visitaaponce.com

Pemprov Jawa Barat Dorong BUM-Des Miliki Bisnis Pertashop

Pemprov Jawa Barat Dorong BUM-Des Miliki Bisnis Pertashop
DIREKSI PT Pertamina berdialog dengan sejumlah kepala desa di Jawa Barat terkait pendirian Pertashop.( ANTARA/Arif Firmansyah)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di desa. Berbagai program digagas untuk mengefektifkan potensi-potensi yang ada.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Barat
Bambang Tirtoyuliono mengatakan, desa menjadi tumpuan bagi daerah yang
dipimpin Ridwan Kamil (Emil) tersebut. Pasalnya, mayoritas penduduk dan wilayahnya berada di desa.

"Dari jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, 36,1 juta jiwa berada di
desa. Dengan luas wilayah di Jabar 3,7 juta hektare, mayoritas di desa
juga," katanya saat menggelar acara "Ngabejaan Desa", di Bandung, Jumat
(5/3).

Oleh karena itu, menurutnya, Gubernur Jawa Barat memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pedesaan. Salah satunya dengan mendorong usaha bahan bakar minyak (BBM) di setiap desa bekerja sama dengan PT Pertamina.

Beberapa tahun terakhir, PT Pertamina merangkul warga desa untuk bekerja sama mengembangkan bisnis pertashop. Ada dua pola kerja sajam, yakni biaya investasi dan biaya operasi ditanggung oleh mitra, dan biaya investasi ditanggung oleh PT Pertamina dan biaya operasi oleh mitra.

Jika biaya investasi dan operasi ditanggung oleh mitra diperkirakan biaya yang diperlukan sekitar Rp250 juta. Sementara apabila investasi ditanggung Pertamina maka biaya sekitar Rp80 juta.

Bambang menjelaskan, pihaknya membantu setiap desa agar badan usaha milik desa (BUM-Des)-nya menjalankan usaha SPBU mini tersebut. "Usaha ini dipilih karena berpotensi untung besar dan memberi jaminan keamanan terhindar dari insiden kebakaran karena standard keamanan yang tinggi. Di pedesaan itu banyak pengguna motor. Bagaimana layanan dasar itu bisa hadir," katanya.

Pada sisi lain, menurutnya, kemampuan anggaran desa tentu terbatas
sehingga mau tidak mau harus ada skema kerja sama. Akses permodalan di desa perlu bimbingan agar memahami skema usaha yang dijalankan.

"Bagaimana pun juga dari sisi akses modal sulit untuk berinvestasi. Yang penting BUM-Des tidak dirugikan, apapun skemanya," katanya.

Bambang mengarahkan BUM-Des agar menyediakan lahan, sedangkan masyarakat membuat toko untuk menjual produk-produk lokal. "Skemanya BUM-Des menyediakan lahan, kemudian di sebelahnya ada pusat ekonomi desa, tempatnya produk-produk desa," katanya.

Bambang menilai, penekanan kemandirian ini menjadi tantangan bagi
masyarakat pedesaan untuk mengubah diri menjadi SDM berkompeten meski di pedesaan. "Kita ingin menghadirkan bahwa desa itu bukan sebagai objek, tapi desa ini bagaimana bisa enggak setara sebagai mitra. Siapapun yang berinvestasi akan mengembangkan desa. Desa ini sebagai mitra," katanya.

Selain itu, Bambang menyebut pihaknya telah mengidentifikasi setiap desa yang ada. Desa di Jawa Barat terbagi ke dalam tujuh tipologi, yakni desa yang kaya dengan pertanian yang jumlahnya 3.250 desa.

Lalu desa pesisir pantai yang jumlahnya 229, desa sekitar hutan ada
1.355. Sementara desa yang ada di sekitar dan mungkin di dalam perkebunan mencapai 155 desa, dan desa yang kekayaan sumber daya alamnya untuk wisata 215 desa. "Desa untuk jasa industri ada 335 desa, desa untuk perikanan darat ada 1.052," katanya.

Dengan kondisi itu, pihaknya memiliki strategi untuk memaksimalkan potensi yang ada. "Kita punya tiga strategi. Bagaimana menghadirkan gerakan membangun desa. Lalu dengan program one village one company. Lalu optimalisasi pemanfaatan desa digital," kata dia.

Nantinya, tambah Bambang, pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai
pihak. "Kita kolaboratif. Dalam RPPJMD diatur, siapa berbuat apa. Kami
mengoordinasikan semua program kegiatan yang dilaksanakan dengan
berbagai macam stakeholder atau level pemerintahan," tandasnya. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat