visitaaponce.com

TPST Bondalem Mampu Olah Sampah 3 TonHari Jadi Pupuk Kompos

TPST Bondalem Mampu Olah Sampah 3 Ton/Hari Jadi Pupuk Kompos
Petugas TPST memilah sampah plastik(MI/Bagus Suryo)

TEMPAT pengolahan sampah terpadu (TPST) Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali mendorong kesadaran masyarakat desa menjaga kebersihan lingkungan. Pasalnya, TPST yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bondalem sejak 2018 ini terus berinovasi agar sampah yang dikelolanya bernilai ekonomis.

Perbekel Desa (Kades) Bondalem Gede Arya Odantara mengatakan pihaknya bersinergi dengan dinas terkait untuk mengolah sampah. Seperti, sampah plastik dimanfaatkan untuk campuran aspal untuk memgurangi sampah plastik yang merugikan lingkungan dan sulit diurai alam. Untuk itu Perbekel mantan Kabid di Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil ini akan mencoba menambah SDM lagi untuk dipekerjakan dalam memilah sampah plastik dan organik.

"Itu kebijakan yang akan kami lakukan untuk tahun 2023, mengurangi sampah dan menambah tenaga kerja," ujar Perbekel Gede Arya, Jumat (9/12/2022)

Antusias dari masyarakat tentang adanya TPST ini juga bisa dibilang cukup baik. Terbukti sudah 400 lebih pelanggan yang terdaftar di dalam TPST ini. Masyarakat akan diberi kemudahan dalam proses pembuangan sampah karena petugas TPST akan mendatangi rumah-rumah masyarakat yang menjadi pelanggan untuk diangkut sampahnya oleh petugas sebanyak dua hari sekali.

"Saya harapkan kedepan akan lebih banyak lagi masyarakat yang menjadi pelanggan TPST, sehingga sampah bisa terkumpul disatu tampat untuk dapat dipilah sesuai peruntukannya," tandasnya.

Manager Bumdes Bondalem Ketut Partayasa mengungkapkan, keberadaan Bumdes Desa Bondalem mulai terbentuk pada tahun 2014. Dimana di Bumdes tersebut membidangai beberapa program diantaranya simpan pinjam, unit pengelola sarana (UPS) air minum, pelayanan listrik online, perdagangan, wisata bahari "Diving" dan penanganan sampah melalui TPST.

Saat ini pihaknya mulai memfokuskan pada TPST guna menciptakan lingkungan yang sehat, bersih serta memberdayakan masyarakat sekitar. Dimana TPST ini sudah berdiri sebelum adanya Bumdes dan mulai diakusisi pada tahun 2014 silam. "Karena keterbatasan sarana dan prasarana TPST yang dulunya dikelola oleh perseorangan itu baru dimerger Bumdes pada saat terbentuknya Bumdes. Pihak Bumdes memfalisitasinya dengan mesin pencacah serta kendaraan roda empat hasil bantuan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Lingkungan Hidup," jelasnya.

Selain bantuan langsung dari Pemkab Buleleng, TPST Bondalem juga mendapat bantuan corporate social responsibility (CSR) berupa masing-masing 1 unit sepeda motor roda 3 dari Krisna dan sumbangsih dari pengelola penginapan setempat. Sedangkan dari pihak desa memfalisitasi berupa lahan serta penyertaan modal dari tahun 2018 sampai sekarang ini.

Saat ini TPST Bondalem memperkerjakan masyarakat lokal sebanyak 9 orang. Mengingat volume sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 3 ton perharinya. "Hampir 3 ton perhari kami
angkut sampah dari masyarakat Bondalem. Bahkan saat hari raya besar keagamaan bisa mengangkut sampah sampai 7 ton lebih," ujar Partayasa.

Partayasa menerangkan skema yang dipakai dalam mobilisasi pengangkutan sampah itu dengan cara masyarakat berlangganan langsung kepada TPST. Dimana setiap bulannya dikenai biaya Rp20 ribu. Petugas TPST akan menjemput langsung sampah itu ke rumah pelanggan setiap 2 hari sekali.

Produksi Pupuk Kompos

Selain memberi pelayanan jasa angkut sampah, pegawai TPST mulai memanfaatkan limbah sampah organik menjadi pupuk kompos. Dalam satu kelompok setiap bulan menghasilkan 1 ton pupuk kompos yang dijual dipasaran  Rp 800 perkilonya. Rencananya, pengelolaan pupuk ini akan disinergikan dengan Desa Les dan Desa Tembok terkait bahan baku pupuk seperti kotoran sapi. Bahkan sebagai sample awal, Pemdes Bondalem membeli langsung pupuk kompos itu sebanyak 40 ton untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat di Bondalem.

Pupuk produksi TPST ini sangat diapresiasi oleh masyarakat karena dibilang sangat bagus bagi pertanian. Melalui sampel yang diberikan Pemdes terkait pemberian pupuk gratis itu, masyarakat bisa terketuk untuk membeli pupuk di sini guna meningkatkan kesejahteraan pekerja dan tentunya memanfaatkan produk desa secara langsung.

Proses dalam pembuatan kompos itu terbilang mudah. Pihaknya menjelaskan dari sampah yang diangkut itu akan dipilah dahulu dari sampah organik dan non organik. Sampah organik itu akan di proses ke mesin penyacah terlebih dahulu sebelum dipermentasikan minimal selama seminggu dengan campuran kotoran sapi dan cairan C4, kemudian baru diayak sebelum dikemas menjadi pupuk.

"Minimal seminggu dipermentasikan ya. Kalau mau pupuk lebih bagus kwalitasnya bisa lebih dari seminggu. Namun hal itu tergantung kondisi cuaca juga, karena dalam proses permentasi itu dibutuhkan kelembaban dalam prosesnya agar lebih maksimal," ujarnya.

Untuk sampah plastik, pihaknya menjelaskan saat ini pengelolaan sampah plastik masih belum bisa dikelola karena keterbatasan SDMnya. Untuk sementara sampah plastik masih dikirim langsung ke TPA Bengkala. Namun demikian dengan adanya program tahun 2023 mendatang terkait penggunaan sampah plastik sebagai bahan dasar untuk membuat aspal yang dicanangkan Dinas PUTR Buleleng diharapkan mampu menjadi solusi sementara. (OL-13)

Baca Juga: Pabrik Pengelolaan Sampah BBJP Plant Pertama di Indonesia ...

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat