visitaaponce.com

Tahan Penaikan Harga, Bulog Yogyakarta Gelontor Beras ke Pasar

Tahan Penaikan Harga, Bulog Yogyakarta Gelontor Beras ke Pasar
Ilustrasi(MI/Djoko Sardjono)

KANWIL Bulog Yogyakarta menggelontorkan beras untuk menahan penaikan harga beras di pasaran. Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Yogyakarta Muhammad Attar Rizal menyampaikan kegiatan ini dilakukan agar harga beras di tingkat konsumen bisa stabil dan mengendalikan inflasi.

"Saat ini, pergerakan harga beras mulai naik karena petani belum panen," kata dia saat meluncurkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Jumat (6/1).

Bulog pun turun tangan dengan menggelontorkan cadangan beras pemerintah yang akan dikirim ke Toko Pangan Kota (TPK) yang ada di kota dan kabupaten.

Untuk tahap pertama, Bulog Yogyakarta menggelontorkan empat ton beras ke TPK-TPK yang ada di Pasar Beringharjo, yang salah satunya TPK Segoro Amarto.

"Setiap hari kita drop ke TPK-TPK sesuai kebutuhan konsumen, permintaan pasar," ujarnya.

Dari pengalaman sebelumnya, kegiatan ini bisa menahan harga beras di pasaran agar tidak naik.

M. Attar Rizal menyampaikan, program ini menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Program SPHP ini juga sebagai perwujudan tiga pilar Ketahanan Pangan yang ditugaskan kepada Bulog yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas. Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu panik, Bulog Yogyakarta masih memiliki cadangan beras di gudang sekitar 6.000 ton. Bulog juga akan terus menyerap beras dari petani.

Sebelumnya, selama tahun 2022, Bulog Kanwil Yogyakarta telah menyalurkan beras untuk stabilisasi harga dengan nama program sebelumnya Ketersediaan Pasokan dan Harga Pangan (KPSH) sejumlah 53.368 ton.

Baca juga: Bulog Jamin Stok Beras untuk Permintaan Nataru Aman

Kepala Dinas Diseprindag DIY Syam Arjayanti menambahkan program ini selain bisa mengendalikan harga beras diharapkan juga bisa membantu pengendalian inflasi daerah. Pasalnya, tingkat inflasi DIY sebesar 6,49% pada 2022 masih di atas nasional yang hanya 5,51%.

Beras disalurkan ke pasar, outlet binaan, pengecer, dan lainnya dengan harga di depan pintu gudang Bulog, di atas alat angkut pembeli sebesar Rp8.300 per kg. Pedagang boleh menjual beras Bulog tersebut ke masyarakat maksimal harga eceran tertinggi (HET) Rp9.450 per kilogram.

Ia mewanti-wanti, pedagang tidak menjual beras Bulog tersebut di atas HET yang ditetapkan.

"Kalau ketahuan (menjual lebih mahal dari ketentuan), pedagang tersebut tidak bisa menerima program ini kembali," ungkapnya.

Program ini rencananya akan digelontorkan sampai 31 Desember 2023, tetapi akan dievaluasi saat musim panen yang diperkirakan akan terjadi mulai Maret 2023.

"Kalau program ini terus digelontorkan saat panen, ini akan menekan kesejahteraan petani sehingga akan dievaluasi saat memasuki panen raya," pungkasnya.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat