kemarau.

“Untuk tahun ini baru sekitar tiga bulan terakhir mereka menyerbu permukiman warga. Terkadang mengganggu wisatawan yang berkunjung ke Gunung Api Purba Nglanggeran,” kata Sudadi, seperti dikutip Antara, kemarin. (Kristiadi/X-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat