Kementan Kerahkan Penyuluh CSA Lombok Tengah Ukur Emisi Gas Rumah Kaca
![Kementan Kerahkan Penyuluh CSA Lombok Tengah Ukur Emisi Gas Rumah Kaca](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/d26278d9072789ae34d9a5b0a5fa0750.jpg)
PENGUKURAN emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) bertujuan menempa kemampuan dan ketangguhan petani terhadap perubahan iklim.
Upaya yang dilakukan dengan menekan emisi GRK sehingga produktivitas tanaman meningkat dan pendapatan petani pun ikut meningkat.
Upaya tersebut dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada 24 kabupaten di 10 provinsi pelaksana SIMURP, salah satunya Kabupaten Lombok Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB].
Baca juga : Penyuluh CSA NTB Tingkatkan Wawasan Emisi dan Mitigasi Gas Rumah Kaca
Kementan bersama SIMURP mendukung Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Praya, salah satu dari enam BPP pelaksana SIMURP di Lombok Tengah, NTB pada lahan kelompok tani [Poktan] Subur Makmur pada Selasa [30/1/2024].
Pengukuran emisi GRK melalui ´Laboratorium Lapangan´ berupa Demplot Scalling Up dengan teknologi CSA SIMURP dan lahan Non CSA di sekitarnya.
Pengukuran pertama pada varietas Inpari 32 usia 30 hari sesudah tanam (HST) dan pengukuran kedua akan berlangsung untuk 60 HST.
Baca juga : Petani CSA Pinrang, Sulsel, Terapkan Tanam Jajar Legowo 2:1
Langkah SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahwa menjaga lingkungan juga sangat penting dilakukan dalam aktivitas pertanian.
"Di balik produktivitas yang kita genjot, lingkungan harus diperhatikan, yang bisa kita lakukan adalah menurunkan emisi gas rumah kaca atau GRK," katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kemetan Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% dengan upaya sendiri di bawah business as usual pada 2030, sementara dengan dukungan internasional hingga 41%.
Baca juga : Ukur Emisi, Petani CSA di Deli Serdang, Sumut, Berupaya Tekan Gas Rumah Kaca
"Kita butuh aksi adaptasi. Setiap aksi yang dilakukan, untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim serta menjaga kedaulatan pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pembangunan pertanian," katanya.
Dedi mengatakan, dibutuhkan juga aksi mitigasi, dimana setiap aksi harus bertujuan pada penurunan emisi GRK, tetapi harus mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
"Sudah ada inovasi teknologi mitigasi GRK yang diterapkan petani seperti menerapkan pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang, varietas padi rendah emisi metana paket teknologi Climate Smart Agriculture atau CSA." katanya.
Baca juga : KEP CSA Lombok Tengah Jadi Rujukan Pengembangan Korporasi Petani di NTB
Ada pula sistem integrasi tanaman dan ternak, kata Dedi Nursyamsi, berupa Paket CSA, penggunaan kalender tanam, olah tanah bajak dalam, pemberian bahan organik, penggunaan perangkat uji tanah sawah [PUTS] dan Bagan Warna Daun [BWD], pemanfaatan bibit unggul bermutu, bibit usia muda, jarak tanam legowo dan pengairan intermittent.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan Bustanul Arifin Caya menyebut tiga sasaran pencapaian CSA yakni peningkatan Indeks Pertanaman (IP), produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, adaptasi dan membangun ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan berupaya mengurangi hingga meniadakan emisi GRK.
Bustanul mengatakan penurunan emisi GRK rata-rata 37% di lokasi Demplot CSA SIMURP, direkomendasi oleh Balai Penerapan Standar Instrumen (BPSI) Pati.
Baca juga : Pertanian CSA Sukses, Kementan Koordinasi dengan Pemkab Deli Serdang
"Bud idaya padi sawah merupakan salah satu sumber emisi GRK, yakni gas metan [CH4] yang dilepas dari lahan persawahan tergantung jenis tanah, kelengasan tanah, suhu tanah dan varietas padi," katanya. (S-4)
Terkini Lainnya
Kalteng Masih Kekurangan Tenaga Penyuluh Pertanian
Kementan Terus Dorong Peningkatan Kualitas dan Nilai Produk Pertanian
PPIU Jawa Timur Fasilitasi Penyuluh untuk Dukung Petani Muda Banyuwangi
Mahasiswa Polbangtan Perluas Wawasan dengan Kunjungi Balai Embrio Ternak
Penyuluh CSA Dorong Kelembagaan Ekonomi Petani Pinrang Naikkan Omzet
Ukur Emisi Gas Rumah Kaca, Penyuluh CSA Gunakan Sungkup Tertutup
Produktivitas 1.000 Ha Lahan Pertanian di Cianjur tidak Terpengaruh Kemarau
Pesanan 2.000 Ekskavator Haji Isam Terbesar di Dunia, Tanda Kemajuan Pertanian Indonesia
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Jhonlin Group Teken MoU dengan SANY Group
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap