Teknologi CSA Genjot Produktivitas Gabah Lebih Banyak
![Teknologi CSA Genjot Produktivitas Gabah Lebih Banyak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/09db2afa281096077f34864ca0afbbe7.jpeg)
DAMPAK El Nino yang mengancam kekeringan pada lahan pertanian Indonesia, diantisipasi oleh Teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) yang mengusung teknik irigasi efektif dan efisien, sehingga produktivitas Gabah Kering Panen (GKP) terjaga. Bahkan meningkat lebih 1,2 ton GKP di lahan Demplot Scalling Up CSA pada 24 kabupaten di 10 provinsi.
Keandalan CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) mengatasi dampak El Nino dikemukakan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluh) BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya, pada Temu Lapang Petani atau Farmers Field Day (FFD), di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (30/8).
Upaya dan komitmen Kementan mendukung produktivitas pertanian daerah diakui oleh Wakil Bupati Purworejo, Yuli Astuti didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila yang menghadiri FFD pada Demplot Scalling Up CSA di Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip, Purworejo bersama Kapusluh Bustanul Arifin Caya.
baca juga: CSA Kementan Bimbing Petani Pinrang Bikin Pestisida Nabati dari Bawang
Upaya Kementan bersama SIMURP dan pemerintah daerah sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa teknologi CSA berdampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi iklim dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya.
Mentan Syahrul memastikan kehidupan di pedesaan menjadi baik dan kuat apabila petani dan penyuluh memanfaatkan dan mengadopsi teknologi inovasi dari hasil penelitian CSA.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyoroti dampak CSA, selain meningkatkan produktivitas, juga mampu menekan emisi gas rumah kaca.
"Kehadiran SIMURP, diharapkan mendorong petani penerima manfaat SIMURP meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.
Dedi Nursyamsi mengingatkan, teknologi CSA tidak hanya menyasar teknis budidaya tanaman pangan, SIMURP diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola Balai Penyuluhan Pertanian.
Dari sejumlah laporan yang diterima, Kapusluh BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengakui kegiatan CSA mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian, lebih dari 1,2 ton GKP telah dihasilkan dan terjadi peningkatan.
"Hal ini menunjukkan, teknologi CSA mampu mendukung peningkatan produksi. Kesuksesan ini, kami harapkan juga diteruskan pada para petani lain. Tidak hanya di Kecamatan Banyuurip melainkan semua kecamatan, sehingga resonansi CSA bisa dirasakan seluruhnya di Kabupaten Purworejo hingga ke seluruh tanah air,” harap Bustanul.
Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti mengakui pemerintah pusat dan daerah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian, salah satunya melalui SIMURP yakni modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting.
"Kegiatan FFD merupakan wadah bersama untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan dan teknik terbaik bagi pertanian. Mari kita tetap semangat dan komitmen untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian. Mengadopsi teknologi baru serta menjaga kelestarian lingkungan demi generasi masa depan," ujarnya.
Sementara Kepala DKPP Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila menyoroti pelaksanaan Program SIMURP sejak 2020 yang dinilainya telah berjalan baik, karena manfaatnya dirasakan langsung bagi petani dan masyarakat perdesaan.
“Hari ini kami coba melihat realiasi hasil SIMURP. Ini penting untuk disebarluaskan, karena kita membutuhkan sosialisasi dan bukti agar program ini terus dikembangkan di Purworejo. Harapannya ke depan sinergi pusat dengan daerah dapat terus berjalan,” tutur Hadi. (N-1)
Terkini Lainnya
Kembali Buat Gebrakan, Mentan Libatkan Para “Jawara” Peternakan Sediakan Daging dan Susu
Kementan Gencar Sosialisasikan Kebijakan Pengembangan Tebu Rakyat
Kementan Melepas Ekspor Ubi Jalar ke Jepang dan Korea Selatan
BPS: Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Alami Kenaikan Mencapai 118,77
Kambing Perah, Jurus Baru Dukung Persusuan Nasional
UGM dan Kementan Pecahkan Rekor Muri Minum Susu dengan Peserta Terbanyak
89% Program Lembaga Filantropi sudah Selaras dengan SDGs
Edukasi Siswa SD Mengenal Keanekaragaman Hayati
Hadapi Krisis Perubahan Iklim, BMKG Bekali Petani Milenial dengan Sekolah Lapang Iklim di Imogiri Yogyakarta
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
BMKG: Fenomena Tingginya Suhu Perkotaan Harus segera Ditangani
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap