visitaaponce.com

Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Garut Berangkat Sekolah dengan Perahu Karet

Jembatan Putus, Puluhan Siswa di Garut Berangkat Sekolah dengan Perahu Karet
Siswa menyeberangi sungai dengan perahu karet di Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jabat(MI/Kristiadi)

PULUHAN siswa dan orangtua dari Kampung Pananggungan, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat menaiki perahu karet untuk berangkat ke sekolah di hari pertama masuk sekolah Senin (18/7) pagi setelah dua jembatan putus diterjang banjir bandang.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, pihaknya menerima laporan dari warga adanya jembatan penghubung antara Kecamatan Karangpawitan dan Banyuresmi putus diterjang banjir bandang sejak Jumat (15/7). 

Namun, laporan tersebut itu langsung ditindaklanjuti bersama TNI, BPBD dan FAJI dengan menyiapkan sejumlah perahu karet untuk membantu menyebrangkan para siswa dan orangtua yang mengantarkan pada hari pertama masuk sekolah.

"Kami menyiapkan perahu karet dari Satpolair, dibantu TNI, BPBD dan FAJI karena banyaknya anak dari Karangpawitan yang menuju sekolah menuju Banyuresmi dan bagaimana caranya agar para siswa tetap sekolah di hari pertama. Karena, dari data yang diterima jumlah siswa terhambat sekolah mencapai 70 orang tetapi, ke depan akan menyiapkan jembatan bailey, koordinasi dengan Zipur," katanya, Senin (18/7).

Ia mengatakan, untuk menyeberangi sungai, para siswa dan orangtua menggunakan perahu karet. Selain itu, Polres Garut juga menyiapkan kendaraan dinas di wilayah Kecamatan Garut Kota. Karena, putusnya jembatan menghubungkan dari Muara Sanding menuju Dayeuh Handap dan di kawasan perkotaan.

"Kami juga menyiagakan di beberapa tempat untuk kendaraan dinas agar bisa mengantar mereka dengan cara jemput siswa ke sekolah karena memang dibutuhkan. Namun, selama ini jembatan yang putus menghubungkan antara Desa Lengkong Jaya, Karangpawitan dengan Sukasenang, Banyuremi sekarang ini banyak siswa sekolah di Sukasenang melalui jalan dan jaraknya lebih dekat," ujar Kapolsek Banyuresmi, Kompol Supian BJ.

Menurutnya, pemakaian perahu karet selama ini tidak hanya untuk siswa dan orangtua saja, selama kegiatan itu juga tim mengangkut warga yang hendak menyebrang untuk kepentingan lain, seperti belanja dan berobat. Kegiatan penyebrangan dipastikannya semuanya dilakukan dengan cara yang aman.

"Seluruh siswa, warga, termasuk juga yang lain antarnya menggunakan rompi keselamatan, karena kondisi air Cimanuk sekarang ini relatif surut namun masih cukup deras. Jembatan penghubung bagi warga memang putus usai diterjang banjir bandang dan longsor, tetapi upaya menggunakan perahu hingga memakai rompi lebih aman," paparnya.

Baca juga : Disdikpora Cianjur Diminta Tuntaskan Pendataan Jumlah Siswa Lulusan SD

Sementara salah satu orangtua siswa, Odas, 38, mengatakan, dirinya sempat berpikir untuk tidak sekolah di hari pertama setelah liburan akhir semester akibat putusnya jembatan tersebut.

"Kami bersyukur bisa berangkat ke sekolah di hari pertama meski awalnya mereka sempat berpikir untuk tidak sekolah karena jembatan menuju sekolah mereka hancur. Kami, selalu bersyukur anak kami bisa bersekolah hingga anak-anak memang sudah kangen kembali belajar tatap muka setelah liburan kemarin selama beberapa minggu," katanya.

Seorang siswa, Leudira, 8, mengaku senang bisa tetap sekolah di hari pertamanya, meski awalnya sempat bingung karena jembatannya putus. 

"Terus kemarin kata mamah katanya, masih bisa tetap sekolah karena mau diantar jemput oleh bapa Polisi dan TNI menggunakan perahu karet menyebrangi sungai," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Ade Manadin mengatakan, banjir bandang dan longsor yang menerjang 14 kecamatan telah menyebabkan ratusan siswa terdampak. Ia menginstruksikan kepada seluruh kepada sekolah untuk membolehkan para siswa tidak menggunakan seragam ketika saat mengikuti sekolah.

"Data sementara yang sudah masuk, ada 300 siswa terdampak karena pakaiannya terbawa arus Sungai Cimanuk, tempat tinggalnya tidak ada atau terendam hingga Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sudah mengambil langkah untuk membagikan perlengkapan bagi siswa sekolah mulai dari seragam, sepatu, tas, buku di hari pertama masuk, tapi pembagiannya itu belum seluruh siswa mendapatkan bantuan," katanya.

Akibat banjir, sebanyak 3 sekolah juga terdampak di Kecamatan Banyuresmi dan Cikajang.

"Untuk di Banyuresmi ada dua sekolah yang terendam, yaitu SDN Sukaratu 1 dan SMPN 2 Banyuresmi dan di Kecamatan Cikajang SDIT Al-Ittihad, karena sekolah itu sempat dimasuki air dan rata-rata dinding tembok jebol dengan ketinggian air mencapai 2 meter. Namun, kami juga mengapresiasi petugas dari TNI, Polri, BPBD dan FAJI turut membantu terutamanya dalam penyebrangan siswa memakai perahu karet," pungkasnya. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat