Pemdadan Pupuk Kujang Dukung Keberlanjutan CSA di Karawang
KEBERLANJUTAN kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, Jawa Barat (Jabar), seperti ditempuh Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Pemkab Karawang pada pertemuan dengan manajemen PT Pupuk Indonesia via Pupuk Kujang pada Rabu (31/1/2024).
Komitmen Pemkab Karawang dan Pupuk Kujang dalam mendukung program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) terbukti ampuh menjaga produksi dan produktivitas padi sawah tetap stabil, bahkan meningkat meskipun terdampak El Nino.
Upaya Pemkab Karawang sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kepada jajarannya Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi untuk 2024.
Baca juga : Produktivitas Naik, Petani Karawang Apresiasi Dukungan CSA Kementan
“Tidak ada basa-basi dalam membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” kata Amran saat membuka Rakor Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung 2024 di Jakarta pada akhir Oktober 2023.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengapresiasi pemerintah daerah yang berupaya mendukung program Kementan melalui SIMURP.
"Selain untuk pengelolaan dan pengembangan irigasi partisipatif menuju modernisasi irigasi pada masa yang akan datang, juga integrasi kebijakan nasional dan kebijakan daerah," katanya.
Baca juga : Sambut Mentan di Soreang, KEP dan KWT Berwawasan CSA Pamerkan Produk
Dedi menambahkan bahwa Program SIMURP berada di garis terdepan menangkal El Nino melalui Alternate Wetting and Drying (AWD) di lahan sawah dan berhasil signifikan menurunkan gas metan.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) BPPSDMP Kementan Bustanul Arifin Caya mengatakan SIMURP juga membangun pemupukan berimbang dan menggaungkan program pestisida nabati, untuk mengurangi pestisida kimia, apalagi saat ini harga pupuk kimia terus melambung.
"Tujuan CSA SIMURP adalah peningkatan Intensitas Pertanaman, meningkatkan produktivitas dan pendapatan sektor pertanian dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca," katanya.
Baca juga : Presiden Akui Sistem Irigasi Lokasi CSA Indramayu Tingkatkan Produktivitas Padi
SIMURP, menurut Bustanul, berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.
"Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan efisien menggunakan air," jelas Bustanul AC.
Petani, dijelaskan Bustanul, diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.
Baca juga : Teknologi CSA dari Kementan Dorong Indramayu Jadi Lumbung Pangan Nasional
”Intinya, kita mulai berorientasi ke pertanian cerdas iklim dengan mengembalikan kesuburan tanah. Utamanya, untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi dan sehat tanpa merusak kesuburan lahan," kata Bustanul.
Kapusluh Bustanul AC mengatakan lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa di antaranya Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan.
Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat, tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes, dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.
Baca juga : Kementan Kawal Sekolah Lapang CSA di Subang, Jabar, Terapkan Genta Organik
Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat dan Nagekeo di Nusa Tenggara Timur. (S-4)
Terkini Lainnya
Transmigrasi: Fungsi Pemerataan dan Tantangan Besarnya
Pupuk Kaltim Salurkan Rp15 Miliar untuk Pembangunan Bontang
Kementan Dorong Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Swasembada Pangan
Mentan Optimistis Sumatra Utara Capai Target Produksi Padi di 2025
Jadi Operator Mesin Pertanian, Petani Muda Asal Aceh Raup Rp30 Juta per Bulan
Setop Impor Mendadak Bisa Jadi Petaka bagi Pangan Nasional
Kurangi Sampah Plastik dengan Kemasan Kopi Biodegradable
Pengembangan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan Jadi Daya Tarik, Ini Alasannya
Perpustakaan Berperan dalam Perkembangan Ekonomi Hijau
Proxsis Sustainability Dukung Pelaku Industri Lakukan Transisi Energi
UPN Veteran Yogyakarta dan PT Bukit Asam Tbk. Tingkatkan Produksi Pertanian dengan Carbon Saver
Ubah Pusat Hortikultura Desa Tawangargo, Malang, Jadi Contoh Masa Depan Pertanian Berkelanjutan
Menjaga Asa Mandatori Sertifikasi Produk Halal
Rumi, Perempuan, dan Kesehatan Mental: Refleksi Haul Ke-750 Rumi
Profesor Kehormatan
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap