visitaaponce.com

DIY Ingin Jadikan Lereng Gunung Merapi Sentra Perkebunan Kopi

DIY Ingin Jadikan Lereng Gunung Merapi Sentra Perkebunan Kopi
Sri Sultan Hamengkubuwono X menyerahkan bibit kopi kepada petani di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Sabtu (24/9).(MI/AGUS U)

PEMERINTAH DAERAH Istimewa Yogyakarta melalui Gerakan Tanam Kopi (Gertak) menanam tidak kurang dari 50 ribu bibit kopi di Kawasan
Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang berada di lereng Gunung Merapi.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (24/9) tersebut dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus, serta Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.

Hendratmojo dalam kesempatan itu menyerahkan 50 ribu benih tanaman kopi, atau setara dengan 50 hektare. Bibit tanaman tersebut berasal dari Ditjen Perkebunan Kementan kepada Pemerintah DIY untuk ditanam di area lereng Gunung Merapi.

"Tanah di lereng Gunung Merapi ini adalah tanah yang mengandung debu vulkanik yang merupakan material organik yang dapat mendukung dan merangsang pertumbuhan tanaman, termasuk tanaman kopi," kata Hendratmojo.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto, mengatakan, penanaman bibit kopi untuk area seluas 50 ha itu sesuai dengan target Pemerintah DIY yang akan menjadikan wilayah Sleman utara sebagai sentra tanaman kopi.


Baca juga: Jaga Harga, Bulog NTT Gelontorkan 17,707 Ton Beras ke Pasar


Sebab, kata Sugeng, produk kopi DIY saat ini baru bisa memenuhi 10% dari kebutuhan dan konsumsi kopi di DIY. Maka dirasa perlu dilakukan
perluasan lahan tanaman kopi di DIY guna memenuhi permintaan kebutuhan kopi tersebut.

"Di 2023 akan ada lagi bantuan lagi sebanyak 500 ribu benih kopi dari Kementerian Pertanian yang akan ditanam di lereng Merapi," jelasnya.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menambahkan, kopi robusta lebih banyak berkembang di Kabupaten Sleman daripada jenis arabika. Pada 2021, luas area tanaman kopi arabica mencapai 36,6 ha, dengan produksi sebesar 17,8 ton biji kering yang tersebar di wilayah Cangkringan, Turi, dan Pakem.

Sedangkan untuk kopi robusta memiliki luas area tanaman mencapai 217,95 ha dengan jumlah produksi lebih dari 67,24 ton biji kering yang tersebar di 12 kapanewon (sebutan untuk kecamatan di seluruh kabupaten DIY) dengan populasi terbanyak berada di Kapanewon Cangkringan.

"Kami berharap dengan adanya perluasan lahan tanaman kopi, maka produksi kopi Sleman dapat semakin meningkat sehingga juga berkorelasi terhadap peningkatan pendapatan para petani kopi di Sleman," kata Kustini.

Ia menambahkan, 50 ribu bibit tanaman kopi yang diterima ini berupa bibit tanaman kopi robusta. Bantuan bibit dan pupuk organik ini akan didistribusikan kepada 20 kelompok calon penerima yang tersebar di wilayah Cangkringan, Pakem dan Turi yang kesemuanya di lereng Gunung Merapi. (OL-16)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat