visitaaponce.com

Banjir di Hulu Sungai Tengah Meluas ke Wilayah Hilir

Banjir di Hulu Sungai Tengah Meluas ke Wilayah Hilir
Banjir yang terjadi di Hulu Sungai Tengah, Kalsel.(MI/Denny Susanto Ainan)

BENCANA banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, kini, meluas ke sejumlah wilayah di bagian hilir daerah aliran sungai (DAS). Total daerah terdampak banjir di Hulu Sungai Tengah sebanyak enam kecamatan dan 22 desa serta kelurahan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Tengah, Budi Haryanto, Senin (12/9), mengatakan, saat ini, kondisi di daerah hulu sudah surut, tetapi banjir justru meluas ke daerah hilir di sepanjang (DAS). 

"Sesuai karakteristik daerah kita, maka setelah kejadian banjir di bagian hulu akan turun ke hilir. BPBD telah memberikan peringatan kepada warga yang di daerah rawan banjir terutama sepanjang DAS," ucapnya.

Baca juga: Peningkatan Kualitas Jalan dan Jembatan Menuju IKN Dipercepat

Ditambahkan Budi, pihaknya juga dibantu berbagai pihak dan masyarakat telah memperbaiki kerusakan jembatan dan jalan yang terkena longsor. 

Tercatat ada tiga jembatan rusak dan empat titik longsor yang sempat menutup akses penghubung antardesa. 

"Bupati dan Forkopimda turun langsung ke lapangan menyalurkan bantuan dan ikut membantu perbaikan jembatan dan jalan tertutup longsor," ujar Budi.

Data keseluruhan banjir Hulu Sungai Tengah, Senin (12/9), melanda enam kecamatan yaitu Haruyan, Batu Benawa, Hantakan, Labuan Amas Selatan, Pandawan, dan Kota Barabai. 

Banjir kini masih merendami sebagian Kota Barabai, Kecamatan Labuan Amas Selatan, dan Pandawan dengan ketinggian air berkisar 50 cm hingga 70 cm.

Tercatat total ada 1.514 rumah warga yang terendam banjir dengan jumlah warga terdampak mencapai 1.616 keluarga atau 4.824 jiwa.

Berdasarkan ramalan BMKG Kalsel, hujan disertai angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Kalsel termasuk kawasan perairan dimana ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter di perairan selatan Kalimantan dan Kotabaru.

Pada bagian lain, terkait bencana banjir yang terus berulang Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel telah menyurati Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendesak dibangunnya embung/dam di sejumlah daerah rawan bencana banjir di kawasan Pegunungan Meratus. 

Bencana banjir yang berulang kali terjadi telah membuat perekonomian petani dan nelayan terpuruk.

"Kami akan kembali menyurati Menteri LHK terkait permintaan pembangunan embung atau dam ini. Surat pertama kami Desember 2021 lalu hingga kini belum ada tanggapan dari Menteri," keluh Kosim, Wakil Ketua KTNA Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Selain pembangunan embung, pihaknya juga mendesak dilaksanakannya program rehabilitasi DAS dan kawasan hutan Pegunungan Meratus. Kawasan Pegunungan Meratus sangat rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah luas lahan kritis mencapai 117 ribu hektare. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat