Tuah Rotan Hasilkan Cuan
![Tuah Rotan Hasilkan Cuan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/c5a248f2890a5b513a623a2375a12dc7.jpg)
KERANJANG multifungsi ramah lingkungan buatan UMKM di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, lebih populer di Denpasar, Bali ketimbang lokal Malang. Keranjang itu berbahan rotan, mendong, gedebok atau kelesek dan eceng gondok. Bahkan, perajin mengerjakan permintaan konsumen dari Eropa berupa kursi atau singgasana raja model kerajaan Turki, Italia dan Belanda.
"Paling laris di pasar Bali itu keranjang sampah dan berbagai model keranjang lainnya. Sekali kirim per pekan bisa 100 set, per setnya isi 3 produk seharga Rp225.000," tegas perajin rotan Musfandi, Minggu (16/6).
Keranjang buatan UMKM dijual lagi oleh pengepul di Bali bisa laku Rp750.000 per set. Kendati demikian, Musfandi menyadari tata niaga
produk ekonomi kreatif (ekraf) seperti itu memang harus berbagi rezeki.
Baca juga : An Egg-citing Easter Escape with Tugu Hotels in Bali, Lombok, Malang, Blitar
Yang pasti, ia meraup keuntungan bisa mencapai Rp10 juta per bulan. Sekali kirim barang senilai Rp40 juta. Pengiriman dua kali per pekan.
Selama dua tahun ini, lanjutnya, perajin merasakan tuah rotan menghasilkan cuan. Hasilnya untuk membuka lapangan kerja dan
menyekolahkan anak.
Kini, permintaan sedang meningkat. Animo konsumen menyukai produk rotan yang dikombinasikan dengan gedebok, mendong dan eceng gondok. Selain ramah lingkungan, produk itu dinilai lebih artistik. Ada pula konsumen minta dibuatkan kerajinan tangan berbahan akar-akaran. Namun, tren lagi hit sekarang ialah produk berbahan rotan.
Baca juga : Minat Warga Negara Asing Terhadap Pasar Properti di Bali Meningkat
"Saya sampai kewalahan melayani pesanan," katanya.
Musfandi bersama sang istri, Solikah, menjalankan usaha sampai memiliki sekitar 100 pekerja. Bahan rotan asli Kalimantan ia beli dari seorang pengusaha di Gresik, Jatim. Adapun mendong disuplai petani dari Wajak, Kabupaten Malang. Bahan gedebok dan eceng gondok dikirim dari Yogyakarta dan Surabaya. Harga mendong, gedebok dan eceng gondok Rp18.000 hingga Rp20.000 per kg.
Musfandi menggeluti ekraf sejak 1977. Semula ia bekerja di pabrik, lalu Putus Hubungan Kerja (PHK) sampai akhirnya mampu bangkit. Semula ia coba-coba membuat meja dan kursi. Ternyata, animo konsumen meningkat. Selanjutnya, ia mengerjakan tas, keranjang, vas bunga, kaca hias, wadah lampu, dan beragam produk aksesori lainnya.
Baca juga : Hotel Nikko Bali Hadirkan Dekorasi Natal dari Bahan Daur Ulang Ramah Lingkungan
Selain meraup cuan dari keranjang multifungsi, Musfandi juga mengerjakan pesanan para konsumen dari Eropa. Mereka order kursi atau singgasana raja model kerajaan Belanda, Turki dan Italia.
Kursi raja berbahan rotan itu dipatok Rp1,2 juta per buah. Di Bali, kursi buatan UMKM itu bisa laku Rp10 juta. Bahkan, konsumen dari Belanda juga memesan berbagai jenis kursi rebah di antaranya model anjing laut dan panda.
"Kerajinan tangan berbahan rotan ini produk ekraf dari hasil kreativitas dan inovasi. Pesanan apa pun saya layani dengan bahan rotan yang berkualitas bisa tahan 100 tahun," ucapnya.
Baca juga : Sebanyak 210 Unit Motor Listrik United E-Motor untuk Disbud Badung Bali
Bahkan, perajin memberikan garansi. Bila produk buatannya cepat lapuk akan diganti yang baru dengan biaya gratis.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan kepastian membantu para perajin rotan dalam hal pembinaan berupa
pelatihan, promosi dan pemasaran. Pemkot Malang bakal gencar promosi dan pameran agar produk kerajinan tangan Kota Malang go internasional.
"Promosi sekarang baru dari mulut ke mulut. Kedepan, kita kembangkan promosi berbasis digital agar produk rotan memiliki pasar yang luas,"
tutur Wahyu.
Wahyu menekankan perajin agar menjaga mutu dan kualitas. Selanjutnya, sentra industri kerajinan tangan di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan
Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, itu akan dikembangkan menjadi kampung pusat ekraf rotan sebagai destinasi pariwisata. (H-2)
Terkini Lainnya
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Runner Up Miss Universe Indonesia Vina Sitorus Sosialisasikan Urban Farming
Jangan Gunakan Kantong Plastik untuk Bungkus Daging Kurban
Kisah Inspiratif Abah Dindin Patahkan Stigma Anak Jalanan
Pesantren Ikut Berperan dalam Pelestarian Lingkungan
Lebih Banyak Pameran akan Tampilkan Perajin Muda
Lampu Runa Berdayakan Perajin Wayang Golek
Dolar masih Tinggi, Perajin Tahu Antisipasi Naiknya Harga Kedelai
Contoh Kerajinan Berbasis Media Campuran dan Prinsipnya
Kunjungi Perajin Tembaga Boyolali
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap