visitaaponce.com

89 Program Lembaga Filantropi sudah Selaras dengan SDGs

89% Program Lembaga Filantropi sudah Selaras dengan SDGs
Peluncuran bukuIndonesia Philanthropy Outlook 2024.(MI/USMAN ISKANDAR)

LEMBAGA filantropi semakin banyak yang menyelaraskan program-programnya dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Laporan terbaru bertajuk Indonesia Philanthropy Outlook 2024 menyebut 89% lembaga filantropi sudah menyelaraskan programnya dengan agenda SDGs atau indikator SDGs. Angka tersebut meningkat dari 84% pada laporan sebelumnya.

Dalam laporannya, Peneliti Senior Ipsos Indonesia Jimmy Daniel Berlianto mengungkapkan, walaupun secara aktivitas program para lembaga filantropi merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, tapi ada dua indikasi kemajuan.

Baca juga : Yayasan Bakti Barito Raih Penghargaan Aksi SDG Indonesia 2023

Pertama terkait partisipasi pemangku kepentingan. “Kita melihat indikasi semakin banyak lembaga filantropi yang melihat relevansi dan signifikansi dari melibatkan pemangku kepentingan, baik publik dan level pemerintah pusat dan daerah,” kata Jimmy dalam peluncuran Indonesia Philanthropy Outlook 2024 di Menara Bappenas, Jakarta Selatan, Selasa (2/7).

Indikasi kemajuan kedua adalah sinkronisasi dengan agenda global. Dua agenda tersebut antara lain sinkronisasi dengan target SDGs dan dengan perubahan iklim.

Ia juga menyebut kesadaran terhadap isu perubahan iklim meningkat di antara lembaga filantropi, bahkan pada lembaga yang tidak terkait langsung dengan isu-isu perubahan iklim. “Kalau sebelum-sebelumnya persoalan lingkungan hidup lebih ke waste management tetapi sekarang perubahan iklim menjadi isu tersendiri,” jelasnya.

Baca juga : Laksanakan Carbon Project, Pertamina Foundation Raih 4 Penghargaan

Sebanyak 69% responden dari 48 lembaga filantropi mengaku bahwa pihaknya sudah berkomitmen terhadap perubahan iklim. Namun, 31% responden belum menyelaraskan program dengan agenda perubahan iklim.

Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) Rizal Algamar mengungkapkan, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan khususnya SDGs, filantropi Indonesia mendorong gerakan untuk berkokreasi dan berkolaborasi antara anggota dan para pemangku kepentingan.

Indonesia Philanthropy Outlook 2024, kata Rizal, merupakan salah satu bentuk komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi dalam aspek data dan informasi. “Salah satu aspek penting ini perlu didorong sebagai acuan untuk perkembangan sektor filantropi yang berbasis data agar menciptakan dampak yang lebih efektif dan lebih luas,” katanya saat acara peluncuran.

Baca juga : IFA Jadi Momentum Pelaku Fundraising dan Filantropi Perbaiki Sistem Pengelolaan

Rekomendasi dalam outlook 2024 mencakup 5 elemen penting dalam penguatan filantropi di Indonesia. Pertama adalah memperkuat jaringan dan kolaborasi multipihak. Kedua pengembangan kapasitas lembaga, termasuk kapasitas pengumpulan dana.

Ketiga perbaikan terhadap peraturan terkait pilantropi. Keempat, memastikan semakin lengkapnya data terkait lembaga filantropi. Kelima memperkuat pencatatan hasil dan dampak program.

“Kita juga sedang membangun 3 platform, pertama philanthropy directory, supaya kita tahu anggota kita bekerja di mana saja, programnya apa saja, dan berapa investasinya. Kedua philanthropy impact. Kita ingin tahu program-program yang berdampak/berkontribusi terhadap masyarakat seperti apa, ukuran-ukurannya apa,” papar Rizal.

Baca juga : Danone Raih Enam Penghargaan di Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives 2023

“Ketiga adalah philanthropy learning center. Jadi kita ingin mendayagunakan kekuatan para anggota kita untuk sama-sama membangun kapasitas dari lembaga-lembaga filantropi yang ada di Indonesia, tidak hanya dari anggota PFI,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati menyebut capaian nasional SDGs mencapai 62% dari 222 indikator. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan kemajuan global sekitar 15% dari seluruh target dan Asia Pasifik sekitar 15,4%.

“Pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi besar yang diberikan berbagai pihak termasuk pegiat filantropi. Keberhasilan kita menepati posisi pertama sebagai negara paling dermawan di dunia adalah bukti nyata dari kuatnya budaya filantropi yang telah mengakar dari masyarakat Indonesia,” kata Vivi dalam pidato yang dibacakan Ahli Staf Menteri PPN/Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Pungkas Bahjuri Ali.

Dalam laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024, nilai donasi dari 48 lembaga filantropi selama 2021-2023 mengalami fluktuasi. Pada 2021, dana yang terkumpul mencapai Rp3.048 triliun, lalu pada 2022 Rp3.435 triliun, dan pada 2023 Rp2.824 triliun.

Perwakilan lembaga filantropi, Direktur Yayasan Bakti Barito Dian A Purbasari mendorong lebih banyak filantropi untuk bisa berkontribusi pencapaian SDGs. Ia menyebut dibutuhkan dana sekitar Rp24.000 triliun untuk bisa membiayai SDGs.

“Sementara dari 48 organisasi filantropi yang didata sudah tercatat sekitar Rp3.000 triliun. Sementara filantropi kita masih banyak lagi. Ini sebenarnya suatu kesempatan untuk bisa fill in the gap,” katanya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat