Warga Tiga Desa di Sikka Usir Tikus dengan Ritual Adat Selama Lima Hari
![Warga Tiga Desa di Sikka Usir Tikus dengan Ritual Adat Selama Lima Hari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/02/fe1cbfc157e509d8bc3014ca46244951.jpg)
WARGA tiga desa yang ada di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur mengusir tikus dengan ritual adat. Hal ini dikarenakan hama tikus menyerang tanaman pertanian dan perkebunan warga setempat.
Tiga desa yang menggelar ritual adat usir tikus selama lima hari ini yakni Desa Kesokoja, Desa Maluriwu dan Desa Reruwairere yang terhitung mulai 11 Februari sampai 15 Februari 2022.
Ketua lembaga adat Desa Reruwairere Petrus Fidelis Cawa mengatakan, saat ini tanaman pertanian dan perkebunan yang ada di tiga desa mulai dimakan oleh tikus. Selain tanaman pertanian dan perkebunan, pakaian dan sarung milik warga juga dimakan oleh tikus. Untuk itu, kata dia, warga tiga desa itu menggelar ritual adat usir tikus atau dalam bahasa daerah tersebut disebut Tu Dheu.
"Tikus ini sudah merajalela. Ini tanda-tanda alam. Jadi jalan satu-satunya harus menggelar ritual adat agar tikus tidak menyerang tanaman warga setempat. Acara ritual ini gelar selama lima hari," papar dia, Minggu (13/2).
Dia menjelaskan dalam ritual adat semua warga wajib ikut terlibat untuk mendukung proses ritual adat ini demi keberlangsungan hidup manusia.
"Jadi semua warga harus terlibat mulai dari tua-tua adat, mosalaki, anak muda dan sebagainya," papar dia.
Dikatakan Fidelis lagi dalam ritual adat ini, tiga desa itu wajib membawa tikus yang diisi dalam bambu yang dalam bahasa daerah disebut "Rata".
"Jadi di dalam bambu yang berukuran 30 Centimeter harus diisi tikus. Selanjutnya, tikus-tikus yang di bambu itu diletakan di sampan. Kemudian, sampan tersebut dilepas di laut bersama tikus-tikus tadi," paparnya.
Baca juga :
Ia menuturkan dalam proses ritual adat usir tikus ini biasanya ada warga yang membunyikan musik pukul gendang sambil sejumlah orang menari. Penari mengenakan pakaian adat, sarung hitam di padu baju merah, kepala di ikat kain merah, sambil memegang tombak dan menari.
Lanjut Fidelis, usai sampan yang tadi bersama tikusnya dilepas di laut, nantinya selama hari kedepannya mulai dari 15 sampai 20 Februari 2022, tidak ada aktivitas kerja dan tidak boleh ada keramaian atau bunyi-bunyian di tiga desa tersebut.
"Ritual ini mirip dengan suasana nyepi di Bali. Yang mana selama lima hari masyarakat tidak boleh aktivitas. Bunyi-bunyi apapun dilarang. Jadi lima hari itu benar benar sepi dalam aktivitas," ungkap dia.
Dia menjelaskan, ritual adat tersebut merupakan warisan dari leluhur. Pelaksanaan adat ini biasanya dilakukan dalam waktu lima tahun sekali, tetapi terkadang bergeser waktunya tetapi untuk tahun ini digelar pada Februari 2022.
Menurut dia, hama tikus tersebut tidak bisa dibasmi dengan cara melakukan penyemprotan tetapi apabila sudah dilakukan upacara adat, maka secara perlahan tikus itu akan hilang dengan sendirinya.
"Ritual ini ingin menyampaikan pesan kepada tikus agar jangan merusakkan tanaman masyarakat maupun dalam bentuk gangguan tikus lainnya," ungkap dia.
Di akhir wawancara, ia juga berpesan kepada generasi berikut jangan sekali-sekali meninggal budaya adat istiadat kita.
"Generasi harus menjaga keutuhan dan kesempurnaan ritual adat ini dan jangan melanggar tata cara ritual adat ini. Dengan kita menghormati ritual ini berarti kita menghormati warisan leluhur yang telah menciptakan sebagai budaya tolak bala atau ritual adat usir tikus. Yang mana tikus-tikus ini telah menyusahkan manusia," pungkas Fidelis. (OL-7)
Terkini Lainnya
Bahasa Bali Terancam Punah, Generasi Z Diminta Gunakan dalam Keseharian
Respons All Eyes On Papua, DPR Minta Persoalan Alih Fungsi Lahan Libatkan Para Ketua Adat
Otorita IKN Fasilitasi Ritual Adat Dayak dan Paser
Keindahan Potensi Budaya Pesta Adat Lom Plai Wehea Kutai Timur
Limau Baronggeh, Tradisi Sambut Ramadan di Sungai Pisang Padang
Wamenaker Afriansyah Noor akan Dapat Gelar Bandar Mudo Pengimbang Rajo dari LAM Jambi
20 Kasus Leptospirosis Ditemukan sepanjang 2024 di Sleman, 3 Meninggal Dunia
Atasi Hama Tikus, Petani CSA Banyuasin, Sumsel. Manfaatkan Burung Hantu
Masuki Musim Hujan, Hati-hati Penyakit Leptospirosis dari Kotoran Tikus
Petani Pinrang Manfaatkan Burung Hantu untuk Barantas Hama Tikus
DPP Aspphami Gelar Pertemuan Bahas Industri Pengendalian Hama
Hama Tikus Serang Tanaman Pertanian Padi di Klaten
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap