visitaaponce.com

Djarum Foundation Tanam 5.000 Bibit Mangrove di Bali

Djarum Foundation Tanam 5.000 Bibit Mangrove di Bali 
Penanaman Mangrove di Bali oleh Dajrum Foundation bersama Komunitas Siap Sadar Lingkungan(MI/M Taufan SP Bustan)

BAKTI Lingkungan Djarum Foundation kembali beraksi. Melalui program Trees for Life, mereka menanam 5.000 bibit mangrove di kawasan taman hutan raya mangrove Ngurah Rai, Pemogan, Denpasar, Bali, Rabu (31/8). 

Dalam aksi itu, Djarum Foudantion mengajak anak muda dari pelbagai universitas yang tergabung dalam komunitas Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling). 

Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji mengatakan, Djarum Trees for Life telah terbentuk pada 1979. Diawali dengan penghijauan di Kudus, program itu telah menanam lebih dari dua juta pohon.Program tersebut memiliki pusat pembibitan tanaman untuk mendukung program penanaman trembesi, konservasi di sekitar pantai, dan juga konservasi hutan.

“Dan pelbagai program dijalankan berkesinambungan dan saling melengkapi, demi masa depan lingkungan Indonesia yang lebih baik,” terangnya di tengah kegiatan penananam 5.000 mangrove di Pemogan.

Menurut Supanji, penaman mangrove di Bali kali ini sebagai bentuk kepededulian dan tanggung jawab Djarum Foundation untuk menjaga lingkungan. 

Menurutnya, melalui program Djarum Trees For Life, Djarum Foundation telah melakukan pelbagai upaya pelestarian lingkungan. 

“Yah, salah satunya dengan penanaman dan konservasi hutan mangrove di pesisir pantai Indonesia,” tegasnya. 

Supanji menjelaskan, penananam 5.000 bibit mangrove kali ini jumlahnya sangat kecil. Dibandingkan kerusakan alam yang masih berlangsung di bumi. 

Sehingga yang diharapkan dalam kegiatan ini menjadi stimulasi semua pihak, semua kalangan, umur yang sudah tahu akan lingkungan, termotivasi untuk sadar lingkungan. Terutama dalam menanam mangrove. 

“Mangrove kalau akarnya tumbuh dengan baik. Itu akan menjadi habitat penting bagi kehidupan biota laut, menjadi makanan bisa jadi duit untuk kemakmuran mayarakat,” tegasnya.  

Supanji menyebutkan, dengan mengajak mahasiswa khususnya yang tergabung dalam Siap Darling dalam penananam kali ini bisa menjadi inspirasi atau contoh nyata untuk kemudian bisa ikut bergerak peduli terhadap lingkungan. 

“Jadi, harapannya peduli lingkungan tidak hanya menanam mangrove saja. Tapi bisa dengan aksi lainnya,” ujarnya. 

Supanji memaparkan, Siap Darling merupakan wadah gerakan anak muda yang peduli lingkungan yang dibuat oleh Djarum Foundation. 

“Anak muda komunikasi dan gerakannya cepat. Sehingga diharapkan akan menstimulasi semua kalangan,” ujarnya. 

Baca juga : Majunya Kampung Terisolir di Delta Mahakam

5.000 bibit mangrove yang sudah ditanam akan tetap diawasi, dibantu oleh warga sekitar taman hutan raya mangrove Ngurah Rai.

“Yang pasti tetap dipantau dan dirawat selam enam bulan,” kata Supanji. 

Djarum Foundation memilih Bali sebagai pusat penanam kali ini karena Bali merupakan daerah wisata tertinggi di Indonesia. Supanji menambahkan, bahwa sebelum tahu Indonesia dulu, banyak orang luar tahunya di Bali. 

“Jadi kita percaya penjagaan magrove di Bali akan lebih terstruktur dan kita percaya akan kelangsungan hidup mangrove di Bali. Itu juga salah satu alasan menanam di Bali,” imbuhnya. 

Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Dyah Murtiningsih yang ikut dalam acara penanaman menyampaikan, mangrove punya manfaat yang sangat penting. Dan tidak hanya untuk masyarakat, tetapi juga mahluk hidup yang ada di laut. 

“Selain itu, mangrove bukan hanya untuk kelestarian lingkungan. Tetapi juga untuk sosial dan ekonomi,” katanya. 

Dyah mengaku, dengan manfaat yang begitu tinggi dari mangrove, KLHK terus berupaya melestarikan mangrove, bahkan pada area yang sudah rusak, bagus, dan cocok sebagai area mangrove. 

“Kami usahakan bagaimana mangrove itu direhabilitasi jika di suatu wilayah sudah mengalami kerusakan,” ungkapnya. 

Oleh karena itu, Dyah mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan mangrove. 
“Menjaga atau melestarikan mangrove bukan hanya karena tanamannya. Akan tetapi kita sadar bahwa mangrove begitu penting dan bermanfaat,” tutupnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bali I Gede Indra Putra yang membacakan sambutan Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster menambahkan, bahwa Bali memiliki kawasan hutan mangrove seluas 3.000 hektare.

Dari jumlah tersebut sebesar 44% (1.373,50 ha) ada di kawasan Tahura Ngurah Rai yang memiliki 17 spesies mangrove sejati (true mangrove) dan 16 spesies mangrove ikutan (mangrove associate), di samping itu juga terdapat pelbagai jenis burung, kepiting, dan ikan yang hidup di dalam kawasan ini.

Menurut Indra, seiring berjalannya waktu luas hutan mangrove Tahura Ngurah Rai mengalami penurunan diakibatkan pelbagai hal. Di antaranya, adanya konservasi kawasan hutan untuk peleagai kepentingan publik dan program nasional yang tidak dapat dihindari.

“Itu dikarenakan posisi kawasan Tahura Ngurah Rai yang sangat strategis berada pada pusat pertemuan industri pariwisata wilayah Sanur, Kuta, dan Nusa Dua,” tandasnya. (OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat