visitaaponce.com

Kabupaten Malang Tidak Memerlukan Beras Impor

Kabupaten Malang Tidak Memerlukan Beras Impor
Ilustrasi(ANTARA)

PEMERINTAH Kabupaten Malang, Jawa Timur menyatakan tidak memerlukan beras impor. Pasalnya, Kabupaten Malang saat ini surplus beras.

Hal itu ditegaskan Bupati Malang Mochamad Sanusi, Selasa (27/12). Ia menjelaskan beras impor yang masuk ke pasar justru merugikan petani. 

Seharusnya, pemerintah pusat meningkatkan pembinaan pada petani sejalan dengan penyediaan pupuk bersubsidi yang cukup. Dengan pembinaan dan pupuk murah akan meningkatkan semangat petani dalam mendongkrak produksi dan produktivitas padi. Alhasil, petani lebih sejahtera, ketersediaan pangan pun aman dan terkendali.

Namun, Sanusi menyatakan tidak bisa menolak kebijakan pemerintah pusat yang impor beras sesuai aturan. Di sisi lain, keberadaan beras impor itu tidak diperlukan di Kabupaten Malang sebagai lumbung pangan nasional. 

Yang diperlukan sekarang, lanjutnya, justru Bulog harus menyerap lebih banyak beras dan gabah hasil panen petani ketimbang impor beras. "Kita surplus beras, produktivitas panen padi sudah 12 ton per hektare.  Impor beras itu mematikan kehidupan petani," katanya.

Saat ini, surplus beras di Kabupaten Malang mencapai sebanyak 80.215 ton. Sebab, stok beras kini 281.356 ton dengan total kebutuhan konsumsi penduduk 201.141 ton.

Surplus beras sebanyak itu setelah mencapai produksi padi 438.934 ton dari luas panen sampai Oktober 61.900 ha. Stok beras yang ada mencukupi kebutuhan sampai empat bulan kedepan.

Bahkan, Kabupaten Malang diperkirakan surplus mencapai 96.848 ton pada 2022 atau mengalami kenaikan 15,15% ketimbang 2021. Total surplus terwujud bila produksi padi sebanyak 527.731 ton tercapai sampai akhir 2022 sehingga ketersediaan beras akan mencapai 338.276 ton. (OL-15)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat