visitaaponce.com

Teknologi CSA dari Kementan DorongIndramayu Jadi Lumbung Pangan Nasional

Teknologi CSA dari Kementan Dorong Indramayu Jadi Lumbung Pangan Nasional
Penyuluh Pusat Siti Nurjanah mengamati langsung ke lapangan penerapan demplot scalling up di Indramayu, Jawa Barat.(Ist)

KABUPATEN Indramayu berupaya menjadi lumbung pangan nasional di Provinsi Jawa Barat, dengan target produksi 2 juta ton gabah kering giling (GKG).

Pencapaian target diupayakan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).

Penerapan teknologi CSA dilakukan Kementan bersama SIMURP pada Demplot Scalling Up seluas 50 ha oleh kelompok tani [Poktan] Sumbertani di Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra, Indramayu.

Baca juga: Kementan: Produktivitas CSA Jabar Naik 1 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen

Petani dari Poktan Sumbertani didampingi Penyuluh Pusat Kementan, Siti Nurjanah pada Selasa [29/8] menanam varietas padi Inpari 49 dengan potensi hasil 9,54 ton/ha, sementara lokasi lahan Non CSA sebagai pembanding menanam Inpari 32.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian CSA dari SIMURP memiliki dampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.

"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.

Baca juga: Teknologi CSA Genjot Produktivitas Gabah Lebih Banyak

Menurut Mentan Syahrul, kehidupan di pedesaan akan menjadi baik dan kuat apabila penyuluh dapat memanfaatkan dan mengadopsi teknologi inovasi dari hasil penelitian.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti dampak kegiatan CSA selain meningkatkan produktivitas, juga mampup menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].

"Kehadiran SIMURP, diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.

Tidak hanya menyasar masalah teknis budidaya tanaman pangan, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP.

Baca juga: Produktivitas Naik, Petani Karawang Apresiasi Dukungan CSA Kementan

Pada lahan Demplot Percontohan Scalling Up di Desa Sukra Wetan, Camat Sukra, Dadang Rusyanto menyatakan optimis produksi padi teknologi CSA, mampu mendukung target menjadikan Indramayu sebagai 'lumbung pangan nasional'.

"Melihat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi di lapangan dengan teknologi CSA, kami optimistis produksi di Subang akan mampu memberikan kontribusi target menjadi lumbung pangan nasional," katanya.

Dukung Indramayu Jadi Lumbung Padi Nasional

Penyuluh Pusat Kementan, Siti Nurjanah menyatakan komitmen pemerintah mendukung target Indramayu menjadi lumbung pangan nasional, didukung teknologi CSA yang menerapkan budidaya padi ramah lingkungan.

"Budidaya padi ramah lingkungan dimaksud antara lain dengan pupuk organik melalui pemupukan berimbang, pestisida nabati dipadu pengairan Alternate Wetting and Drying disingkat dan sistem tanam Jajar Legowo 2:1," katanya yang hadir di lapangan bersama penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukra.

Selain itu, kata Siti Nurjanah, teknologi CSA juga mampu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK] sehingga akan disebarkan ke seluruh Kecamatan Sukra di Indramayu, Jawa Barat. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat