Pemda Flores dan Lembata tidak Serius Tangani Rabies meski Jatuh Korban Jiwa
PEMERINTAH Daerah yang ada di wilayah pulau Flores dan Lembata dinilai tidak serius menangani penyakit rabies yang melanda di wilayahnya masing-masing. Padahal, sudah ada 300 warga dinyatakan meninggal akibat gigitan anjing yang terjangkit rabies.
Demikian disampaikan oleh Ketua Komite Rabies Flores dan Lembata, dr.Wera Damianus, di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/12/2022).
Ketidakseriusan tersebut, menurut dia, nampak dati tidak adanya komitmen politik dalam bentuk regulasi penanggulangan rabies, baik di Flores dan Lembata. Hal ini dibuktikan belum adanya peraturan daerah di setiap kabupaten Flores dan Lembata. Selain itu, komitmen anggaran dari pemerintah daerah untuk digelontorkan dalam penanggulangan rabies di dalam APBD nol sehingga program penanggulangan rabies tidak akan terwujud
"Anggaran untuk penanggulangan rabies di setiap daerah tidak ada. Paling-paling dinas pertanian usulkan untuk pengadaan vaksin hanya rutin saja, itupun juga sangat sulit. Kalau kita ingin Flores dan Lembata bebas rabies maka butuh komitmen. Sekarang semua pada tidur dengan aman hingga kasus rabies tidak bisa diselesaikan," ujar dia.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah daerah agar membuat regulasi minimal peraturan kepala daerah dalam penanganan rabies. "Itupun kalau kita ingin bebas rabies," sindir mantan Wakil Bupati Sikka ini.
Dalam pemberantasan rabies, ia pun mendorong lima elemen harus bersatu. Pertama, elemen pemerintah daerah. Dimana, perlu dibuat regulasi peraturan daerah dan juga perlu adanya anggaran yang dialokasikan untuk pencegahan rabies di wilayah Flores dan Lembata.
Kedua, perguruan tinggi yang ada di Flores dan Lembata agar bisa terlibat aktif dalam
tindakan praktis, dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah daerah untuk ditindak lanjuti.
Ketiga, dunia usaha, seperti BUMN dan BUMD untuk membantu melalui dana CSR dalam penanggulangan rabies secara berkelanjutan. "Dana CSR yang ada dunia usaha jangan hanya digunakan beli buku, tetapi lebih kepada langkah pencegahan rabies," kata Damianus Wera ini
Keempat, masyarakat. Dimana masyarakat seringkali tidak dilibatkan dalam pencegahan rabies. Padahal, masyarakatlah yang memelihara ternak yang berpotensi pada rabies.
"Elemen terakhir, ada keterlibatan media massa dalam memberikan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat melalui tulisan agar masyarakat memahami bahaya rabies," ujar dia
"Jadi semua elemen masyarakat di Flores dan Lembata melibatkan diri untuk maju bersama dalam pemberantasan rabies sampai ketitik nol. Kita harus bersatu mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, masyarakat dan media massa. Saya harapkan lima unsur didukung Pemda berantas rabies di Flores dan Lembata," papar Wera Damianus
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Bupati Sikka Romanus Woga menyatakan bahwa penyakit rabies yang terjadi di Flores dan Lembata memberikan duka dan air mata, sejak tahun 1997 hingga sekarang.
Untuk itu, kata dia seluruh pihak perlu melakukan evaluasi, kenapa rabies tidak bisa dihilangkan secara total dari pulau Flores dan Lembata
Sekedar diketahui untuk tahun 2022, terdapat sembilan kasus kematian akibat rabies di Flores dan Lembata. Yang mana, kasus kematian paling banyak terjadi di Kabupaten Flores Timur yakni lima kasus. Sedangkan masing-masing satu kasus di Kabupaten Ende, Nagekeo, Manggarai dan Manggarai Barat. (OL-13)
Baca Juga: Ende dan Sikka Gencarkan Vaksinasi Bagi Hewan Penular Rabies
Terkini Lainnya
Pemda Diharapkan Mampu Optimalisasi Belanja
Dana Pemda di Bank Rp192,6 Triliun Dapat Dioptimalkan
Banyak Website Pemda Disusupi Konten Judi Online
Jokowi Minta Daerah Waspada Jaga Inflasi
Mantan Exco: Kerjasama PSSI dan Pemerintah Daerah Baik untuk Pembinaan Sepak Bola
Bappenas Mulai Penyelenggaran SDGs Action Awards
Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik 400 Meter
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 700 Meter
Eks Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli Ditahan
Anton Hadjon Maju Pilkada, Gerindra Flotim Siap Koalisi
PGRI Flotim Buka Layanan Pengisian E-Kinerja di Platform Merdeka Belajar
Giat Edukatif PGRI Flotim di Bulan Merdeka Belajar
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap