visitaaponce.com

Bayi di Gresik Meninggal Setelah Kaget Dengar Petasan, Ini Bahayanya Membuat Bayi Terkejut

Bayi di Gresik Meninggal Setelah Kaget Dengar Petasan, Ini Bahayanya Membuat Bayi Terkejut
Ilustrasi bayi meninggal dunia akibat kaget dengar petasan di Gresik.(Dok. StraitsTimes/Ist)

Seorang bayi di Gresik berusia 38 hari dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kaget mendengar bunyi petasan yang sangat keras di malam Lebaran, Sabtu, (22/4). Bayi berinisial HDN itu dinyatakan meninggal pada Kamis, (27/4) setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Keluarga korban mengatakan, setelah mendengar bunyi petasan bayi HDN langsung tersentak. Setelah itu mata sebelah kanannya tidak bisa terbuka dan lidahnya terangkat ke langit-langit mulut dalam posisi terlipat.

Setelah itu, sang bayi tidak memberikan respon signifikan, karena itu keluarga langsung membawanya ke klinik. Karena kondisinya yang parah, korban dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan. Selama senam hari dirawat bayi HDN harus menggunakan ventilator di ruang PICU hingga akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Dokter Anak Ingatkan Agar Bayi tidak Diajak Mudik dengan Sepeda Motor

Bayi yang baru lahir atau infant memang memiliki kondisi tubuh yang masih sangat rentan. Setiap paparan atau perubahan kondisi lingkungan tempatnya berada akan secara langsung berpengaruh pada kesehatan fisik dan perkembangan otak bayi.

Karena itu, bayi baru lahir hingga setidaknya usia 2 tahun harus diupayakan berada di lingkungan yang aman, nyaman, dan tenang. Dengan begitu ancaman membahayakan bisa diminimalisir.

Lalu sebenarnya apa bahayanya ketika bayi terkejut?

Baca juga: Ini Alasan Bayi yang Lahir Caesar Harus Segera Diberi ASI

Dilansir dari laman resmi departemen kesehatan daerah Victoria, Australia, Betterhealth.vic.gov.au, disebutkan bayi baru lahir hingga usia 2 tahun sangat rentan pada segala jenis trauma. Trauma bisa berupa banyak hal. Mulai dari yang paling ringan seperti berpisah lama dengan pengasuhnya, rasa lapar berkepanjangan, kilatan cahaya, suara bising, hingga akibat kejutan dan hentakan keras.

“Trauma akan berdampak secara langsung pada tubuh dan otak bayi,” bunyi laman tersebut.

Terkejut akibat suara nyaring seperti petasan bisa menjadi salah satu penyebab trauma berat pada bayi. Apalagi jika ketika kaget tubuh bayi mengalami hentakan kuat.

Shaken Baby Syndrome

Hentakan kuat yang terjadi secara tiba-tiba pada bayi adalah salah satu hal yang bisa berakibat sangat fatal seperti menimbulkan cedera otak permanen bahkan kematian. Terutama pada bayi di bawah satu tahun. Di dunia medis, kejadian hentakan kuat yang membuat bayi cedera berat disebut dengan shaken baby syndrome.

Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome tergolong salah satu bentuk kekerasan pada anak. Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf pada anak. Sebesar 95% cedera otak dan 64% cedera kepala pada anak berusia kurang dari 1 tahun disebabkan oleh tindak kekerasan yang membuat bayi mendapatkan hentakan hingga mengalai shaken baby syndrome.

“Saat bayi atau anak mengalami guncangan yang hebat, otak mengalami perputaran atau pergeseran terhadap aksisnya (batang otak). Hal ini menyebabkan robekan saraf dan pembuluh darah, menyebabkan kerusakan dan perdarahan otak,” bunyi keterangan di laman IDAI.

Karena itu, sangat penting bagi orang tua maupun semua orang yang di lingkungannya terdapat bayi untuk bisa menjaga ketenangan, keamanan, hingga tingkat kestabilan emosi. Dengan begitu segala bentuk kejadian yang beresiko mencederai dan membahayakan bayi bisa dihindari.

(Z-9)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat