visitaaponce.com

Perkebunan Salak Pondoh di Sleman Perlu Peremajaan

Perkebunan Salak Pondoh di Sleman Perlu Peremajaan
Kebun salak pondoh di Sleman(MI/Ardi)

WAKIL Bupati Sleman Danang Maharsa, Senin (30/8), menjelaskan perkebunan salak pondoh yang masih aktif di Kabupaten Sleman, saat ini, tinggal 1.500-2000 hektare dari 3000-an hektare yang ada.

Kondisi tanaman salak pondoh sendiri, jelasnya, banyak yang tudah tua sehingga tidak lagi produktif. 

"Jadi perlu peremajaan,' katanya.

Baca juga: Lanal Maumere Bergotong Royong Rehab Rumah Janda di Wuring

Danang mengemukakan, tidak hanya peremajaan namun juga diupayakan untuk perluasan dan diharapkan akan menarik minat generasi muda untuk terjun menekuni perkebunan salak pondoh.

Pada akhir Agustus ini, petani salak pondoh, yang tergabung dalam Paguyuban Petani Salak Pondoh Sleman, mengekspor 5 ton salak pondoh ke Kamboja.

Untuk pelaksanaan ekspor ini, para petani menggandeng CV Mitra Turindo sebagai eksportir.

Suroto, Ketua Paguyuban Petani Salak Pondoh yang tergabung pada CV Mitra  Turindo sebagai eksportir salak pondoh, menjelaskan ekspor salak sudah dilakukan pihaknya sejak 2017 sebanyak 150 ton. Kemudian pada 2018 meningkat menjadi 350 ton dan pada 2019 mampu mengekspor 650 ton. Namun, pada 2020, ketika pandemi covid 19 mulai masuk Indonesia, 
ekspor  buah salak menurun  menjadi 160 ton saja karena terkendala terbatasnya transportasi untuk ekspor.

Perlahan , pada 2021, sudah dapat  melakukan ekspor kembali melalui jalur laut. 

"Alhamdulillah pada 2021 ini , perlahan-lahan bisa kembali mengekspor salak ke Kamboja 5 ton per minggu dengan kapal laut,  harapannya jalur udara segera dibuka sehingga ekspor dapat meningkat  kembali, " jelas Suroto.

Selain transportasi, kendala lainnya dalam pemenuhan kebutuhan ekspor adalah gairah petani salak yang mulai berkurang di Kabupaten Sleman. 

"Kami mohon pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk dapat membuat program-program yang dapat meningkatkan kembali gairah pertanian salak di Sleman, " kata Suroto. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat