Atasi Hama Tikus, Petani CSA Banyuasin, Sumsel. ManfaatkanBurung Hantu
![Atasi Hama Tikus, Petani CSA Banyuasin, Sumsel. Manfaatkan Burung Hantu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/ec35585415ae2523103fdbf659cd2bbc.jpg)
PENGEMBANGAN Rumah Burung Hantu (Rubuha) dengan teknologi Pertanian Cerdas Iklim atai Climate Smart Agriculture (CSA) dipilih Sudirman, petani Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) melalui pemanfaatan burung hantu (tyto alba) sebagai predator pengendalian hama tikus yang merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT)/
Sudirman tercatat sebagai pengembang Rubuha terbanyak di Indonesia serta aktif menggiatkan pelestarian burung hantu untuk pertanian.
Upaya Sudirman, petani di Desa Sumber Rejeki, Kecamatan Karang Agung Ilir. Banyuasin, telah membuahkan prestasi berupa Penghargaan Petani Inovatif 2022 dari Gubernur Sumsel, Herman Deru.
Baca juga : Pemda dan Pupuk Kujang Dukung Keberlanjutan CSA di Karawang
Teknologi CSA diusung Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) melaksanakan pembelajaran bagi para petani, dengan penerapan teknologi CSA yakni penggunaan pupuk kompos dan pestisida nabati serta pertanaman dengan sistem hambur kemudian dibuat lorong dan pemanfaatan predator burung hantu.
Sumsel merupakan salah satu lokasi kegiatan Program SIMURP yang dialokasikan di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Karang Agung Ilir di Kabupaten Banyuasin dan BPP Lalan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Sudirman adalah petani binaan SIMURP pada kelompok tani (Poktan) Sri Mulyo di Kecamatan Karang Agung Ilir yang juga Ketua Gapoktan Pangudi Mulyo di kecamatan yang sama.
Baca juga : Kementan Kerahkan Penyuluh CSA Lombok Tengah Ukur Emisi Gas Rumah Kaca
Upaya SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produktivitas pertanian, dengan mengendalikan OPT melalui Pengendalian Hama Terpadu (PHT) salah satunya dengan Rubuha.
"Tujuan pembangunan pertanian adalah peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta budidaya yang ramah lingkungan melalui pengelolaan hama terpadu," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi bahwa petani Indonesia tidak boleh tertinggal, karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Baca juga : Kelompok Wanita Tani CSA Turut Berperan Aktif Olah Hasil Pertanian
"Hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman. Akibatnya, produktivitas menurun hingga gagal panen, maka dari itu, hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya melampaui ambang ekonomi," katanya.
Salah satu upaya Kementan, kata Dedi Nursyamsi, dalam mendesiminasikan pertanian ramah lingkungan melalui Program SIMURP, yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku petani, sehingga dapat mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP di Kementan merekomendasikan burung hantu sebagai penangkal hama tikus.
Baca juga : Sambut Mentan di Soreang, KEP dan KWT Berwawasan CSA Pamerkan Produk
Hal itu mengacu pada penelitian bahwa burung hantu memiliki kemampuan memakan tikus per malam minimal tiga ekor dan tetap memburunya jika dilihat meski tidak dimakan.
Kemampuan utamanya, pengelihatan tajam pada intensitas cahaya minim dan pendengaran peka mampu mendengar tikus cicit sekitar 500 meter. Ketepatan menyambar sangat tinggi tanpa didengar mangsanya, dengan kepakan sayap tanpa suara karena bulunya halus.
Sudirman mengakui giat pelestarian burung hantu memberi banyak manfaat bagi petani penggiatnya yakni menekan pengeluaran biaya per hektare senilai Rp1 juta, mengurangi pemasangan kawat setrum yang bisa mengakibatkan bahaya bagi pemasangnya atau petani lain; mengurangi risiko gagal panen (puso) mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) 100 menjadi IP 200. (S-4)
Terkini Lainnya
20 Kasus Leptospirosis Ditemukan sepanjang 2024 di Sleman, 3 Meninggal Dunia
Masuki Musim Hujan, Hati-hati Penyakit Leptospirosis dari Kotoran Tikus
Petani Pinrang Manfaatkan Burung Hantu untuk Barantas Hama Tikus
DPP Aspphami Gelar Pertemuan Bahas Industri Pengendalian Hama
Hama Tikus Serang Tanaman Pertanian Padi di Klaten
Pelajari Tujuh Hewan ini yang Punya Ciri Khusus
Sapa Pendukungnya, Anies dan Cak Imin Pamerkan Lightstick Burung Hantu
Klaten Kembangkan Habitat Alami Burung Hantu Sebagai Predator Tikus
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap