visitaaponce.com

Peringati Hari Lebah Sedunia, Pakar Ingatkan Ancaman Pelestarian Lingkungan

Peringati Hari Lebah Sedunia, Pakar Ingatkan Ancaman Pelestarian Lingkungan
Peringatan Hari Lebah Sedunia digelar di Bandung(MI/NAVIANDRI)

BANYAK Faktor yang menyebabkan penurunan populasi lebah di dunia antara
lain perubahan iklim, hilangnya habitat, deforestasi dan penggunaan
produk perlindungan tanaman (prolintan) yang tidak berkelanjutan.

Penurunan populasi lebah di berbagai belahan dunia sangat
mengkhawatirkan, karena peran lebah sebagai penyerbuk sangat penting
baik dalam bidang pertanian, pelestarian hutan maupun di berbagai
ekosistem lainnya.

Menyikapi situasi yang mengkhawatirkan tersebut, pada 2017 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencanangkan World Bee Day atau Hari
Lebah Sedunia pada 20 Mei. Penetapan itu  adalah upaya PBB untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penyerbuk, ancaman yang dihadapi, dan kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan.

Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) sebagai asosiasi di bidang
entomologi (serangga) memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat luas terhadap lebah. Oleh karena itu PEI
berinisiatif mengadakan sebuah Dialog Forum Penyerbuk sebagai ajang
diskusi para akademisi, pembuat kebijakan, petani, peternak, dan sektor
swasta (private sector) untuk bersama-sama membangun diskursus mengenai
lebah dan pelestariannya dalam rangka mencari solusi untuk mengatasi
masalah perlebahan di Indonesia.

Lebah terancam


Ketua Pelaksana Forum Dialog Penyerbuk, Prof Damayanti Buchori
mengatakan, tahun ini, PEI kembali mengadakan Forum Dialog Penyerbuk di
Bandung, Jawa Barat (Jabar) yakni pada 20-21 Mei 2023. Forum dialog ini
diselenggarakan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB),
Universitas Padjadjaran (Unpad), Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) dan Indonesia Pollinator Initiative yang didukung oleh Syngenta.

"Pada 2021, PEI telah berdialog dengan berbagai pihak dan salah
satu temuannya adalah kelestarian lebah terancam karena hilangnya
habitat yang menjadi tempat hidup dan sumber makanan bagi lebah. Spesies lebah hutan Apis dorsata dilaporkan banyak menghilang dari kawasan Sumatra dan Kalimantan," jelasnya.

Menurut Damayanti, akibat dari hilangnya habitat bagi pohon sialang yang menjadi tempat lebah hutan tersebut bersarang, menyebabkan di beberapa daerah telah terjadi penurunan populasi spesies lebah tertentu.

"Lebah tampaknya kecil, tetapi dia memiliki dampak yang dahsyat bagi
kehidupan, sehingga perlu kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, maupun masyarakat
untuk bersama-sama menjaga habitat lebah dengan menjaga keberadaan pohon sialang maupun melakukan penanaman kembali pohon sialang," ujar
Damayanti.

Di sektor pertanian, lanjutnya, penurunan jumlah lebah akan
berdampak pada penurunan produksi pangan dunia. Lebah merupakan
penyerbuk paling produktif dan beragam di sebagian besar dunia, dengan
lebih dari 20.000 spesies yang tercatat.

Sementara itu, Ketua PEI, Prof  Dadang menerangkan, PEI sebagai asosiasi entomologi ingin meningkatkan kepedulian serta kapasitas anggotanya maupun masyarakat tentang serangga dan penyerbuk lainnya. Sebagai asosiasi yang memiliki perhatian terhadap serangga, PEI akan terus mendukung kegiatan-kegiatan positif untuk menjaga keanekaragaman
serangga di Indonesia, terutama lebah dan serangga penyerbuk lainnya.

"Upaya konservasi terhadap keberadaan lebah dan penyerbuk ini penting
untuk dilakukan karena lebah berperan penting dalam ketahanan pangan dan kesehatan," tandas dosen IPB itu. (N-2)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat