visitaaponce.com

Infrastruktur Jalan Ubah Wajah Pahang Waq, Surga di Timur Lembata

Infrastruktur Jalan Ubah Wajah Pahang Waq, Surga di Timur Lembata
Pengunjung menikmati makanan yang dijual warga di sekitar Pantai Pahang Waq, Lembata, Nusa Tenggara Timur(MI/ALEXANDER P TAUM)

KERJA keras harus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah ruas jalan dalam kondisi rusak cukup parah.

Salah satunya, segmen jalan Benihading II-Bean. Jalan sepanjang kurang lebih 4 kilometer itu rusak berat.

Kepala Dinas Pekerjaan umum Aloysius Muli Kedang mengungkapkan pihaknya telah mengajukan usulan pengerjaan jalan rusak tersebut dengan dana Inpres tahun 2023.

"Untuk dana inpres saya sudah usulkan untuk penanganan dari Benihading 2 ke Bean supaya bisa terkoneksi dengan jalan yang  sudah dikerjakan dengan dana DAK. Kita usulkan penanganan sepanjang 4 km dengan dana sebesar Rp14 miliar. Kami tangani yang rusak berat dulu. Mudah-mudahan bisa disetujui," ungkapnya.

Sementara itu, jalan menuju Pantai Pahang Waq sejauh 6 kilometer sudah dalam kondisi mulus. Aloysius mengatakan, perbaikan infrastruktur jalan menuju pantai eksotis Pahang Waq itu dikerjakan dengan dana DAK Penugasan. "Dikerjakan CV Permata Bunda."

Proyek lapisan penetrasi segmen Wowon-Bean-Pahangwaq senilai Rp10,5 miliar itu dinilai telah mampu membuka isolasi di Pahang Waq, Desa
Tobotani, Kecamatan Buyasuri.

Ekonomi Tumbuh

Ekonomi di Pahang Waq, daerah produsen pertanian itupun menggeliat.
Membaiknya infrastruktur jalan mendorong arus wisatawan domestik untuk menikmati keindahan alam di pantai itu.

Potensi inipun menjadi berkat bagi para petani setempat untuk menjajakan pangan hasil kebun, juga ikan yang ditangkap secara tradisional di laut yang relatif masih perawan.

Proyek yang selesai pada 2023 ini, menjadi penentu pertumbuhan ekonomi daerah yang jadi unggulan wisata, di era Bupati Lembata almahrum
Eliaser Yentji Sunur.

Pahang Waq sendiri adalah sebuah dataran luas yang eksotis, letaknya di
ujung Timur Pulau Lembata. Ia menjadi pusat pertanian bagi seluruh desa
penghuni Lereng Gunung Uyelewun.

Pemukiman dan lahan kebun  warga di lereng gunung Uyelewun yang berbatu
dan terjal, memaksa warga setempat untuk bercocok tanam di hamparan
datar Pahang Waq, puluhan kilometer dari Desa.

Lahan yang subur untuk bercocok tanam itu semakin  sempurnah dengan  
pemandangan Pantainya sangat indah dengan sebuah pulau kecil yang di
sebut Pahang Waq.

Setiap hari Minggu, Pahang Waq pun berubah menjadi pasar. Tempat warga
setempat menjajakan hasil kebun maupun hasil melautnya.

Martina, 62, warga asal Desa Mampir, Kecamatan Omesuri, menjelaskan,
setiap hari Minggu, dirinya menjual ikan bakar, jagung Titi, tuak putih, putu, dan sayur mayur.

"Karena ini hari Minggu, hasil melaut anak saya, kami panggang kemudian
kami jual di pantai ini," ungkap Martina.

Ia mengaku setiap hari pasar ia mampu meraup 500 ribu hingga 1 juta
rupiah, cukup untuk kebutuhan hidup sehari hari.

Ia berharap, pemerintah memperhatikan fasilitas penunjang seperti
listrik, air bersih, toilet dan gazebo di pantai Pahang Waq.

Keindahan pantai Pahang Waq mendapat apresiasi Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa. "Luar biasa sekali indahnya pantai ini. Perlu ada gazebo, toilet dan fasilitas lain di pantai ini. Mudah mudahan, segera bisa ada pembenahan di sini," ungkapnya. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat