visitaaponce.com

Peci Batik Jogokariyan Banyak Diburu Umat Muslim hingga Mancanegara

Peci Batik Jogokariyan Banyak Diburu Umat Muslim hingga Mancanegara
Jardiyanto memperlihatkan Peci Batik Jogokariyan(MI/ARDI TERISTI)

KAMPUNG Jogokariyan sudah dikenal luas dengan aktivitas keagamaan dan
sosial dari Masjid Jogokariyan. Pada Ramadan, kampung ini juga menjadi
magnet bagi masyarakat untuk datang karena keberadaan Kampung Ramadhan
Jogokariyan.

Namun, selain hal-hal tersebut, Kampung Jogokariyan ternyata juga memiliki ciri khas pada busananya, terutama pada peci yang digunakan. Peci tersebut bentuk perpaduan antara peci dengan ikat kepala batik. Karena keunikannya, peci ini akrab diberinama Peci Batik Jogokariyan.

Produsen Peci Jogokariyan, Jardiyanto, 48, menceritakan, munculnya Peci
Jogokariyan tidak lepas dari peran Pemerintah Kota Yogyakarta pada sekitar 2015. Saat itu, dirinya mengikuti pelatihan pemberdayaan masyarakat dan membuat produk yang bisa dijual untuk skala luas.

"Alhamdulillah, hasilnya ternyata positif dan bisa terus berkembang hingga sekarang," papar dia.

Perkembangannya pun cukup menjanjikan. dari awalnya hanya mampu menjual tiga peci sehari, kini bisa laku hingga dua ratusan peci perhari.

Pembeli pertamanya adalah orang Belanda yang sedang liburan ke Jogja dan melihat produknya dijual lewat Blogspot. Penjualan pecinya pun kan banyak dicari seiring semakin terkenalnya kampung Jogokariyan dan penggunaan media digital untuk penjualan.

"Dulu yang mengerjakan hanya saya sendiri, kini ada 42 karyawan yang
membantu," ujar dia.


Ekspor


Ia merinci, penjualan peci yang dibandrol sekitar Rp100 ribu hingga 200
ribu ini per hari bisa mencapai di atas 200 buah peci dengan omset Rp20-an juta per hari. Harga peci Jogokariyan berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per buah

"Saat Ramadan, peningkatannya sampai 300%. Omzet kami juga meningkat," terang dia.

Jardiyanto mengaku tidak kesulitan memenuhi permintaan tersebut karena
telah memiliki banyak stok. Jika calon pembeli datang langsung ke gerainya di Jalan Suripto, Kelurahan Mantrijeron, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta, mereka bisa mencoba langsung peci tersebut sebelum membeli.

"Kami menggunakan kombinasi antara batik dan udeng dengan tiga model, yaktu pradan, kian santang, dan udeng muslim," lanjut dia.

Motif batiknya pun beragam, sekitar 56 motif, seperti aneka motif parang, poleng, hingga batik kreasi.

Peci Jogokariyan tidak hanya dibeli oleh masyarakat Yogyakarta, tetapi juga luar Yogyakarta hingga luar negeri. Peci ini telah dikirim ke
pembeli-pembeli di luar negeri, seperti Malaysia, Tiongkok, Arab Saudi, hingga Inggris. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat