visitaaponce.com

Kapolda Pastikan Korban Dukun di Banjarnegara 12 Orang

Kapolda Pastikan Korban Dukun di Banjarnegara 12 Orang
Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi memaparkan kasus dukung penggandar uang di Banjarnegara(MI/WIDJAJADI)

KAPOLDA Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi memastikan tiga dari 12 korban yang dibunuh tersangka Slamet Tohari, 45, dukun penggandaan uang di Banjarnegara, sudah dapat teridentifikasi secara jelas. Penyebab kematian para korban ialah racun sianida.

"Terungkapnya kasus ini, berawal dari adanya SMS dari masyarakat pada 27 Maret, yang mengadukan orangtuanya hilang. Lalu saya memerintahkan Kapolres Banjarnegara menangani pelaporan itu. Selang lima hari tersangka ditangkap," kata Kapolda di kantor Polresta Surakarta, Kamis, Kamis (6/4) sore.

Ketika ditangkap, Mbah Slamet mengaku membunuh Paryanto. Lalu pada 4 April, ketika pembongkaran kubur Paryanto, tersangka mengaku kalau membunuh 5 orang. Namun ketika lokasi kebon penguburan dibongkar, ditemukan 9 jasad.

Dari 9 jasad yang dibongkar dari kubur itu, terdiri dari 6 pria dan 3 perempuan, yang sudah sulit diidentifikasi. Bahkan terakhir ditemukan lagi dua jenasah laki perempuan yang diidentifikasi sebagai suami istri, bernana Isyad dan Wahyu Tri Ningsih.

"Jadi jumlah korban keseluruhan ada 12 jenasah. Ini perlu saya tegaskan, agar tidak terjadi kesimpangsiuran, yang mengundang kegelisahan masyarakat yang mencari anggota keluarganya yang hilang lewat posko pengaduan di Polda maupun Polres Banjarnegara ," tegas  Luthfi, yang didampingi Kabiddokes Kombes Sumy Hastry Purwanti, Kepala Labfor Kombes Slamet Iswanto, Direskrimum Kombes Johanson Ronald Simamora serta Kapolresta Solo Kombes Iwan Saktiadi.


Ramuan padahal racun


Sementara itu, dari dua posko pengaduan ada 17 masyarakat yang mengadukan kehilangan keluarganya. Belum ada kejelasan dari penanganan kasus, apakah belasan pengadu itu keluarganya hilang karena dibunuh dukun Mbah Slamet.

Baik Tim Labfor maupun Tim Disaster Victim Identification Polda Jateng masih terus menelisik penyebab pasti kematian dan identifikasi atas 12 jasad.

Yang sudah teridentifikasi pasti ialah tiga jasad, yakni Paryanto asal Cikampek, Karawang, Jawa Barat, serta suami istri Isyad dan Wahyu Tri Ningsih dari Lampung.

Kabiddokes Polda Jateng Kombes Hastry mengatakan, untuk upaya mengidentifiksi para korban, maka Tim DVI menggunakan metode scientific ivestigation. Dengan bantuan keluarga korban, pemeriksaan dilakukan baik melalui sidik jari, gigi, golongan darah, atau pengenalan barang bukti yang menempel di jasad.

Sementara Kalabfor Polda Jateng Kombes Slamet Iswanto memastikan, para korban meninggal karena racun potasium sianida yang sangat mematikan dengan tempo yang cepat, dalam hitungan menit.

Lebih jauh, Kapolda menyatakan tersangka Slamet Tohari akan diperiksakan kejiwaannya, mengingat begitu sadisnya yang bersangkutan dalam melakukan serangkaian pembunuhan sejak 2020.

Dalam ritual, Mbah Slamet mengatakan kepada para korban, bahwa jika mampu bertahan satu jam usai minum ramuannya, maka proses penggandaan uang jutaan menjadi miliaran akan berhasil.

Ternyata itu hanya sekadar trik kriminal Mbah Slamet, karena ramuan yang diberikan kepada korban adalah racun.
 
Dalam pemeriksaan, tersangka mengaku para korbannya menyetor dana antara Rp50 juta-Rp70 juta. Ia menjanjikan uang itu bisa menjadi Rp5 miliar-Rp7 miliar.

Semua hasil kejahatan dari merampas uang para korban, dipergunakan tersangka untuk menutupi atau mengembalikan hutangnya.

Saat ini selain tersangka Slamet Tohari, Polres Banjarnegara juga menahan seorang pria bernama Bambang Santosa. Ia membantu mempromosikan kepiawaian Mbah Slamet melalui media sosial. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat