visitaaponce.com

Kementan Kawal Sekolah Lapang CSA di Subang, Jabar, Terapkan Genta Organik

Kementan Kawal Sekolah Lapang CSA di Subang, Jabar, Terapkan Genta Organik
Project Manager SIMURP. Sri Mulyani (tengah)(Ist)

BANYAK metode pelatihan bagi petani yang diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan). Sekolah Lapang (SL) salah satunya yang dipandang sebagai metode dalam proses belajar mengajar, yang efektif bagi petani.

Sekolah Lapangan (SL) merupakan metode pembelajaran bagi orang dewasa (andragogi) lantaran tidak formal, yang dilakukan Kementan untuk sosialisasi program di antaranya Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).

Pengembangan CSA di Subang, Jabar

Kegiatan SL diterapkan bagi pengembangan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) oleh Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada 24 kabupaten di 10 provinsi, di antaranya Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Kelor Kian Melejit, Superfood Ini Berhasil Raih Omzet Per Tahun Rp 4 Miliar

Kementan dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ciasem di Kabupaten Subang, Kamis pekan lalu (3/8) bersinergi menggelar SL Genta Organik pada kegiatan Rembug Tani yang diikuti anggota kelompok tani (Poktan) setempat. Hadir Project Manager SIMURP, Sri Mulyani membuka kegiatan SL didampingi Koordinator BPP Ciasem, Lenny.

Sinergi Kementan bersama BPP Ciasem bagi pengembangan pertanian CSA sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mengajak dan mendorong pemerintah daerah bersama BPP untuk gotong royong menyukseskan Genta Organik dalam upaya mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia (anorganik).

"Kami harapkan kepada gubernur, bupati/walikota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan," katanya.

Baca juga: Produktivitas Naik, Petani Karawang Apresiasi Dukungan CSA Kementan

Pesan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.

"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah, bisa buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan gara-gara pupuk mahal kita diam," katanya.

Kendati demikian, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia, pupuk anorganik masih boleh digunakan, asalkan tak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamnya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukna yang berimbang," katanya.

Tujuan Genta Organik untuk Tingkatkan Produktivitas 

Genta Organik adalah menyuburkan tanah Indonesia untuk meningkatkan produksi pertanian saat harga pupuk mahal, menerapkan pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, menekan biaya produksi pertanian dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Baca juga: Kementan Minta Pemda Aktif Percepat Realisasi Teknologi CSA

Arahan Mentan Syahrul dan Kabadan SDM Dedi Nursyamsi kembali ditekankan oleh Project Manager SIMURP, Sri Mulyani saat membuka SL Di BPP Ciasem bahwa salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik.

"Dengan demikian, produksi pertanian bisa kita tingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan. Jangan pupuk kimia saja, lebih banyak gunakan pupuk organik," katanya.

Pupuk anorganik mungkin masih dibutuhkan untuk skala ekonomi, kata Sri Mulyani, karena beberapa varietas masih  membutuhkannya, tetapi dahului memberi makan tanaman dengan nutrisi dari pupuk organik. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat