visitaaponce.com

Panting, Musik Tradisional Khas Banjar

Panting, Musik Tradisional Khas Banjar
Musik Panting(MI/Denny Susanto)

SEBUAH tembang berbahasa daerah Banjar, Ampar-ampar Pisang, terdengar merdu diiringi lembut musik tradisional sekilas mirip karawitan bercampur gambus yang disebut Panting. Beberapa tamu yang di antaranya merupakan wisatawan mancanegara tampak kagum dan menikmati sajian musik tradisional di lobi sebuah hotel berbintang di Kota Banjarmasin.

Sajian musik tradisional panting ini menjadi salah satu upaya pihak hotel untuk memikat para tamu sekaligus melestarikan seni dan budaya daerah. Musik Panting adalah musik tradisional khas suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Panting sendiri berarti petik, dimana suara musik dihasilkan dengan memetik senar atau dawai layaknya alat musik gambus dari Timur Tengah. Hal ini dikemukakan tokoh seniman musik panting Kalsel Lupi Anderiani.

"Istilah panting berasal dari teknik memainkan alat musik dengan cara dipanting atau dipetik," ujarnya.

Lupi yang merupakan putera dari maestro seniman tradisional musik panting Alm AW Syarbaini asal Desa Barikin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ini menyebut keberadaan musik tradisional panting di Kalsel cukup berkembang dibandingkan dengan musik tradisional lainnya. Perkembangan ini dapat dilihat dari minat masyarakat menikmati musik panting tidak hanya di desa tetapi menyebar hingga ke masyarakat perkotaan.

"Dulu musik panting hanya dimainkan pada acara resepsi perkawinan masyarakat di perkampungan, tetapi sekarang  merambah ke daerah perkotaan, di acara pemerintahan dan perayaan hari besar nasional. Dulu biasa ditampilkan di panggung sederhana, sekarang musik panting sering dimainkan di dalam gedung dan hotel berbintang," tuturnya.

Baca juga: Musik Gamelan Mengubah Hidup Rasino

Pada masa sekarang musik panting kerap dikolaborasikan dengan musik pop, dangdut, rock dan genre lainnya. Hal ini dikarenakan pakem dalam kesenian musik panting tidak terlalu mengikat, karena fungsinya untuk pertunjukan hiburan. Kesenian musik panting kini sudah berkembang hingga luar Kalsel seperti Yogyakarta dan Samarinda, Kalimantan Timur.

Razie, seniman muda musik panting di Banjarmasin, mengatakan minat generasi muda terhadap kesenian musik panting tinggi. Grup musik panting tumbuh di berbagai daerah seiring bannyaknya kompetisi atau lomba musik panting antar pelajar dan mahasiswa sering digelar. Bahkan musik panting menjadi salah satu mata pelajaran ekstrakurikuler di sekolah dan perguruan tinggi.

Secara umum alat musik panting dapat digambarkan berupa alat musik petik berbentuk seperti mandolin atau gambus, dengan hanya memiliki empat buah senar. Pada bagian ujung terdapat ukiran khas banjar. Panting dimainkan secara bersamaan dengan alat musik lainnya seperti babun (kendang), gong, biola, ketipung, suling, marawis serta guguncai (sejenis gamelan).

Menurut catatan sejarah musik, panting adalah musik tradisional yang memiliki nilai-nilai luhur berupa nilai religius, pendidikan, moral, estetis, dan adat istiadat. Pesan atau petuah ini disampaikan melalui musik dan tembang berbahasa daerah kepada masyarakat. (OL-5)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat