visitaaponce.com

Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies

Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies
Dokter hewan menyuntikkan vaksin anti rabies pada seekor anjing saat pelayanan vaksinasi rabies di Denpasar, Bali, Sabtu (25/3).(ANTARA/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

PEMERINTAH Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian Kabupaten Sikka membutuhkan sebanyak 1.000 dosis untuk disuntikkan ke hewan pembawa rabies (HPR) seperti anjing, kucing dan kera. Saat ini stok vaksin HPR sedang kosong.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jemmy Sadipun mengaku pada 2023 ini terdapat 12 kasus gigitan anjing di Kabupaten Sikka. Selanjutnya, 12 sampel otak anjing dikirimkan ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) yang ada di Denpasar, Bali.

Dari hasil pemeriksaan kata dia, terdapat enam sampel otak anjing dilaporkan positif rabies.

Baca juga: Jumlah Kasus Rabies di Agam pada 2022 Turun Dibanding 2021

"Bayangkan saja di tahun ini sudah ada 12 kasus gigitan anjing. Dari 12 sampel otak anjing yang dikirim itu terdapat 6 sampel otak anjing positif rabies. Stok vaksinasi rabies kosong di Kabupaten Sikka," ujar Jemmy, Rabu (26/4).

Untuk itu, pihaknya telah mengajukan permohonan bantuan vaksin rabies sebanyak 1.000 dosis kepada pemerintah Provinsi NTT.

"Kami sudah ajukan ke Provinsi NTT soal kebutuhan dosis vaksinasi HPR. Kami harapkan pihak dari Provinsi NTT secepatnya meresponnya," harap Jemmy.

Dia mengaku selama ini juga pihaknya terus melakukan segala upaya pencegahan seperti komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat. Meski begitu ia mengaku yang menjadi kendalanya kesulitan mengidentifikasi anjing yang berasal dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Sikka.

Baca juga: Pemda Flores dan Lembata tidak Serius Tangani Rabies meski Jatuh Korban Jiwa

"Kesulitan kita itu mengidentifikasi anjing dari luar yang masuk ke Sikka. Soalnya rata-rata anjing dari luar yang masuk ke Sikka belum divaksinasi. Kita juga berkaca dari kasus rabies di Kabupaten Sikka itu rata-rata anjing yang rabies itu belum divaksinasi," pungkas dia.

Sementara itu, Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata Dokter Asep Purnama mengaku kasus rabies di Kabupaten Sikka ini tidak terlepas dari minimnya cakupan vaksinasi HPR semenjak pandemi covid-19.

"Ketersediaan vaksin rabies sangat terbatas. Tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka umumnya perlu mendapatkan solusi segera. Jika tidak, maka korban meninggal karena rabies yang saat ini menimpa anjing, pada gilirannya akan menimpa juga pada manusia," jelas dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat