visitaaponce.com

Harga Pupuk Melambung Kerek Cabai Merahdi Pematangsiantar

Harga Pupuk Melambung Kerek Cabai Merah di Pematangsiantar
Harga cabai merah menanjak lantaran para petani kewalahan mencari pupuk selain langka di pasar.(MI/Apul Iskandar)

HARGA cabai merah perlahan tetapi pasti terus menanjak dalam dua pekan ini. Harga cabai merah di Kota Pematangsiantar Sumatra Utara kini tembus di angka Rp100.000 per kilogram.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan harga cabai merah sepekan lalu, tepatnya Rabu (8/6), di dua pasar tradisional Kota Pematangsiantar yang berada di bawah naungan Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya masih Rp70.000 per kilogram. Pantauan yang dilakukan di pasar tradisional di Gedung II Pasar Horas, Kota Pematangsiantar, seorang pedagang sayur mayur dan cabai, P boru Manalu, mengatakan kenaikan harga cabai mengalami sudah berlangsung sejak satu pekan yang lalu hingga saat ini.

Satu pekan yang lalu, kata dia, harga cabai merah masih di Rp70.000 per kilogram kemudian secara perlahan naik menjadi Rp85.000 per kilogram. Hari ini, Senin (13/6), harga cabai merah sudah tembus Rp100.000 per kilogram.

Harga cabai merah menanjak, katanya, lantaran para petani kewalahan mencari pupuk selain langka di pasar. Naiknya harga pupuk cukup memberatkan para petani sehingga produksi pertanian khususnya cabai merah menurun.

"Pupuk langka dan harganya mahal di pasaran, sehingga produksi pertanian seperti cabai merah juga menurun. Sabtu kemarin cabai merah dijual masih Rp85.000 per kilogram," kata P Boru Manalu saat ditemui di Pasar Horas Jaya, Gedung II Kota Pematangsiantar, Senin (13/6).

Masih di tempat yang sama tetapi berbeda gedung yakni Gedung III Pasar Horas, Rita Boru Siagian, yang juga pedagang cabai merah dan sayur mayur ini mengaku tidak sanggup membeli cabai merah dalam jumlah banyak karena harganya terlalu mahal. Diakuinya saat ini dia hanya mampu membeli cabai merah separuhnya dari jumlah pembelian per hari untuk dijual kembali.

"Biasanya saya beli 10 kilogram untuk dijual, tetapi pagi ini saya hanya membeli 5 kilogram yang sanggup karena mahalnya. Dampak kenaikan tersebut, orang yang biasanya membeli 1 kilogram menjadi seperempat saja. Konsumen mengurangi jumlah pembeliannya atau menggantikannya dengan membeli cabai hijau," bebernya.

Berdasarkan pengalaman dia berdagang di Pasar Horas, dia meyakini harga cabai bakal naik di atas Rp100.000 per kilogram dan akan tembus di angka Rp 150.000 per kilogram seperti pada 2015.

Di tempat terpisah, sorang petani cabai merah di Desa Dolog Huluan, Kecamatan Dolog Masagal, Kabupaten Simalungun Sumatra Utara, Nando Purba, mengungkapkan cabai merah di tingkat petani dijual kepada tengkulak masih Rp50.000 per kilogram, cabai hijau Rp30.000 per kilogram, dan cabai rawit Rp38.000 per kilogram beberapa hari lalu.

Dia mengakui melonjaknya harga cabai merah dalam dua pekan ini akibat kenaikan harga pupuk dan belum musim panen.
Saat ini, katanya, sudah memasuki musim kemarau sehingga pasokan dan ketersediaan cabai merah sangat terbatas.

Baca juga: Harga Cabai di Magetan Tembus Rp110 Ribu/Kg

"Memang pasokan dari lahan juga sudah berkurang. Petani sekarang tidak sanggup lagi menanam banyak dan luas lahan tanamannya karena modal yang dikeluarkan seperti harga pupuk tinggi saat ini," kata Nando. "Kami tidak mau untung-untungan dengan membuang modal. Ketakutan kami kan harga anjlok sementara modal sudah tertanam. Bisa mampus kita, bahkan sebagian malah sudah beralih ke tanaman lain yang lebih ringan modalnya," ujarnya.

Direktur Utama Perusaan Daerah Pasar Horas Jaya Toga Sahat Sihite yang menaungi dua pasar tradisional menyampaikan harga pangan komoditas utama di Kota Pematangsiantar per Senin (13/6) sudah melonjak hingga mencapai Rp100.000 per kilogram. "Cabai merah melonjak di harga Rp94.000 per kilogram, bahkan ada yang mencapai Rp100.000 per kilogram. Harga cabai merah raya di Pasar Horas sudah mencapai Rp94.000 per kilogram sementara di Pasar Dwikora Rp92.000 per kilogram. Cabai hijau di Pasar Horas dijual Rp48.000 per kilogram dan Rp46.000 di Pasar Dwikora," terang Toga. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat