visitaaponce.com

Dampak PMK, Penjualan Susu Perah Turun Drastis

Dampak PMK, Penjualan Susu Perah Turun Drastis
Peternak merawat sapi perah yang sakit di Desa Kandangtepus, Senduro, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (6/4).(Antara/Seno.)

PENJUALAN susu perah di sejumlah daerah mengalami penurunan akibat merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Selain produksinya turun, penjualan susu sapi dan harganya anjlok.

"Ini menjadi perhatian kami karena memang terjadi losing pada sektor perekonomian. Ini disebabkan oleh produksi susu sapi ini menurun dan peternak tidak bisa setor susu sapi ke KUD," ujar Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani di Surabaya, Senin (13/6).

Karena itu, Dinas Peternakan Jatim melakukan penanganan lebih dulu sapi perah dibandingkan sapi potong. Wabah PMK ini merupakan pekerjaan rumah bersama yang harus ditangani. "Untuk mengatasi gejala klinis, kami melakukan pengobatan secara sistematis. Selain itu, kami melakukan vaksinasi yang didahulukan yakni sapi perah terlebih dulu kemudian baru sapi potong," jelasnya.

Indyah mengatakan susu sapi yang terpapar PMK masih bisa dikonsumsi asalkan dilakukan pasteurisasi (dipanaskan dengan suhu tinggi selama beberapa waktu) terlebih dulu. Meski demikian, Indyah menegaskan sapi perah yang terpapar PMK dipastikan kesulitan memproduksi susu.

"Pada bagian puting sapi yang terkena PMK terdapat luka, sehingga air susunya tidak keluar. Kalaupun keluar susah sekali dan sapi mengalami kesakitan karena ada sumbatan akibat luka," katanya.

Terkait stok sapi, kambing, dan domba di Jatim menjelang Iduladha, Indyah memastikan cukup. Bahkan, stoknya masih mampu untuk menopang kebutuhan provinsi lain.

Baca juga: Sejumlah Kecamatan di Pesisir Selatan Terdampak Banjir

Menurut dia, akan ada pendampingan oleh tenaga medis veteriner pada saat pemeriksaan antemortem dan postmortem ataupun pemotongan. Untuk penjual hewan kurban musiman, Indyah mengaku pihaknya bersama kabupaten/kota, TNI, dan kepolisian akan melakukan pengawasan.

"Untuk SOP lalu lintas hewan ternak sudah ada aturan secara teknis. Nah, SOP ini sudah kita buat bagaimana dari daerah wabah, bagaimana dari daerah tertular, dan daerah bebas yang nanti kami sosialisasikan minggu depan. Untuk pemeriksaan kepada hewan ternak yang akan dijual oleh pedagang musiman, saat ini sudah kami lakukan," katanya. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat